Tabel 4.13. Tabel Hasil Uji Kausalitas
Uji Hipotesis Kausalitas Regression Weights
Ustd Std
Prob. Faktor ï Faktor
Estimate Estimate
Impulse_Buying ï Fashion_Involvement -0,033
-0,728 0,792
Impulse_Buying ï Hedonic_Shoping_Value 0,042
0,947 0,776
Batas Signifikansi ≤ 0,10
Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan kausal, maka hipotesis yang menyatakan bahwa :
a. Faktor Fashion Involvement berpengaruh positif terhadap Faktor Impulse
Buying, tidak dapat diterima [Prob. kausalnya 0,792 0,10 [tidak signifikan negatif.
b. Faktor Hedonic Shopping Value berpengaruh positif terhadap Faktor
Impulse Buying, tidak dapat diterima [Prob. kausalnya 0,775 0,10 [tidak signifikan positif.
4.5. Pembahasan
4.5.1. Pengaruh Hedonic Shopping Value terhadap Impulse Buying Pembelian Impulse
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis pengaruh Hedonic shopping Value terhadap Impulse Buying, diperoleh hasil
bahwa Hedonic shopping Value tidak berpengaruh terhadap Impulse Buying. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Park et al 2006, yang dalam penelitiannya mengemukakan bahwa, ketika pengalaman berbelanja seseorang menjadi tujuan untuk memenuhi kepuasan
kebutuhan yang bersifat hedonism, maka produk yang dipilih untuk dibeli bukan berdasarkan rencana awal ketika menuju ke toko tersebut, melainkan karena
impulse buying yang di sebabkan oleh pemenuhan kebutuhan yang bersifat hedonism atau sebab lain di luar alasan ekonomi seperti karena rasa senang dan
fantasi. Namun, berbeda dengan fakta yang terjadi. Dalam fakta dapat dilihat
bahwa, mengambil keputusan pembelian dengan menempatkan kesenangan tidak mungkin seragam diantara konsumen. Menurut Mowen dan Minor 2002: 221-
223, umumnya istilah hedonisme hedonism merujuk pada perolehan kesenangan melalui perasaan. Akan tetapi, dalam konteks perilaku konsumen
istilah ini lebih kompleks, yaitu perasaan yang dicari konsumen mungkin bukanlah kesenangan yang seragam. Penyebab, kesenangan yang tidak seragam.
Karena, masing-masing konsumen punya pandangan berbeda. Tergantung selera jenis produk dan tujuan pembelian, harga jual produk, status pekerjaan dan tingkat
pendapatan. Tetapi, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya, konsumen yang potensial selalu memperhatikan keadaan ekonominya dalam mengambil
keputusan pembelian. Awalnya, status pekerjaan dan tingkat pendapatan mempengaruhi pemilihan produk yang dibelinya atau dibelanjakan. Kemudian,
faktor harga jual produk menjadi pertimbangan, sebelum memilih atau mengambil keputusan dalam mengkonsumsi suatu produk.
Meskipun, Matahari Department Store dikenal sebagai peritel handal untuk kategori mode pakaian dan barang-barang keperluan rumah tangga yang
pada kesempatan dan waktu tertentu ditawarkan dengan berbagai promo dan
diskon. Apabila, konsumen yang potensial mengangap harga produk mode pakaian dan barang-barang keperluan rumah tangga diluar jangkauannya karena
latar belakang pekerjaan dan pendapatannya. Sewajarnya, konsumen akan menunda pembelian dan mencari alternatif pilihan lain dalam mengkonsumsi
suatu produk. Jadi, tidak harus bertindak seketikatiba-tiba impulse dalam mengambil keputusan pembelian.
4.5.2. Pengaruh Fashion Involvement terhadap Impulse Buying Pembelian