BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Yang dimaksud dengan definisi operasional adalah pernyataan tentang definisi dan pengukuran variabel-variabel penelitian secara operasional
berdasarkan teori yang ada dalam pengalaman empiris. Dalam usulan penelitian ini definisi operasionalnya terdiri dari :
Hedonic Shopping Value X1: Umumnya istilah hedonisme hedonism
merujuk pada perolehan kesenangan melalui perasaan. Akan tetapi, dalam konteks perilaku konsumen istilah ini lebih kompleks, yaitu perasaan yang dicari
konsumen mungkin bukanlah kesenangan yang seragam. Jenis konsumsi hedonik lainnya adalah keinginan untuk melakukan kegiatan waktu luang, yaitu semua
kegiatan yang dicari untuk mengisi “waktu luang” atau “waktu non kerja” . Waktu luang adalah hal yang multidimensional, dan sejumlah kebutuhan yang berbeda
akan mendorong orang untuk mencarinya. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel hedonic shopping value sebagaimana dikembangkan oleh
Mowen dan Minor, 2002 : 221-223 meliputi:
X1.1 Keinginan. Di sini kegiatan dipandang oleh konsumen sebagai penghargaan untuk
dirinya sendiri.
28
X1.2 Kegiatan.
Di sini kegiatan begitu mengasyikkan sehingga orang melupakan semua hal tentang kehidupan sehari-hari ketika sedang melakukannya.
X1.3 Kebebasan.
Di sini kegiatan dilakukan sama sekali tanpa paksaan. Orang memiliki kebebasan yang dirasakan perceived freedom untuk melakukan atau
tidak melakukannya.
X1.4 Penguasaan. Di sini orang berusaha untuk mempelajari hal-hal yang baik atau
menangani beberapa kendala. Idenya adalah untuk menguji diri sendiri atau mengatasi lingkungan.
X1.5 Dorongan araousal
Kebutuhan akan dorongan adalah motivator utama dari kegiatan waktu luang. Pengisian waktu luang dengan hal-hal yang baru, kompleks, dan
berisiko secara temporer dapat meningkatkan tingkat dorongan dalam diri konsumen, yang menghasilkan perasaan yang menyenangkan.
Fashion Involvement X2: Keterlibatan konsumen consumer
involvement adalah pribadi yang dirasakan penting dan atau minat konsumen terhadap perolehan, konsumsi, dan disposisi barang dalam hal ini fashion
pakaian, jasa, atau ide. Dengan semakin meningkatnya keterlibatan, konsumen memiliki motivasi yang lebih besar untuk memperhatikan, memahami, dan
mengelaborasi informasi tentang pembelian. Indikator yang digunakan dalam
mengukur variabel fashion involvement sebagaimana dikembangkan oleh Mowen dan Minor, 2002 : 83-84 meliputi:
X2.1 Situasional
Terjadi selama periode waktu yang pendek dan diasosiasikan dengan situasi yang spesifik, seperti kebutuhan untuk mengganti sebuah produk
yang telah rusak.
X2.2 Abadi Terjadi ketika konsumen menunjukkan minat yang tinggi dan konsisten
terhadap sebuah produk dan seringkali menghabiskan waktunya untuk memikirkan tentang produk tersebut.
X2.3 Tanggapan
Kompleksitas pemrosesan informasi dan tingkat pengambilan keputusan oleh konsumen.
Impulse buying Y: Bahwa pembelian berdasar impulse terjadi ketika
konsumen mengalami desakan tiba-tiba, yang biasanya kuat dan menetap untuk membeli sesuatu dengan segera. Juga pembelian berdasar impulse cenderung
terjadi dengan perhatian yang berkurang pada akibatnya. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel Impulse buying sebagaimana dikembangkan
oleh Engel, 1995 : 202-203 meliputi:
Y1.1 Spontanitas. Pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi konsumen untuk membeli
sekarang, sering sebagai respons terhadap stimuli visual yang langsung ditempat jualan.
Y1.2 Kekuatan, Kompulsi, Intensitas.
Mungkin ada motivasi untuk mengesampingkan semua yang lain dan bertindak dengan seketika.
Y1.3 Kegairahan dan Stimulasi.
Desakan mendadak untuk membeli sering disertai dengan emosi yang dicirikan sebagai “menggairahkan,” “menggetarkan, “ atau “liar.”
Y1.4 Ketidakpedulian Akan Akibat.
Desakan untuk membeli dapat menjadi begitu sulit ditolak sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan.
3.1.2. Pengukuran variabel