2.10. Benda Tiga Dimensi
Benda 3 dimensi merupakan benda yang mempunyai banyak ruang atau volume sehingga benda akan tampak lebih nyata. Benda 3 dimensi memiliki ukuran panjang, lebar,
dan tinggi. Dapat dilihat pada contoh benda 3 dimensi pada gambar 2.25.
Gambar 2.25. Contoh Benda Tiga Dimensi [13].
2.11. Pengolahan Citra Digital
Pengolahan citra atau
Image Processing
adalah suatu sistem dimana proses dilakukan dengan masukan
input
berupa citra
image
dan hasilnya
output
juga berupa citra
image
. Pada awalnya pengolahan citra ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas citra, namun dengan
berkembangnya dunia komputasi yang ditandai dengan semakin meningkatnya kapasitas dan kecepatan proses komputer, serta munculnya ilmu-ilmu komputer yang memungkinkan
manusia dapat mengambil informasi dari suatu citra, maka
image processing
tidak dapat dilepaskan dengan bidang
computer vision
[14]. Sebuah citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi f
x,y
, dimana
x
dan
y
adalah koordinat
spasial
dan
amplitude
dari f. Citra digital terdiri dari sejumlah elemen tertentu, setiap elemen mempunyai lokasi dan nilai tertentu. Elemen
–elemen ini disebut
picture element
,
image element
,
pels
dan
pixels
. Sumber noise pada citra digital bisa terjadi sejak pengambilan atau transmisi citra. Kinerja dari sensor citra atau kamera dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti kondisi lingkungan selama pengambilan citra dengan kamera webcam, level pencahayaan dan suhu sensor adalah faktor utama yang mempengaruhi tingkat noise
pada citra yang dihasilkan [14].
Gambar 2.26. Contoh Koordinat Citra Digital [14].
2.12. Pemrosesan Citra 2.12.1. Citra
Grayscale
Proses awal yang banyak dilakukan dalam
image processing
adalah mengubah citra berwarna citra RGB menjadi citra
grayscale
, hal ini bertujuan untuk menyederhanakan model citra tersebut karena citra berwarna terdiri dari tiga layer matrik yaitu Red-layer, Green-
layer dan Blue-layer. Sehingga untuk melakukan proses-proses selanjutnya tetap harus memperhatikan tiga layer di tersebut. Bila setiap proses perhitungan dilakukan menggunakan
tiga layer, berarti dilakukan tiga perhitungan yang sama, sehingga konsep itu diubah dengan mengubah tiga layer di atas menjadi satu layer matrik
grayscale
dan hasilnya adalah citra
grayscale
. Dalam citra ini tidak ada lagi warna, yang ada adalah derajat keabuan yang memiliki nilai 0-255.
Citra
grayscale
merupakan citra digital yang hanya memiliki suatu nilai kanal pada setiap piksel. Warna yang dimiliki adalah keabuan, hitam dan putih. Citra hitam putih
mempunyai nilai kuantisasi derajat keabuan sampai tingkatan ke 256 artinya mempunyai skala abu dari 0 sampai 255 atau selang [0 255]. Citra ini membutuhkan 1 byte 8 bit untuk
representasi setiap pikselnya 256 =28. Gambar 2.25 menunjukkan contoh citra skala keabuan [15]
.
Gambar 2.27. Citra Skala Keabuan [15].
2.12.2.
Cropping
Cropping
citra merupakan salah satu langkah dalam pengolahan citra yang dilakukan untuk memotong satu bagian dari citra tertentu untuk memperoleh bagian yang diinginkan
untuk diolah. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang tepat sehingga memudahkan dalam proses pengolahan data.
2.12.3. Citra Biner
Citra biner adalah citra digital yang hanya memiliki dua kemungkinan nilai piksel yaitu hitam dan putih. Citra biner juga bisa disebut sebagai citra BW
black and white
atau citra monokrom. Hanya dibutuhkan 1 bit untuk mewakili nilai setiap piksel dari citra biner.
[15]
Citra biner sering kali muncul sebagai hasil dari proses pengolahan seperti segmentasi, pengambangan, morfologi, ataupun
dithering
. Contoh citra biner dapat dilihat pada gambar 2.26.
Gambar 2.28. Contoh Citra Biner [15]
.
2.12.4.
Resizing
Rezising
citra adalah mengubah besarnya ukuran citra dalam
pixel
. Tampilan citra tidak ada yang berubah tetapi hanya ukuran
pixel
dan matriksnya yang dirubah. Ukuan
resizing
menentukan kualitas gambar yang akan diproses.
2.12.5. Metode Pengenalan Benda
Untuk dapat mengenali suatu citra atau gambar, maka diperlukan suatu metode yang digunakan untuk melihat perbedaan data atau nilai yang dimiliki oleh masing-masing citra
atau gambar yang akan dikenali. Metode yang digunakan yaitu dengan melihat data nilai citra biner dari masing-masing bentuk benda.
Langkah untuk mengenalinya yaitu dengan terlebih dahulu mengamati dan melihat nilai citra biner dari masing-masing citra yang akan dikenali. Setelah mendapatkan data yang
diinginkan, maka dibuat sebuat
range
data yang merepresentasikan citra dari masing-masing benda yang akan dikenali. Gambar 2.27 akan menjelaskan penerapan citra biner saat
pengenalan citra digital ada .
Gambar 2.29. Aplikasi Citra Biner 8x8 kotak
pixel.
Dari gambar 2.27 dapat dilihat bahwa kotak berukuran 8x8
pixel
memiliki jumlah nilai biner 1 sebanyak 64 kotak
pixel
dipersentasikan warna hitam dan utuk nilai biner 0 sebanyak 34 kotak
pixel
dipersentasikan warna putih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.30. Aplikasi Citra Biner 4x4 kotak
pixel.
Untuk kotak berukuran 4x4 kotak
pixel
dapat dilihat digambar 2.28 bahwa nilai biner 1 sebanyak 16 kotak
pixel
yang dipersentasikan warna hitam dan untuk nilai biner 0 sebanyak 84 kotak
pixel
dan dipersentasikan warna putih. Untuk itu dapat dilihat perbandingan kotak berukuran kotak pixel dan 4x4 kotak
pixel
bahwa kotak berukuran 8x8 kotak
pixel
lebih besar dan dapat dilihat nilai binernya lebih banyak yaitu 64 kotak
pixel.
Sedangkan kotak 4x4 kotak
pixel
dapat dilihat lebih kecil dari 8x8 kotak
pixel
dan nilai binernya hanya 16 kotak
pixel.
37
BAB III
PERANCANGAN PENELITIAN
3.1. Proses Kerja Sistem
Pada pembuatan tugas akhir ini, akan dibuat sebuah prototipe
conveyor
yang dapat memilah lima macam bok dan memisahkan pada suatu tempat yang telah ditentukan.
Komponen yang diguankan yaitu
conveyor
, rangkaian sensor cahaya, ATmega32,
software
AVR,
webcam, software
Matlab, dan motor dc 24v. Cara kerja
conveyor
yaitu mula-mula box diletakan diatas
conveyor
satu yang akan membawa bok mendekati
webcam
dan rangkain sensor cahaya.
Webcam
akan mendeteksi luasan bok, kemudian akan diproses oleh laptop melalui
software
Matlab untuk mengenali luasan bok, setelah itu rangkaian sensor cahaya akan mendeteksi ketinggian bok kemudian
akan diproses laptop lalu dikomunikassikan kepada minimum system ATmega32 dan akan dikomunikasikan kematlab untuk diproses untuk menentukan ukuran bok akan dipindahkan
ketempat yang dinginkan untuk menjalankan
conveyor
dua sebagai alat bantu untuk meletakan bok sesuai ukurannya. Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem.
MOTOR CONVEYOR
1 RANGKAIAN
DRIVER
CONVEYOR 1
ATmega 32 RANGKAIAN
DRIVER
MOTOR CONVEYOR
2
CONVEYOR 2
LAPTOP WEBCAM
INFRARED