Penjelasan dan Langkah Awal Untuk Program Pengenalan Ukuran

4.2.2.3. Inisialisasi

Webcam Untuk melakukan proses pengolahan citra, maka dibutuhkan perangkat keras berupa kamera atau webcam . Oleh karena itu, maka diperlukannya proses inisialisasi perangkat keras tersebut agar dapat dikenali oleh Matlab. Inisialisasi webcam dapat dilihat pada listing program dapat dilihat pada gambar 4.15. Gambar 4.15. Listing Program Inisialisasi Webcam Untuk melakukan proses pengolahan citra, maka dibutuhkan perangkat keras berupa webcam . Oleh karena itu, maka diperlukannya proses inisialisasi perangkat keras tersebut agar dapat dikenali oleh Matlab . Perintah program “winvideo” adalah perintah program untuk menginisilasi webcam agar bekerja pada laptop dengan processor windows dan kemudian informasi tersebut akan diinisialisasi ke dalam program. Hal ini bertujuan agar webcam dengan software Matlab dapat melakukan komunikasi. „YUY2_640x480‟ format webcam yang digunakan.

4.2.2.4. Proses Pengenalan Citra

Proses pengolahan citra merupakan suatu proses untuk mengolah suatu kualitas gambar atau citra yang telah diambil kamera atau webcam agar gambar tersebut dapat dikenali dan memiliki nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai yang telah didapat kemudian diproses untuk mengklasifikasikan gambar-gambar tertentu. Proses secara berurutan yaitu mula-mula gambar diambil kemudian gambar yang telah diambil diproses dan diubah menjadi gambar grayscale dengan tujuan untuk mempermudah dalam pemrosesan. Langkah selanjutnya yaitu mengubah citra grayscale menjadi citra biner, hal ini dikarenakan saat pengenalan bentuk benda menggunakan metode citra biner. Setelah citra biner, Kemudian langkah terakhir yaitu proses penjumlahan data nilai citra biner yang telah dipotong menjadi sebuah nilai. Proses pengolahan citra ditunjukan pada listing program dapat dilihat pada gambar 4.16. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.16. Proses Pengolahan Citra

4.2.2.5. Proses Pengenalan Bentuk Benda

Berdasarkan percobaan kalibrasi setiap bok, maka dibuat sebuah range yang menentukan bentuk benda tersebut. Untuk bok 1 range data yang digunakan yaitu antara 75 - 95, sedangkan untuk bok 2 range data yang digunakan yaitu antara 96 -120, kemudian untuk bok 3 range data yang digunakan yaitu antara 290 - 325, untuk bok 4 range data yang digunakan yaitu antara 335 – 355 dan untuk bok tidak sesuai diluar range yang sudah ditentukan diatas. Dari data tersebut, maka dapat dibuat range nilai untuk mengetahui dan mengenali dari masing-masing bentuk benda. Dapat mengambil range nilai untuk masing- masing bok dengan mengantur saat kalibarasi untuk mententukan setiap range bok, karena kalau tidak begitu tidak dapat mengambil data. Listing program dapat dilihat pada gambar 4.17. Gambar 4.17. Listing Program Pengenalan Bentuk Benda Proses berjalannya program jika data memiliki nilai antara 75 - 95 maka akan tampil pada “edit7” benda yang terdeteksi yaitu bok 1, kemudian menjumlahkan nilai bok 1 yang terdeteksi sebanyak 1 dan hasil penjumlahan tersebut ditampilkan pada “edit1” lalu mengirimkan karakter „a‟ secara serial. Jika data memiliki nilai antara 96 -120 maka akan tampil pada “edit7” benda yang terdeteksi yaitu bok 2, kemudian menjumlahkan nilai bok yang terdeteksi sebanyak 1 dan hasil penjumlahan tersebut ditampilkan pada “edit2” lalu mengirimkan karakter „b‟ secara serial. Jika data memiliki nilai antara 290 – 325 maka akan tampil pada “edit7” benda yang terdeteksi yaitu bok 3, kemudian menjumlahkan nilai bok 3 yang terdeteksi sebanyak 1 dan hasil penjumlahan tersebut ditampilkan pada “edit3” lalu mengirimkan karakter „c‟ secara serial. Jika data memiliki nilai antara 335 – 355 maka akan tampil pada “edit6” benda yang terdeteksi yaitu bok 4, kemudian menjumlahkan nilai bok 4 yang terdeteksi sebanyak 1 dan hasil penjumlahan tersebut ditampilkan pada “edit4” lalu mengirimkan karakter „d‟ secara serial. Apabila data tidak berada didalam range bok 1, 2, 3 dan 4 maka akan juga tampil pada “edit6” benda yang terdeteksi yaitu bok tidak sesuai, kemudian menjumlahkan nilai bok tidak sesuai yang terdeteksi sebanyak 1 dan hasil penjumlahan tersebut ditampilkan pada “edit5” lalu mengirimkan karakter „e‟ secara serial.

4.2.3. Penjelasan Program AVR

Dijelaskan masing-masing fungsi pada listing program yang menggunakan software CodeVision AVR diantaranya program pengendali sensor photodioda menggunakan fasilitas ADC Analog to Digital Converter , program untuk komunikasi serial menggunakan USART Universal Synchronous Asynchronous Receiver Transmiter .

4.2.3.1. Pengendali Sensor Photodioda

Program pengendali sensor photodioda menggunakan fasilitas yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega32 yaitu ADC Analog to Digital Converter . Fungsinya yaitu untuk mengubah tegangan analog menjadi tegangan digital. Tegangan digital tersebut akan digunakan untuk mengontrol conveyor untuk membawa bok. Pada listing program yang ditunjukan gambar 4.17, digunakan read_adc0 yang artinya menggunakan PORTA.0 sebagai PORT masukan untuk mengubah tegangan analog menjadi tegangan digital. Pada bagian sensor= read_adc02 maksud dari pembagian 2 yaitu agar nilai desimal ADC maksimal yaitu 1023 dibagi 2 yaitu 511. Sehingga apabila tegangan masukan 0 Volt sampai 5 Volt, akan diubah melalui ADC menjadi 0 desimal hingga 511 desimal. Listing program dapat dilihat pada gambar 4.18. Gambar 4.18. Listing Program Pengendali Conveyor Pada bagian listing program gambar 4.18, fungsinya yaitu untuk mengendalikan motor penggerak conveyor yang dikontrol menggunakan PORTB.0. Terdapat nilai 200 pada bagian “if sensor=200” ini dimaksudkan untuk membuat PORTB.0 bernilai “0” jika nilai sensor lebih besar sama dengan dari 200 desimal ADC. Hal ini berarti menyebabkan motor pada conveyor berhenti berputar. Jika kondisi sensor kurang dari 200, maka motor conveyor akan terus berputar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI