Rantai Pasok Pertanian Pengembangan rantai pasok buah manggis di kabupaten Bogor, Jawa Barat
perkebunan, pengolah atau pabrik, distributor, dan pengecer retail. Setiap perusahaan diposisikan dalam sebuah lapisan jaringan dan keterlibatan
minimal satu rantai pasok. Dalam jaringan rantai pasok pertanian, lebih dari satu rantai pasok dan lebih dari satu proses bisnis yang dapat diidentifikasi. Dalam satu
waktu, proses paralel dan berurutan dapat terjadi dalam rantai pasok pertanian Vorst 2006
a
. Jika rantai pasok pada umumnya didefinisikan sebagai sistem consumer-
driven, maka rantai pasok pertanian dapat didefinisikan sebagai sistem producer-
consumer-driven . Peramalan permintaan dan pasokan mempunyai tingkat
kepentingan yang sama dalam rantai pasok pertanian, tetapi anggota rantai pasok mempunyai kemampuan yang terbatas untuk mengendalikannya Bailey et al,
2002. Rantai pasok pertanian juga cukup khas karena karakteristik bahan pertanian yang sangat sensitif terhadap waktu. Oleh karena itu, pengelolaan
persediaan, transportasi, dan komponen rantai pasok lainnya perlu dirancang dengan memperhatikan karakteristik tersebut.
Pembahasan rantai pasok pertanian belum banyak dilakukan karena kajian rantai pasok pada umumnya dilakukan oleh para peneliti dengan latar belakang
ilmu manajemen atau keteknikan yang berbasis logam. Beberapa penelitian yang mengkaji lingkup rantai pasok pertanian antara lain Wouda et al. 2001,
Schiefer 2002, Haan et al. 2003, Zee dan Vorst 2005, Aramyan et al. 2006, Vorst 2006
b
, dan Yandra et al. 2007. Untuk rantai pasok produk hortikultura, beberapa penelitian antara lain telah dilakukan oleh Vorst 2000, Top dan
Rijgersberg 2003, Buurma dan Saranark 2006, Araki et al. 2006, Rastoin et al. 2006, Dimyati dan Muharam 2006, Hart et al. 2007, serta
Marimin 2008. Karakteristik produk-produk pertanian yang sangat khas menyebabkan kompleksitas masalah rantai pasok menjadi meningkat.