85
Tabel 4.13 Analisis Data Tes Hasil Belajar
Siswa Skor Tiap Butir Soal
Total Skor
Nilai Keterangan
Ketuntasan 1
2 3
4 5
6 7
A 10
6 10
3 11
8 13
61 87,14
Tuntas
B 10
9 10
4 11
4 13
61 87,14
Tuntas
C 10
6 10
9 11
8 13
67 95,71
Tuntas
D 7
3 2
3 2
2 2
21 30,00
Tidak tuntas
E 9
3 7
2 11
3 5
40 57,14
Tidak tuntas
E. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan proses pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan rencana, walaupun terdapat sedikit modifikasi. RPP 2 yang seharusnya
digunakan pada pertemuan kedua digabung dengan pelaksanaan RPP 1. Sehingga pertemuan pertama melaksanakan RPP 1 dan RPP 2.
Sedangkan RPP 3 dilaksanakan pada pertemuan kedua dan RPP 4 dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Pada pertemuan keempat
dilaksanakan tes hasil belajar dan pengisian lembar kuesioner serta wawancara.
Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa menunjukkan keantusiasannya dalam menggunakan program GeoGebra untuk
membantu semakin mamahami materi yang dipelajari yaitu prisma dan limas.
2. Motivasi Belajar Siswa
Kuesioner yang terdiri dari kisi-kisi tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, termotivasi terhadap bermacam-macam
masalah, senang bekerja secara mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya serta senang mencari dan
86
memecahkan masalah dapat dijawab oleh siswa dengan baik dan menghasilkan kualifikasi yang tinggi dan sangat tinggi. Selain
kuisoner, peneliti juga melakukan wawancara terhadap para siswa untuk
melihat motivasi
belajar mereka.
Hasil wawancara
menunjukkan bahawa siswa merasa terbantu dan tertarik pada saat penggunaan program GeoGebra. Hal tersebut menunjukkan bahwa
motivasi belajar siswa dapat meningkat dengan penggunaan GeoGebra
dalam pembelajaran matematika khususnya materi prisma dan limas.
Motivasi belajar siswa berdasarkan kisi-kisi : a.
Tekun menghadapi tugas Dari ketujuh indikator yang dibuat dalam kisi-kisi,
indikator tekun menghadapi tugas memperoleh persentase tertinggi yaitu 97,50. Persentase tersebut dihasilkan dari
pernyataan saya bersungguh-sungguh saat mengerjakan tugas atau soal matematika dengan menggunakan program
GeoGebra memperoleh skor 20 dan saya tidak suka
mengerjakan soal
matematika yang
terlalu rumit
memperoleh skor 19, seperti pada tabel 4.4. Ketekunan menghadapi tugas ditunjukkan dengan kemauan siswa
untuk mengenal dan mempelajari GeoGebra serta menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Siswa
tekun mempelajari dan memahami GeoGebra dan akhirnya
87
merasa terbantu dengan penggunaan GeoGebra dalam mempelajari prisma dan limas, seperti yang telah
disebutkan dalam analisis wawancara pada tabel 4.12. b.
Ulet menghadapi kesulitan Dari ketujuh indikator yang dibuat dalam kisi-kisi,
indikator ulet
menghadapi kesulitan
memperoleh persentase sebesar 93,75. Keuletan siswa dalam
menghadapi tugas ditunjukkan dengan usaha pantang menyerah
dalam mengerjakan
soal. Hal
tersebut ditunjukkan dengan pernyataan dalam kuisoner yang
berbunyi jika saya tidak dapat memahami perintah dalam program GeoGebra, saya akan bertanya kepada guru atau
teman memperoleh skor 18. Selain itu, keuletan menghadapi kesulitan juga ditunjukkan dengan pernyataan
pada kuesioner yang berbunyi saya berusaha mengikuti pembelajaran matematika topik prisma dan limas dengan
baik walaupun saya sering salah langkah dalam penggunaan program GeoGebra memperoleh skor 17.
Sedangkan pada kuisoner dengan pernyataan negatif yang berbunyi saya memilih diam saat pembelajaran matematika
topik prisma dan limas dengan menggunakan program GeoGebra
jika saya sudah mulai tertinggal beberapa langkah dari teman-teman saya memperoleh skor 20 dan
88
saya tidak mau mencoba lagi jika hasil pada program GeoGebra
saya salah memperoleh skor 20, seperti ditunjukkan
pada tabel
4.5. Siswa
menunjukkan keuletannya dengan tetap mau mempelajari GeoGebra
walaupun pada awal menggunakan GeoGebra terdapat siswa yang merasa kesulitan. Namun, kesulitan tersebut
dapat ditaklukkan dan akhirnya siswa dapat menggunakan program GeoGebra dengan baik pada materi prisma dan
limas. Hal tersebut terbukti pada tabel 4.12 analisis hasil wawancara.
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
Dari ketujuh indikator yang dibuat dalam kisi-kisi, indikator menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah memperoleh
persentase sebesar
86,25. Termotivasi terhadap bermacam-macam masalah diwakili
dengan pernyataan postif dalam kuesioner yang berbunyi ketika di kelas saya kurang paham dengan penjelasan guru
tentang materi prisma dan limas dengan program GeoGebra
, saya mengulangnya di rumah memperoleh skor 12 dan saya berusaha menggunakan fasilitas-fasiitas lain
yang ada pada program GeoGebra untuk mempelajari matematika memperoleh skor 17. Sedangkan pernyataan
negatif pada kuesioner berbunyi bila saya merasa bingung
89
dalam penggunaan program GeoGebra, saya memilih diam dan saya merasa program GeoGebra membuat saya
bingung. Kedua pernyataan negatif tersebut memperoleh skor 20. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel 4.6.
Termotivasi terhadap bermacam-macam masalah juga ditunjukkan dengan adanya kemauan siswa untuk mencoba
menggunakan GeoGebra untuk membuat bentuk-bentuk selain prisma dan limas. Dalam analisis hasil wawancara
pada tabel 4.12 terlihat bahwa siswa menunjukkan minat untuk mempelajari hal-hal baru yang tidak ditemukan
dalam buku paket yang biasa digunakan. Selain itu, siswa juga terlihat termotivasi dalam berbagai masalah dengan
berani mencoba hal-hal baru, membuat bangun datar atau bangun ruang baru yang tidak dipelajari pada saat
pembelajaran di kelas. d.
Lebih senang bekerja secara mandiri Indikator lebih senang bekerja secara mandiri memperoleh
persentase sebesar 92,50. Persentase tersebut dihasilkan dari pernyataan saya belajar materi prisma dan limas
dengan program GeoGebra tanpa disuruh memperoleh skor 17 dan saya menggunakan program GeoGebra hanya saat
bersama teman-teman memperoleh skor 20, seperti pada tabl 4.7. Beberapa siswa membuat pengakuan dalam
90
wawancara jika mereka lebih senang bekerja secara mandiri karena dengan bekerja sendiri kreatifitas dapat
lebih berkembang seperti terlihat pada tabel 4.12. Siswa lebih berani ber-eksplorasi membuat bangun-bangun datar
dan ruang yang baru. Hal tersebut sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan peneliti.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin
Indikator cepat bosan pada tugas-tugas rutin memperoleh persentase 87,50. Persentase tersebut dihasilkan dari
pernyataan saya senang membuat prisma dan limas yang sama pada program GeoGebra karena saya sudah paham
dengan skor 17 dan saya bosan belajar matematika dengan menggunakan program GeoGebra dengan skor 18.
Presentase pada indikator ini tidak setinggi indikator- indikator sebelumnya seperti terlihat pada tabel 4.8. Hal ini
disebabkan karena beberapa siswa masih mempelajari hal yang dipelajari hal sama di rumah. Siswa tidak cepat
bosan terhadap tugas-tuas rutin karena dimungkinkan pada saat di kelas, siswa tersebut belum begitu paham tentang
materi prisma dan limas dengan menggunakan GeoGebra sehingga masih mengulangnya di rumah. Analisis
wawancara pada tabel 4.12 menunjukkan hal demikian.
91
f. Dapat mempertahankan pendapatnya
Indikator dapat mempertahankan pendapatnya memperoleh persentase 76,67 dalam kuesioner. Hasil tersebut
termasuk rendah jika dibanding ke-enam indikator yang lain. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.9. Namun, persentase
tersebut masuk dalam kriteria tinggi. Persentase tersebut diperoleh dari pernyataan positif yang berbunyi saya
membantu teman dalam menggunakan program GeoGebra karena saya yakin cara saya benar dengan skor 15 dan
dengan menggunaka program GeoGebra, saya lebih paham materi prisma dan limas dengan skor 18. Sedangkan
pernyataan negatif pada kuesioner berbunyi saya akan mengikuti car teman jika saya mulai kebingungan dalam
menggunakan program GeoGebra dengan skor 13. Hal tersebut
semakin didukung
dengan analisis
hasil wawancara
pada tabel
4.12 yang
menunjukkan kekonsistensian siswa dalam menberi jawaban tentang
GeoGebra . Siswa menceritakan bahwa GeoGebra dapat
membantu proses pembelajaran matematika topik prisma dan limas.
g. Senang mencari dan memecahkan masalah
Indikator lebih senang bekerja secara mandiri memperoleh persentase terendah, yaitu sebesar 75,00. Persentase
92
tersebut dihasilkan dari pernyataan positif yang berbunyi saya senang menggunakan program GeoGebra untuk
membuat bangun ruang lain memperoleh skor 18. Sedangkan pernyataan negatif pada kuesioner berbunyi
saya puas jika dapat membuat prisma, limas, jaring-jaring prisma dan jaring-jaring limas dalam program GeoGebra
sendiri dengan skor 9 dan saya sudah puas jika saya dapat membuat prisma dan limas dengan program GeoGebra
seperti dengan contoh yang diberikan guru dengan skor 8, seperti yang tertulis pada tabel 4.10. Selain itu, berdasarkan
analisis hasil wawancara pada tabel 4.12 terlihat bahwa siswa senang mencari dan memecahkan masalah dengan
cara memcoba membuat bangun ruang lain seperti kubus dan tabung dengan GeoGebra walaupun di kelas hanya
diajarkan tentang prisma dan limas. Pembelajaran menggunakan program GeoGebra pada materi
prisma dan limas dapat dikatakan efektif jika persentase setiap indikator motivasi mencapai 75. Berdasarkan hasil kuesioner dan di
dukung oleh wawancara, pembelajaran menggunakan program GeoGebra
dilihat dari motivasi dapat dikatakan efektif karena setiap indikator mencapai 75. Bahkan rata-rata keseluruhan indikator juga
berada diatas 75 yaitu sebesar 87,02.
93
3. Hasil Belajar Siswa
Keberhasilan penggunaan program GeoGebra dilihat dari hasil belajar siswa berdasarkan KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang
telah ditentukan oleh pihak Jogja Patriae Academy. KKM Kriteria Ketuntasan Minimal untuk pelajaran matematika di kelas VIII Jogja
Patriae Academy adalah 70. Berdasarkan tabel 4.6 terdapat 3 siswa yang tuntas dan 2 siswa yang belum memenuhi KKM, dengan
presentase masing-masing adalah 60 dan 40. Pembelajaran menggunakan program GeoGebra pada materi
prisma dan limas dapat dikatakan efektif jika persentase ketuntasan siswa mencapai 75. Berdasarkan hasil belajar siswa, pembelajaran
menggunakan program GeoGebra belum efektif walaupun jumlah siswa yang berhasil memenuhi KKM lebih banyak daripada siswa
yang belum memenuhi KKM. Jumlah siswa yang memenuhi KKM baru mencapai 60.
Rata-rata keseluruhan hasil belajar berada di atas KKN yaitu sebesar 71,42. Hal tersebut dikarenakan siswa yang memenuhi KKM
memperoleh nilai yang tinggi yaitu 87,14 ; 87,14 dan 95,71. Sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM memperoleh nilai yang
sangat rendah yaitu 30 dan 57,14. Berdasarkan nilai yang diperoleh masing-masing siswa menunjukkan perbedaan akademis yang sangat
mencolok. Salah satu penyebab perbedaan ini dimungkinkan karena siswa-siswa yang belum memenuhi KKM tersebut memang
94
membutuhkan pendampingan yang lebih serta membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dalam memahami maupun mengerjakan soal
daripada ketiga siswa yang memiliki nilai diatas KKM. Hal itu terbukti pada saat proses pembelajaran. Kedua siswa tersebut sering
bertanya kepada peneliti baik tentang materi atau soal latihan yang sedang dikerjakan. Setiap pembelajaran kedua siswa tersebut selalu
paham dan menyelesaikan soal paling akhir di banding teman- temannya yang lain dan tak jarang jawabannya kurang tepat. Pada
beberapa kali kesempatan peneliti juga membantu kedua siswa tersebut untuk melakukan penghitungan dikarenakan beberapa
kesalahan yang dilakukan oleh kedua siswa tersebut.
F. Kelemahan Penelitian