Macam-Macam Fasilitas Belajar Fasilitas Belajar Siswa

pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi yang dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar. Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fasilitas belajar adalah sarana dan prasarana yang menunjang peserta didik dalam kegiatan belajar. Diharapkan dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai, peserta didik dapat menjalani proses belajar dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Sedangkan fasilitas belajar akuntansi adalah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar akuntansi seperti ruang kelas belajar akuntansi, meja, kursi, buku pegangan akuntansi yang sesuai, laboratorium akuntansi, alat peraga akuntansi, LCD, serta alat dan bahan pengajaran akuntansi. Dengan kelengkapan fasilitas belajar akuntansi maka kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan lebih memudahkan siswa dalam belajar.

2.4.2 Macam-Macam Fasilitas Belajar

The Liang Gie 2002:33 menjelaskan tentang macam-macam fasilitas belajar yaitu: 1. Ruang atau Tempat Belajar Salah satu syarat untuk dapat belajar dengan baik adalah dengan tersedianya ruang tempat belajar. Ruang atau tempat belajar ini yang digunakan oleh siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Adanya ruang belajar yang memadai dan nyaman, maka akan memperoleh hasil belajar yang baik. 2. Penerangan Penerangan yang baik adalah sinar matahari karena sinarnya yang putih dan intensif. Namun, apabila cuaca tidak baik pihak sekolah juga harus menyediakan alternatif penerangan lain sehingga tidak akan mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas. 3. Sirkulasi udara ventilasi Sirkulasi udara dalam ruang belajar hendaknya diusahakan supaya lancar. Ruangan belajar tanpa adanya sirkulasi udara yang baik menyebabkan seseorang akan cepat mengantuk dan tidak nyaman dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Buku-buku pegangan Syarat yang lain dalam kegiatan belajar mengajar yaitu buku pegangan. Buku-buku yang dimaksud adalah buku-buku pelajaran yang dapat menunjang pemahaman siswa dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. Buku pegangan dapat berupa: buku pelajaran wajib dan buku tambahan. Buku pelajaran wajib yaitu buku pelajaran yang sesuai dengan bidang studi yang sedang di pelajari oleh peserta didik. Sedangkan buku tambahan meliputi buku penunjang selain buku penunjang wajib yang dapat menunjang prestasi belajar. 5. Kelengkapan peralatan belajar Kelengkapan peralatan juga penting untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Belajar tidak dapat digunakan dengan efisien tanpa adanya peralatan yang lengkap. Kelengkapan peralatan belajar dan fasilitas sekolah dapat membuka peluang bagi guru untuk lebih kreatif mengajar. Semakin lengkap peralatan belajar, semakin lancar pula proses belajarnya. Kegiatan belajar mengajar yang bermanfaat dan menghasilkan output yang optimal tentu dapat tercapai apabila salah satu faktor seperti fasilitasnya mendukung kegiatan belajar mengajar tersebut. Fasilitas yang memadai dan mendukung dapat menimbulkan motivasi tersendiri bagi siswa untuk giat belajar, karena dengan tampilan yang menarik dan cara penyampaian materi yang berbeda dapat membuat siswa tertarik untuk belajar. Interaksi yang terjadi dalam proses belajar mengajar akan semakin produktif dan aktif apabila antara siswa, guru, dan materi pelajaran didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai serta pemanfaatan yang baik sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna

2.4.3 Indikator Fasilitas Belajar

Dokumen yang terkait

SKRIPSI PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH INDUSTRI BATIK DI KOTA SURAKARTA (STUDI KASUS KAMPUNG BATIK LAWEYAN DAN KAMPUNG BATIK KAUMAN).

0 3 13

PENDAHULUAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH INDUSTRI BATIK DI KOTA SURAKARTA (STUDI KASUS KAMPUNG BATIK LAWEYAN DAN KAMPUNG BATIK KAUMAN).

0 5 17

PENDAHULUAN Perancangan Aplikasi Penjualan Batik Berbasis Android (Studi Kasus di Batik Puspa Kencana, Laweyan, Solo).

4 23 5

PERANCANGAN APLIKASI PENJUALAN BATIK BERBASISANDROID Perancangan Aplikasi Penjualan Batik Berbasis Android (Studi Kasus di Batik Puspa Kencana, Laweyan, Solo).

0 1 18

IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE SISTEM PENJUALAN BATIK DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN Implementasi Data Warehouse Sistem Penjualan Batik Di Kampung Batik Laweyan (Studi Kasus Batik Mahkota Laweyan).

0 1 18

PENDAHULUAN Implementasi Data Warehouse Sistem Penjualan Batik Di Kampung Batik Laweyan (Studi Kasus Batik Mahkota Laweyan).

0 1 6

IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE SISTEM PENJUALAN BATIK DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN Implementasi Data Warehouse Sistem Penjualan Batik Di Kampung Batik Laweyan (Studi Kasus Batik Mahkota Laweyan).

1 8 12

SISTEM INFORMASI DISTRIBUTOR BATIK DI KAMPOENG BATIK LAWEYAN SOLO BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI DISTRIBUTOR BATIK DI KAMPOENG BATIK LAWEYAN SOLO BERBASIS WEB.

0 1 14

PERAN SAUDAGAR DALAM PELESTARIAN BATIK SOLO (Studi kasus di kampung Batik Laweyan, Kota Solo).

0 4 86

PELESTARIAN URBAN HERITAGE DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN TAHUN 2011 (STUDI KASUS RUMAH SAUDAGAR BATIK DAN GERAI BATIK)

0 0 122