Buah Tropis di Indonesia
impor produk tidak dapat dihindari walaupun terjadi peningkatan produksi nasional. Jika neraca ekspor impor bernilai positif volume dan nilainya, maka
pasar luar negeri dan devisa dapat meningkat. Indonesia termasuk kelompok negara net-importir buah sebagian dalam bentuk produk olahan, tetapi impor
buah Indonesia relatif kecil dibandingkan dengan produksi nasional, yaitu hanya 3,5.pada tahun 2010 Antara 2011
Salah satu indikator ekonomi makro yang cukup penting untuk mengetahui peranan dan kontribusi yang diberikan oleh subsektor hortikultura
terhadap pendapatan nasional adalah dengan melihat nilai Produk Domestik Bruto PDB. Rata-rata peningkatan PDB nasional hortikultura sebesar 10 pada
tahun 2008. Peningkatan ini terjadi karena produksi di berbagai sentra peningkatan dan luas areal panen mengalami peningkatan serta nilai ekonomi
produk hortikultura yang cukup tinggi dibandingkan komoditas lainnya Direktorat Jenderal Hortukultura 2009.
Pada sektor pertanian, PDB sub-sektor hortikultura menempati urutan kedua terbesar setelah PDB sub-sektor perkebunan. Pada tahun 2008 nilai PDB
hortikultura sebesar Rp 80.292 milyar, sedangkan nilai PDB komoditas perkebunan sebesar Rp 106.186 milyar, nilai PDB peternakan dan hasil-hasilnya
Rp 82.835 milyar, serta PDB sub-sektor pertanian lainnya Rp 267.550 milyar. Dilihat dari pendapatan nasional, konstribusi hortikultura pada pembentukan PDB
memperlihatkan kecenderungan meningkat, baik pada keseluruhan PDB hortikultura maupun pada PDB kelompok komoditas hortikultura. Pada
tahun 2005, PDB hortikultura sebesar Rp 61,79 trilyun naik menjadi Rp 89,057 trilyun pada tahun 2009. Dari penyerapan tenaga kerja, sub-sektor hortikultura
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.901.900 orang pada tahun 2005 dan menunjukkan kecenderungan peningkatan selama 5 tahun hingga tenaga kerja
yang terserap sebanyak 3.777.857 orang pada tahun 2008 Direktorat Jenderal Hortukultura 2009.