Pengaruh Positif Fasilitas Belajar Melalui Student engagement

bantu pengajaran, dan sebagai sumber belajar bagi siswa maupun guru. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar guru. Sangat terbatasnya fasilitas belajar akuntansi cenderung lebih sedikit alternatif yang tersedia untuk memilih metode mengajar yang akan digunakan. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas yang kurang tersedia juga menyebabkan siswa malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas sehingga akan tercipta suasana belajar yang meyenangkan bagi siswa. Terciptanya suasana belajar yang menyenangkan akan mendorong keterlibatan siswa atau student engagement yang lebih baik dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. H 6 : Ada pengaruh positif dan signifikan fasilitas belajar terhadap student engagement siswa kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Pekalongan.

2.8.7 Pengaruh Positif Fasilitas Belajar Melalui Student engagement

Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Latif 2009: 40 Aliran behavioristik beranggapan bahwa manusia tidak memiliki pembawaan bakat alamiah apapun. Manusia akan berkembang sesuai dengan stimulus yang diterimanya dari lingkungan. Lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik, dan juga sebaliknya. Lingkungan yang baik tersebut salah satunya adalah dengan tersedianyan fasilitas belajar yang memadai dalam mendukung proses belajar mengajar. Dengan tersedianya fasilitas belajar yang memadai maka akan menciptakan proses belajar mengajar yang lebih efektif sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa lebih optimal. Sedangkan Teori belajar behavioristik menurut Gagne 1961-2002 belajar merupakan perubahan kecakapan atau disposisi pembelajar yang berlangsung dalam periode waktu tertentu dan yang tidak dapat dianggap berasal dari proses pertumbuhan. Perubahan kecakapan itu terjadi karena adanya interaksi antara kondisi internal, yaitu kontinuitas, pengulangan dan penguatan. Apabila terjadi interaksi antara kondisi internal dan eksternal, maka terjadi perubahan perilaku. Dengan demikian, untuk mengetahui apakah pembelajar telah melaksanakan kegiatan belajar atau tidak dapat diamati dari perubahan perilaku setelah mengalami proses belajar. Mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan di SMK khususnya pada program keahlian akuntansi. Mata pelajaran Akuntansi sarat dengan konsep, mulai dari konsep paling sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan abstrak. Oleh karena itu, sangat diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep-konsep dasar akuntansi. Pemahaman yang matang dan benar terhadap konsep-konsep dasar akuntansi akan menjadi landasan yang kuat bagi siswa untuk belajar akuntansi pada level-level selanjutnya. Pembelajaran akuntansi memerlukan pemahaman tentang siklus akuntansi yang saling berhubungan antara tahap yang satu dengan tahap lainnya. Mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang materinya berupa teori dan praktek. Oleh karena itu, siswa membutuhkan pemahaman, hafalan dan latihan secara terus menerus agar memperoleh prestasi belajar yang optimal pada mata pelajaran komputer akuntansi. Prestasi belajar akuntansi merupakan suatu hasil belajar akuntansi yang merupakan perubahan tingkah laku baik berupa penguasaan pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan secara periodik oleh guru akuntansi serta merupakan kriteria keberhasilan seseorang dalam proses belajar akuntansi. Prestasi belajar Akuntansi yang baik dapat ditunjukkan dengan kemahiran siswa dalam memahami dan memecahkan soal dalam kajian akuntansi yang diajarkan di sekolah misalnya memahami persamaan dasar akuntansi, penyusunan jurnal umum, pempostingan buku besar, penyusunan neraca saldo, penyusunan neraca lajur, penyusunan jurnal penyesuaian hingga pembuatan laporan keuangan. Untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi yang optimal harus didukung oleh keadaan atau lingkungan belajar siswa yang baik. Lingkungan belajar yang baik itu berupa tersedianya fasilitas belajar akuntansi yang memadai sehingga akan mempermudah siswa dalam kegiatan belajar akuntansi sehingga siswa akan lebih terlibat aktif dalam pembelajaran dengan adanya bantuan atau alat-alat yang memadai di dalam proses pembelajaran. Berdasarkan teori behavioristik, adanya fasilitas belajar yang memadai akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Interaksi yang terjadi dalam proses belajar mengajar juga akan semakin produktif dan aktif apabila antara siswa, guru, dan materi pelajaran didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Terjadinya interaksi yang baik di dalam proses belajar mengajar akuntansi akan meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar. Oleh karena itu, pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar akuntansi akan lebih besar jika dimediasi oleh peran student engagement dalam meningkatkan presatasi belajar akuntansi siswa. H 7 : Student engagement secara positif dan signifikan memediasi pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Pekalongan. H 1 H 2 H 4 H 3 H 6 H 7 H 5 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Persepsi siswa tentang metode mengajar guru X 1 Student engagement X 3 Fasilitas Belajar X 2 Prestasi Belajar Y 75

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono 2012:14, Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen oenelitian, analisis data bersifat kuantitatifstatistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Bentuk analisis yang digunakan adalah analisis statistik. Analisis statistik yang digunakan karena data yang diperoleh dalam bentuk angka- angka

3.2 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK N 2 Pekalongan yang berjumlah 92 siswa. Obyek penelitian kurang dari 100 responden maka diambil semua, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Rincian jumlah siswa kelas X jurusan Akuntansi SMK N 2 Pekalongan sebagai berikut : Tabel 3.1 Populasi Penelitian No Kelas Jumlah siswa 1 X Akuntansi 1 30 2 X Akuntansi 2 31 3 X Akuntansi 3 31 Jumlah 92 Sumber: Dokumen SMK N 2 Pekalongan

Dokumen yang terkait

SKRIPSI PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH INDUSTRI BATIK DI KOTA SURAKARTA (STUDI KASUS KAMPUNG BATIK LAWEYAN DAN KAMPUNG BATIK KAUMAN).

0 3 13

PENDAHULUAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH INDUSTRI BATIK DI KOTA SURAKARTA (STUDI KASUS KAMPUNG BATIK LAWEYAN DAN KAMPUNG BATIK KAUMAN).

0 5 17

PENDAHULUAN Perancangan Aplikasi Penjualan Batik Berbasis Android (Studi Kasus di Batik Puspa Kencana, Laweyan, Solo).

4 23 5

PERANCANGAN APLIKASI PENJUALAN BATIK BERBASISANDROID Perancangan Aplikasi Penjualan Batik Berbasis Android (Studi Kasus di Batik Puspa Kencana, Laweyan, Solo).

0 1 18

IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE SISTEM PENJUALAN BATIK DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN Implementasi Data Warehouse Sistem Penjualan Batik Di Kampung Batik Laweyan (Studi Kasus Batik Mahkota Laweyan).

0 1 18

PENDAHULUAN Implementasi Data Warehouse Sistem Penjualan Batik Di Kampung Batik Laweyan (Studi Kasus Batik Mahkota Laweyan).

0 1 6

IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE SISTEM PENJUALAN BATIK DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN Implementasi Data Warehouse Sistem Penjualan Batik Di Kampung Batik Laweyan (Studi Kasus Batik Mahkota Laweyan).

1 8 12

SISTEM INFORMASI DISTRIBUTOR BATIK DI KAMPOENG BATIK LAWEYAN SOLO BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI DISTRIBUTOR BATIK DI KAMPOENG BATIK LAWEYAN SOLO BERBASIS WEB.

0 1 14

PERAN SAUDAGAR DALAM PELESTARIAN BATIK SOLO (Studi kasus di kampung Batik Laweyan, Kota Solo).

0 4 86

PELESTARIAN URBAN HERITAGE DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN TAHUN 2011 (STUDI KASUS RUMAH SAUDAGAR BATIK DAN GERAI BATIK)

0 0 122