BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan bahan baku merupakan aspek yang sangat penting bagi perusahaan, karena tanpa adanya pengendalian persediaan bahan
baku yang baik maka berdampak pula bagi operasioanal produksi pada perusahaan tersebut.
Pada dasarnya pengendalian persediaan ini dapat diartikan dalam dua kata yang berbeda yaitu pengendalian dan persediaan, pengendalian dan
persediaan tersebut akan diperjelas pada pembahasan berikutnya.
2.1.1 Pengertian Pengendalian
Menurut Arman Hakim 2003, secara sederhana pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses yang dibuat untuk menjaga upaya realisasi dari suatu
aktivitas sesuai dengan yang direncanakan. Menurut Sofjan Assauri 1993:229 Pengendalian merupakan salah satu
kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam seluruh proses operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah
direncanakan lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas maupun biayanya. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah suatu
cara atau usaha untuk mendapatkan segala sesuatu yang telah direncanakan sesuai harapan dengan jalan memberikan perhatian terhadap bahan-bahan dasar, bahan
pembantu serta metode proses produksi dan faktor-faktor lain yang mendukung terhadap pencapaian tujuan.
2.1.2 Pengertian Persediaan
Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan.
Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang
memerlukan atau meminta barang atau jasa yang dihasilkan. Hal ini mungkin terjadi, karena tidak selamanya barang-barang atau jasa-jasa tersedia pada setiap
saat, yang berarti pula para pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya ia dapatkan.
Jadi persediaan sangat penting artinya untuk setiap perusahaan yang menghasilkan suatu barang atau jasa. Persediaan diadakan apabila keuntungan
yang diharapkan dari persediaan tersebut terjadinya kelancaran usaha hendaknya lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkan. Berikut akan diuraikan
beberapa pengertian persediaan oleh para ahli. 1.
Menurut Assauri Sofjan 1993:219 adalah suatu aktiva yang meliputi barang- barang milik dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang
normal, atau persediaan yang masih dalam proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses
produksi serta barang-barang jadi yang disediakan untuk memenuhi permintaan konsumen setiap waktu.
2. Menurut Eddy Herjanto 1999:219 adalah bahan atau barang yang disimpan
yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari
suatu peralatan atau mesin. 3.
Menurut Arman Hakim Nasution 1995:1 persediaan adalah sumber daya menganggur idle resources yang menunggu proses lebih lanjut. Yang
dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun
kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga. Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, parts yang disediakan dan bahan- bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta
barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu.
Adapun alasan diperlakukannya persediaan oleh perusahaan adalah karena :
1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk
memindahkan produk dari suatu tingkat proses lain, yaitu disebut persediaan proses dan pemindahan.
2. Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat
skedul operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya. Sedangkan persediaan yang diadakan mulai dari bentuk bahan mentah
sampai dengan barang jadi, antara lain berguna untuk dapat :
1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan
yang dibutuhkan perusahaan. 2.
Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.
3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga
dapat digunakan bila bahan tidak ada dalam pasaran. 4.
Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi.
5. Mencapai penggunaan masin yang optimal.
Arman Hakim 2003:95 dalam sistem manufaktur, persediaan terdiri dari 3 bentuk sebagai berikut :
a. Persediaan bahan baku.
Yaitu persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang yang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun
dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku. Bahan baku yang dimaksud di sini adalah bahan baku yang diperlukan pabrik untuk
diolah menjadi barang jadi maupun barang setengah jadi. b.
Persediaan barang setengah jadi. Yaitu persediaan yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam suatu perusahaan
atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk tetapi masih perlu proses untuk kemudian menjadi barang jadi. Tetapi mungkin saja barang
setengah jadi bagi suatu pabrik merupakan barang jadi bagi pabrik lain.
c. Persediaan barang jadi.
Yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual kepada konsumen. Biaya-biaya yang meliputi
pembuatan produk selesai ini terdiri dari biaya bahan baku, upah langsung serta biaya overhead yang berhubungan dengan produk tersebut.
Barang setengah jadi
Gambar 2.1 Proses Transformasi Barang jadi
Proses produksi Bahan baku
Teguh Baroto 2002:53 mengutarakan penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut :
a. Mekanisme pemenuhan atas permintaan
Permintaan akan suatu barang tidak dapat dipenuhi segera bila barang tersebut tidak tersedia sebelumnya, karena pada dasarnya untuk mengadakan
dibutuhkan waktu pembuatan dan waktu untuk mendatangkannya. Hal ini berarti bahwa pengadaan persediaan merupakan suatu hal yang sulit
dihindarkan. b.
Adanya keinginan untuk meredam ketidakpastian Ketidakpastian yang dimaksudkan adalah :
1. Adanya permintaan yang bervariasi dan tidak pasti baik dalam jumlah
maupun saat datangnya permintaan. 2.
Waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara produk yang satu dengan produk yang lainnya.
3. Waktu ancang-ancang lead time yang cenderung tidak pasti karena
berbagai faktor yang tidak dapat dikendalikan sepenuhnya.
c. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan besar dari kenaikan harga barang dimasa yang akan datang. Dari uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa persediaan
adalah suatu aktiva yang dimiliki perusahaan baik itu bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi yang berfungsi untuk menjamin pemenuhan
permintaan barang sesuai dengan kebutuhan konsumen maupun kebutuhan produksi. Sehingga persediaan yang dikelola oleh suatu perusahaan dapat
mencapai mekanisme suatu kondisi yang optimal. Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut
beberapa cara. a.
Dilihat dari fungsinya, persediaan dapat dibedakan atas : Sofjan Assauri, 1993:221
1. Batch Stock atau Lot Size Inventory
Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan- bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari pada jumlah
yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi dalam hal ini pembelian atau pembuatan yang dilakukan untuk jumlah besar, sedang penggunaan atau
pengeluaran dalam jumlah kecil. Terjadinya persediaan karena pengadaan bahan atau barang yang dilakukan lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
2. Fluctuation Stock
Adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan
mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan
atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan lebih dahulu. Jadi apabila terdapat fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka
persediaan ini fluctuation stock dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut.
3. Anticipation Stock
Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam
satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang meningkat. Disamping itu anticipation stock dimaksudkan pula
untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produk atau menghidari kemacetan produksi.
b. Menurut Teguh Baroto 2002 persediaan dapat dikelompokkan dalam lima kategori yaitu sebgai berikut :
1. Persediaan bahan mentah raw materials
Yaitu persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana yang diperoleh dari sumber-sumber alam atau
dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan atau parts yang dibeli purchased
partscomponent stock Yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima dari
perusahaan lain, yang dapat secara langsung di-assembling dengan parts lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya.
3. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses work in
processprogress Yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam
suatu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.
4. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang pelengkap supplies
stock Yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam
proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan
bagian atau komponen dari barang jadi. 5.
Persediaan barang jadi finished goods stock Yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah
dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain. Setelah diketahui pengertian tentang pengendalian dan persediaan, maka
dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk menentukan tingkat dan komposisi persediaan, baik itu berupa bahan baku, bahan
pembantu maupun barang jadi, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran proses produksinya maupun memenuhi permintaan konsumen serta kebutuhan
pembelanjaan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain suatu tindakan untuk mempertahankan suatu sistem
yang telah dikelola baik itu mengenai kebijaksanaan bahan dasar, bahan pembantu maupun terhadap proses produksi bahkan memberikan koreksi agar senantiasa
sesuai dengan apa yang telah direncanakan sehinggga kelancaran produksi
maupun pemenuhan terhadap permintaan konsumen sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh perusahaan. Sistem pengendalian persediaan dapat dibedakan
menjadi : A.
Pengendalian Persediaan Tradisional, yaitu : 1.
Deterministik Statis, antara lain : a.
EPQ b.
EPQ untuk multi item c.
EOQ dengan potongan harga d.
EOQ dengan ‘Back Order’ e.
EOQ untuk multi item f.
EOQ untuk multi item dengan permintaan bervariasi dalam lot size g.
EOQ untuk multi item dengan keterbatasan gudang 2.
Deterministik Dinamis, antara lain : a.
Algorithma Within – Wagner b.
Heuristik Silver Meal 3.
Probabilistik, antara lain : a.
Metode P b.
Metode Q B.
Material Requirement Planning MRP C.
JIT Just In Time
2.2 Tujuan Pengendalian Persediaan