Struktur Rantai Pasok Buah Manggis
                                                                                wilayah  Kabupaten  Bogor.  Kopjamas  didirikan  dengan  tujuan  untuk memberdayakan usaha dari para jamaah masjid di beberapa wilayah pedesaan
Kabupaten  Bogor,  tetapi  keberlangsungan  usaha  Kopjamas  tidak  berkembang karena masyarakat sekitar menganggap koperasi tersebut hanya digunakan bagi
kepentingan  politik  beberapa  orang.  Pada  tahun  2002  pembaruan  dilakukan terhadap  kelembagaan  Kopjamas  yang  kemudian  berganti  nama  menjadi
Koperasi  Bina  Usaha  Al-Ihsan.  Pembentukan  KBU  Al-Ihsan  diprakarsai  oleh beberapa  petani  manggis  yang  merasa  perlu  memperbaiki  sistem  pemasaran
manggis serta meningkatkan peran dari kelembagaan di tingkat petani. Dalam rantai  pasok  buah  manggis  ini,  KBU  Al-Ihsan  berperan  sebagai  penghubung
antara petani dan kelompok tani dengan pelaku lain yang terlibat dalam rantai pasok,  yaitu  eksportir,  Pusat  Kajian  Buah  Tropika  Institut  Pertanian
Bogor PKBT
IPB, dan
Horticultural Partnership
Supporting Program
HPSP. KBU Al-Ihsan melakukan sortasi dan grading pada buah manggis yang
dikirim  oleh  kelompok  tani  kemudian  menjual  buah  manggis  kualitas  ekspor kepada eksportir secara langsung.  Buah manggis yang dihasilkann oleh petani
anggota  rantai  pasokan  terbagi  menjadi  empat  grade,  yaitu  grade  Super  1, grade
Super 2, grade Super 3, serta kualitas lokal. Proses sortasi dan grading di KBU  Al-Ihsan,  serta  pengangkutan  buah  manggis  ke  eksportir  ditunjukkan
pada  Gambar  6,  sedangkan  standar  kualitas  buah  manggis  hasil  sortasi  dan grading
KBU Al Ihsan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 9. Buah  manggis  hasil  sortasi  dan  grading  yang  tidak  memenuhi
persyaratan  kualitas  ekspor  dijual  oleh  KBU  Al-Ihsan  ke  para  pemasok  pasar swalayanpemasok  pedagang  pengecer  atau  dijual  langsung  ke  pedagang
pengecer.  Harga  jual  buah  manggis  kualitas  ekspor  ditentukan  berdasarkan harga jual buah manggis di negara tujuan ekspor. Pada saat ini, KBU Al-Ihsan
merupakan pemasok buah manggis untuk diekspor ke negara Cina. Harga jual buah  manggis  yang  berfluktuatif  selalu  diinformasikan  oleh  KBU  Al-Ihsan
kepada  para  petani  anggotanya.  KBU  Al-Ihsan  mengambil  25  dari  hasil penjualan ke eksportir dan penjualan ke pasar domestik untuk keperluan biaya
transportasi  dan  penanganan  buah  manggis  pasca  panen  hingga  terjual.  Buah
manggis yang tidak memenuhi kualitas ekspor akan dijual oleh KBU Al-Ihsan ke pasar domestik.
a.  Proses sortasi dan grading b. Pengangkutan buah manggis
Gambar  6  Proses  sortasi  dan  grading  di  KBU  Al-Ihsan,  serta  pengangkutan buah manggis ke eksportir.
Tabel 9 Standar kualitas buah manggis hasil sortasi dan grading Kelas
Grade Spesifikasi
Berat gram
Diameter mm
Penampakan
Super 1 Warna hijau bintik-bintik
merah, matang 20-30 , tidak cacat, kulit mulus rata,
cupat hijau dan lengkap 125
62
Super 2 Warna hijau kemerah-
merahan, matang 30-50 , tidak cacat, kulit buah agak
mulus, cupat hijau lengkap 101
– 125
59 – 62
Super 3 Warna merah kehitaman,
matang 60-80 , cacat 1- 5 , cupat lengkap
76 – 100
53 – 58
Lokal Warna hitam burik, matang
sampai 100 persen, cupat cacat
76 53
Sumber : Standar Nasional Indonesia SNI 01 –3211-1992
KBU  Al-Ihsan  mengatur  jadwal  panen  tiap  kelompok  tani.  Koordinasi pemeliharaan  pohon  manggis  juga  dilakukan  oleh  KBU  Al-Ihsan,  misal:
pembagian  pupuk  bantuan  eksportir,  penentuan  jadwal  pemupukan,  dan penentuan  jadwal  pemangkasan  pohon  manggis.  Untuk  meningkatkan
ketrampilan  petani  anggotanya  dalam  budidaya  dan  usaha  manggis,  KBU Al-Ihsan  memberi  fasilitas  kepada  para  petani  anggotanya  berupa  pelatihan.
Pelatihan  tersebut  dilakukan  bekerja  sama  dengan  Dinas  Pertanian  Diperta Kabupaten Bogor, PKBT IPB, dan HPSP.
4. Eksportir Eksportir merupakan pihak yang terlibat dalam rantai pasok buah manggis
sebagai penghubung dengan konsumen di luar negeri.  Pada saat ini, eksportir yang  terlibat  dalam  rantai  pasok  buah  manggis  di  Kabupaten  Bogor  dengan
perjanjian  secara  tertulis  adalah  PT.  Agung  Mustika  Selaras.  Buah  manggis yang  diekspor  oleh  eksportir  ini  berasal  dari  Jawa  Barat  dan  Sumatera  Barat
dengan sumber utama adalah Kabupaten Bogor, Tasikmalaya, Purwakarta, dan Subang.
Eksportir membeli buah manggis secara langsung dari KBU Al-Ihsan dan membayarnya  secara  kontan.  Harga  beli  buah  manggis  disesuaikan  dengan
harga jual buah manggis di negara konsumen serta berdasarkan kualitas buah manggis tersebut. Antara eksportir dan importir di luar negeri tidak mempunyai
kontrak  kuantitas  buah  manggis  yang  harus  dipenuhi  dalam  periode  tertentu. Eksportir  akan  mengirimkan  buah  maanggis  ke  importir  di  luar  negeri  jika
kapasitas container  sudah terpenuhi. Kualitas buah manggis yang dijual oleh KBU Al-Ihsan ditentukan setelah
dilakukan sortasi dan grading oleh pihak eksportir. Sebelum dikirim ke negara konsumen, buah manggis dipak agar kerusakan buah selama pengiriman dapat
diminimumkan.  Proses  sortasi  dan  grading,  serta  pengemasan  di  gudang eksportir ditunjukkan pada Gambar 7
.
a.  Sortasi dan grading b. Pengemasan
Gambar 7 Proses sortasi dan grading, serta pengemasan di gudang eksportir.
5.  Pelaku Pendukung a.  Pusat Kajian Buah Tropika Institut Pertanian Bogor PKBT IPB
PKBT  IPB  merupakan  lembaga  pengelola  Riset  Unggulan  Strategis Nasional  RUSNAS  dengan  melakukan  penelitian  untuk  menghasilkan
teknologi  yang  bercirikan  keunggulan  akademik,  mempunyai  nilai ekonomi, dan memberikan dampak sosial.
Dalam  rantai  pasok  buah  manggis  di  Kabupaten  Bogor,  PKBT  IPB berperan dalam pembinaan kegiatan budidaya manggis melalui penerapan
teknologi,  pembinaan  kemitraan  usaha  untuk  meningkatkan  daya  saing usaha manggis, dan penguatan peran kelembagaan dalam pemasaran buah
manggis segar untuk pasar ekspor. Rantai pasok yang dikelola oleh KBU Al-Ihsan  di  Kabupaten  Bogor  tersebut  kemudian  dijadikan  sebagai
kawasan percontohan laboratorium lapangan manggis oleh PKBT IPB. b.  Horticultural Partnership Supporting Program HPSP
HPSP merupakan salah satu program dari Indonesia-Benelux Chamber of
Commerce organisasi kamar dagang nirlaba di Jakarta yang memberikan
layanan  bagi  pelaku  usaha  Indonesia,  Belanda,  Belgia,  dan  Luxemburg. Dalam  rantai  pasok  buah  manggis  di  Bogor,  HPSP  berperan  sebagai
organisasi  yang  membantu  dalam  hal  sarana  dan  prasarana,  pembinaan kegiatan  usaha  tani,  pelatihan  ketrampilan  pasca  panen,  dan  penguatan
peran  kelembagaan  dalam  pemasaran  buah  manggis  segar  untuk  pasar ekspor.
c.  Dinas Pertanian Diperta Diperta  Kabupaten  Bogor  merupakan  perwakilan  dari  pihak  pemerintah
yang memiliki kepentingan terhadap keberlangsungan sektor pertanian di Kabupaten Bogor. Dalam rantai pasok buah manggis di Kabupaten Bogor,
Diperta  berperan  dalam  pembinaan  dan  penyuluhan  budidaya  dan  usaha manggis.
Secara  keseluruhan,  proses  produksi  pascapanen  buah  manggis  segar untuk  pasar  ekspor  pada  rantai  pasok  yang  dikelola  oleh  KBU  Al-Ihsan
ditunjukkan pada Gambar 8.
Pemanenan buah manggis Pelaku: Petani dan Kelompok Tani
Alatmesin: Galah, keranjang bambu, karung Waktu: 1 hari
P enga
ngkut an ke
K BU
A l-
Ihs an
Pelaku: Kelompok Tani Alatmesin: sepeda, sepeda motor
Waktu:  1 hari
Sortasi dan grading kasar
P enga
ngkut an ke
e ks
port ir
Pelaku: KBU Al-Ihsan Alatmesin: Keranjang plastik, timbangan
Waktu: 1 hari Penyusutan: 10
Pelaku: Kelompok Tani Alat: mobil pick up
Waktu:  1 hari
Sortasi dan grading akhir serta pengemasan
P enga
ngkut an ke
kons um
en a khi
r
Pelaku: Eksportir Alatmesin: Keranjang plastik, timbangan, kardus, pengemas
Waktu:  3 hari Penyusutan: 5
Pelaku: Eksportir Alat: container berpendingin, pesawat udara menggunakan jasa transportasi
Waktu:  1 hari
Konsumen akhir importir di luar negeri
Gambar 8 Proses produksi pascapanen buah manggis segar untuk pasar ekspor.
Sebelum  tahun  2007,  hubungan  antar  pelaku  usaha  buah  manggis  di  Kabupaten Bogor, Jawa Barat hanya merupakan hubungan transaksi saja antara penjual dan
pembeli  yang membentuk suatu saluran pemasaran Hubungan tersebut pada saat ini  masih  terjadi  pada  para  pelaku  buah  manggis  yang  tidak  mau  terlibat  dalam
rantai pasok yang dikelola oleh KBU Al-Ihsan. Saluran pemasaran buah manggis di Kabupaten Bogor ditunjukkan pada Gambar 9.
Peran masing-masing pihak yang terlibat dalam rantai pasok buah manggis di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:
1.  Petani Petani  manggis  merupakan  pelaku  dalam  rantai  pasok  yang  berperan
melakukan kegiatan budidaya manggis, mulai dari pembibitan pohon manggis, pemeliharaan, dan pemanenan.
Buah  manggis  yang  sudah  dipetik  biasanya  langsung  dimasukkan  ke dalam karung atau keranjang bambu sehingga hasil panen dari petani manggis
ini  masih  dalam  berbagai  ukuran  dan  kualitas  tanpa  proses  sortasi dan grading.
Petani
Eksportir Pemasok
Aliran manggis Aliran uang
Informasi Teknologi, pengetahuan,
dan ketrampilan Pengumpul
Diperta
Gambar 9 Saluran pemasaran buah manggis di Kabupaten Bogor.
Pedagang Besar
2. Pengumpul Pengumpul berperan sebagai penghubung antara petani dengan pedagang
besar. Pengumpul membeli buah manggis hasil panen petani dengan harga rata- rata  Rp2.500kg  tanpa  membedakan  kualitas  buah  manggis  tersebut.  Harga
ditetapkan berdasarkan harga beli buah manggis pengumpul di daerah lain dan berdasarkan negosisasi antara pengumpul dengan petani.
Pembelian  buah  hasil  panen  petani  biasanya  dibayar  oleh  pengumpul secara kontan. Sebagian pengumpul membeli buah manggis dari kebun petani
dengan sistem “ijon”,  yaitu pembayaran dilakukan pada saat pohon berbunga dan  harga  total  yang  dibayarkan  sebesar  perkiraan  hasil  panen  buah  manggis
per  pohon.  Buah  manggis  hasil  panen  petani  diambil  oleh  pengumpul.  Proses sortasi  dan  grading  dilakukan  oleh  pengumpul  sebelum  buah  manggis  dibeli
oleh pedagang besar 3. Pedagang besar
Dalam rantai pasok buah manggis ini, pedagang besar berperan sebagai penghubung antara pengumpul dengan eksportir. Pedagang besar menbeli buah
manggis  di  tempat  pengumpul.  Harga  beli  buah  manggis  dari  pengumpul tersebut  dibedakan  berdasarkan  kualitas  dan  ditetapkan  berdasarkan  negosiasi
antara  pengumpul  dan  pedagang  besar.  Pembelian  buah  manggis  ditempat pengumpul tersebut dibayar secara tunai oleh pedagang besar.
Pedagang besar melakukan sortasi dan grading pada buah manggis yang dibeli dari pengumpul kemudian menjual buah manggis kualitas ekspor kepada
eksportir secara langsung.  Buah manggis  hasil  sortasi dan  grading  yang  tidak memenuhi  persyaratan  kualitas  ekspor  dijual  oleh  pedagang  besar  ke  pasar
swalayan atau ke pedagang pengecer. 4. Eksportir
Eksportir merupakan pihak yang terlibat dalam rantai pasok buah manggis sebagai    penghubung  dengan  konsumen  di  luar  negeri.  PT.  Agung  Mustika
Selaras  merupakan  salah  satu  eksportir  yang  membeli  buah  manggis  dari saluran pemasaran di  luar rantai pasok  yang dikelola oleh KBU  Al-Ihsan ini.
Eksportir  membeli  buah  manggis  secara  langsung  dari  pedagang  besar  jika kuantitas  buah  manggis  kualitas  ekspor  yang  diperolah  dari  rantai  pasok
dengan  kebun  terdaftar  termasuk  rantai  pasok  yang  dikelola  oleh  KBU  Al- Ihsan  tidak  memenuhi  permintaan  konsumen  PT  Agung  Mustika  Selaras  di
luar  negeri.  Pembayaran  buah  manggis  yang  dibeli  dari  pedagan  besar dilakukan secara kontan.
Harga  beli  buah  manggis  dari  pedagang  besar  ditetapkan  berdasarkan negosiasi  antara  eksportir  dan  pedagang  besar.  Harga  tersebut  dibedakan
berdasarkan  kualitas  buah  manggis  Kualitas  buah  manggis  yang  dijual  oleh pedagang  besar  ditentukan  setelah  dilakukan  sortasi  dan  grading  oleh  pihak
eksportir.  Sebelumm  dikirim  ke  negara  konsumen,  buah  manggis  dipak  agar kerusakan buah selama pengiriman dapat diminimumkan.
5.  Dinas Pertania Diperta Peran  Diperta  dalam  rantai  pasok  ini  sama  dengan  peran  Diperta  dalam
rantai pasok buah manggis yang dikelola oleh KBU Al-Ihsan, yaitu melakukan pembinaan dan penyuluhan budidaya dan usaha manggis.
4.2 Manajemen Rantai Pasok Buah Manggis 4.2.1 Struktur Manajemen
KBU  Al-Ihsan  merupakan  penggerak  rantai  pasok  buah  manggis  di Kabupaten  Bogor  yang  berperan  mengelola  seluruh  kegiatan  kelompok  tani  dan
petani anggotanya. Seluruh kegiatan budidaya dan usaha manggis dikoordinasikan dengan  eksportir,  PKBT  IPB,  HPSP,  dan  Diperta.  Sebagai  rantai  pasok  yang
kemitraan  antar  anggotanya  baru  terbentuk,  seluruh  proses  bisnis  belum  dapat dilakukan  sendiri  secara  penuh,  misal:  transportasi  dari  KBU  Al-Ihsan  ke
eksportir  masih  menggunakan  jasa  transportasi  dengan  kontrak  jangka  pendek selama masa panen saja. Pasokan sarana produksi pertanian juga hanya sebagian
yang  baru  dapat  dipenuhi  oleh  KBU  Al-Ihsan,  sedangkan  kekurangannya  dibeli oleh  petani  dari  pasar  umum  tanpa  adanya  keterikatan  antara  pemasok
dengan pembeli. Walaupun belum terlaksana secara teratur, semua proses bisnis yang telah
dilaksanakan oleh  rantai pasok  buah manggis  di Kabupaten  Bogor dikelola oleh pihak  yang  terlibat  sesuai  bidangnya,  misal:  pemanenan  dan  pengiriman  buah
manggis ke KBU Al-Ihsan dikendalikan oleh ketua kelompok tani, proses sortasi
awal  dan  pengiriman  buah  manggis  ke  eksportir  dikendalikan  oleh  pengelola KBU  Al-Ihsan,  proses  sortasi  dan  grading  buah  manggis  di  tempat  eksportir
dikendalikan oleh wakil dari KBU Al-Ihsan dan bagian penggudangan dari pihak eksportir,  serta  pemeliharaan  kebun  manggis  dikendalikan  dan  dipantau  oleh
pihak pendukung yaitu PKBT IPB dan Diperta.