belajar serta dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan Ridaul Inayah,
Trisno Martono dan Hery Sawiji 2013 dengan hasil penelitian fasilitas belajar berpengaruh secara langsung positif terhadap prestasi belajar mata
pelajaran ekonomi sebesar 28,1, serta berpengaruh secara tidak langsung positif terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi melalui motivasi
belajar sebesar 0,149. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi Yuliani dan Sucihatiningsih D.W.P 2014 menyatakan ada pengaruh
langsung fasilitas belajar di MA Al-Asror terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS adalah 24,5. Pengaruh total variabel fasilitas belajar terhadap hasil
belajar melalui motivasi belajar adalah sebesar 34,2. Dari hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh secara
langsung terhadap presatsi belajar akuntansi siswa. H
5
: Ada pengaruh positif dan signifikan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar akuntansi perusahaan jasa dan dagang siswa kelas X Kompetensi
Keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Pekalongan.
2.8.6 Pengaruh Positif Fasilitas Belajar Terhadap Student engagement
Teori belajar behavioristik menurut Gagne 1961-2002 belajar merupakan perubahan kecakapan atau disposisi pembelajar yang berlangsung
dalam periode waktu tertentu dan yang tidak dapat dianggap berasal dari
proses pertumbuhan. Perubahan kecakapan itu terjadi karena adanya interaksi antara kondisi internal, yaitu kontinuitas, pengulangan dan penguatan. Apabila
terjadi interaksi antara kondisi internal dan eksternal, maka terjadi perubahan perilaku. Dengan demikian, untuk mengetahui apakah pembelajar telah
melaksanakan kegiatan belajar atau tidak dapat diamati dari perubahan perilaku setelah mengalami proses belajar. Hubungan penelitian ini dengan
teori behavioristik adalah dengan adanya interaksi antara kondisi internal dan eksternal dalam hal ini adanya fasilitas belajar yang memadai dalam proses
belajar mengajar maka akan akan terjadi perubahan perilaku pada siswa. Perubahan perilaku tersebut berupa semakin meningkatnya keterlibatan siswa
dalam mengikuti proses belajar mengajar. Mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang wajib
diajarkan di SMK khususnya pada program keahlian akuntansi. Mata pelajaran Akuntansi sarat dengan konsep, mulai dari konsep paling sederhana
sampai konsep yang lebih kompleks dan abstrak. Oleh karena itu, sangat diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep-konsep dasar akuntansi.
Dengan pemahaman yang matang dan benar terhadap konsep-konsep dasar akuntansi akan menjadi landasan yang kuat bagi siswa untuk belajar akuntansi
pada level-level selanjutnya. Pembelajaran akuntansi memerlukan pemahaman tentang siklus akuntansi yang saling berhubungan antara tahap yang satu
dengan tahap lainnya. Mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang materinya berupa teori dan praktek. Oleh karena itu, siswa membutuhkan
pemahaman, hafalan dan latihan secara terus menerus agar memperoleh prestasi belajar yang optimal pada mata pelajaran komputer akuntansi.
Prestasi belajar akuntansi merupakan suatu hasil belajar akuntansi yang merupakan perubahan tingkah laku baik berupa penguasaan
pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan secara periodik oleh guru akuntansi serta
merupakan kriteria keberhasilan seseorang dalam proses belajar akuntansi. Prestasi belajar Akuntansi yang baik dapat ditunjukkan dengan kemahiran
siswa dalam memahami dan memecahkan soal dalam kajian akuntansi yang diajarkan di sekolah misalnya memahami persamaan dasar akuntansi,
penyusunan jurnal umum, pempostingan buku besar, penyusunan neraca saldo, penyusunan neraca lajur, penyusunan jurnal penyesuaian hingga
pembuatan laporan keuangan. Untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi yang optimal harus didukung oleh keadaan atau lingkungan belajar siswa yang
baik. Lingkungan belajar yang baik itu berupa tersedianya fasilitas belajar akuntansi yang memadai sehingga akan mempermudah siswa dalam kegiatan
belajar akuntansi sehingga siswa akan lebih terlibat aktif dalam pembelajaran dengan adanya bantuan atau alat-alat yang memadai di dalam proses
pembelajaran. Ketersediaan fasilitas belajar akuntansi akan mendorong interaksi yang
terjadi dalam proses belajar mengajar juga akan semakin produktif dan aktif apabila antara siswa, guru, dan materi pelajaran didukung oleh sarana dan
prasarana yang memadai. Fungsi fasilitas adalah sebagai alat peraga, alat
bantu pengajaran, dan sebagai sumber belajar bagi siswa maupun guru. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode
mengajar guru. Sangat terbatasnya fasilitas belajar akuntansi cenderung lebih sedikit alternatif yang tersedia untuk memilih metode mengajar yang akan
digunakan. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas yang kurang
tersedia juga menyebabkan siswa malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas sehingga akan tercipta suasana belajar
yang meyenangkan bagi siswa. Terciptanya suasana belajar yang menyenangkan akan mendorong keterlibatan siswa atau student engagement
yang lebih baik dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. H
6
: Ada pengaruh positif dan signifikan fasilitas belajar terhadap student engagement siswa kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 2
Pekalongan.
2.8.7 Pengaruh Positif Fasilitas Belajar Melalui Student engagement