Pengertian Sikap Landasan Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Sikap

Sikap merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi, ataupun nilai. Sikap disini bukan perilaku, tetapi lebih merupakan kecenderungan untuk berperilaku tertentu terhadap obyek sikap. Obyek sikap biasanya berupa orang, situasi informasi, maupun kelompok Sobur, 2003 : 361. Sikap berbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar. Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak terpaan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya untuk mengubah sikap seseorang Sobur, 2003 : 362. Sikap dapat didefinisikan sebagai perasaan, pikiran dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Lebih mudahnya, sikap adalah evaluative terhadap obyek atau subyek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadap-hadapan dengan obyek sikap. Tujuan perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap seseorang tetapi juga oleh harapan lingkungan sosialnya terhadap perilaku tersebut, norma- norma subyektif, serta kemampuannya untuk melakukan perilaku itu, yakni penilaian perilaku sendiri Van Den Ban dan Hawkins, 1999 : 106-107. Pada hakikatnya, sikap merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, komponen-komponen tersebut ada tiga, yaitu Gito Sudarmo, 2000 :24-25 : 1. Komponen Kognitif Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi, keyakinan dan pendapat yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Komponen ini berkaitan dengan proses berpikir yang menekankan pada rasionalitas dan logika. Adanya kenyataan dan evaluative yang dimiliki seseorang diwujudkan dalam kesan baik atau tidak baik terhadap lingkungannya. 2. Komponen Afektif Komponen emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang. Jadi sifatnya evaluative yang berhubungan erat dengan nilai-nilai budaya dan system nilai yang dimiliki. 3. Komponen Konatif Komponen yang merupakan kecenderungan seseorang bertindak terhadap lingkungannya dengan cara ramah, sopan, bermusuhan, menentang, melaksanakan dengan baik dan sebagainya. Apabila dihubungkan dengan tujuan komunikasi yang terpenting adalah bagaimana suatu pesan isi atau content yang disampaikan oleh komunikator tersebut mampu menimbulkan dampak atau efek pesan tertentu pada komunikan. Dampak tersebut antara lain Rachmat, 2005 : 219 : a. Dampak Kognitif Adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan seseorang menjadi tahu. Dampak kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Dampak ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. b. Dampak Afektif Timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi juga tergerak hatinya, misalnya perasaan takut, gembira, marah dan sebagainya. c. Dampak Konatif Merujuk pada behavioural atau perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan perilaku. Adapun tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap seseorang dapat diketahui melalui respon atau tanggapan yang dapat di bagi dalam tiga jenis, yaitu: a. Respon positif jika seseorang menyatakan setuju b. Respon negative jika seseorang menyatakan tidak setuju c. Respon netral jika seseorang tidak memberikan pendapatnya tentang sesuatu obyek Effendy, 1993 : 6-7. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa akan terjadi perubahan sikap komunikan apabila komunikasi yang dilakukan antara komunikator dengan komunikan mempunyai efek, apabila komunikasi yang dilakukan komunikator dengan komunikan “gagal” maka tidak akan terjadi perubahan sikap pada komunikan. Dengan demikian, dapat dipertegas bahwa untuk sikap komunikan dapat diketahui dari efek komunikasi.

2.1.2 Ibu Rumah Tangga Sebagai Pemirsa Televisi