Rantai Pasok Pengembangan rantai pasok buah manggis di kabupaten Bogor, Jawa Barat

pelayanan dengan biaya minimal Levi et al. 2000. Bailey et al. 2002 menggunakan definisi manajemen rantai pasok yang dikembangkan oleh The International Centre for Competitive Excellence , yaitu manajemen rantai pasok merupakan integrasi proses bisnis dari pengguna akhir melalui pemasok awal yang memberikan produk, pelayanan, dan informasi yang memberi nilai tambah untuk konsumen. Menurut Vorst 2000 manajemen rantai pasok adalah perencanaan yang terintegrasi, koordinasi, serta pengendalian seluruh proses bisnis logistik dan kegiatan dalam rantai pasok untuk memberikan nilai unggul pada biaya yang minimum pada rantai pasok tersebut dengan tetap memuaskan keinginan pemangku kepentingan lain dalam rantai pasok tersebut. Tang 2006 mendefinisikan manajemen rantai pasok sebagai manajemen aliran bahan, informasi, dan finansial melalui sebuah jaringan kerja organisasi yaitu pemasok, pengolah, penyedia logistik, pedagang besardistributor, dan pengecer yang bertujuan untuk memproduksi dan mengirimkan produk atau jasa untuk pelanggan. Manajemen rantai pasok mencakup koordinasi serta kolaborasi proses dan kegiatan melalui fungsi yang berbeda, seperti pemasaran, penjualan, produksi, perancangan produk, pengadaan, logistik, pembiayaan, dan teknologi informasi dalam jaringan kerja organisasi. Rantai pasok lebih ditekankan pada aliran bahan dan informasi, sedangkan manajemen rantai pasok menekankan pada upaya memadukan kumpulan rantai pasok Vorst 2004. Tujuan manajemen rantai pasok adalah mengurangi risiko pasar, meningkatkan nilai tambah, efisiensi, dan keunggulan kompetitif, serta menyusun strategi pengembangan produk dan memasuki pasar baru Saptana et al. 2006.

2.4 Rantai Pasok Pertanian

Pada prinsipnya, rantai pasok pertanian memiliki dua tipe, yaitu produk segar dan produk yang diproses. Produk segar dapat berupa buah, sayuran, dan sejenisnya yang tidak membutuhkan proses pengolahan khusus atau proses transformasi kimia. Produk pertanian yang diproses membutuhkan proses transformasi kimia atau perubahan bentuk. Rantai pasok untuk produk pertanian yang diproses akan melibatkan beberapa pemain, di antaranya petani atau perkebunan, pengolah atau pabrik, distributor, dan pengecer retail. Setiap perusahaan diposisikan dalam sebuah lapisan jaringan dan keterlibatan minimal satu rantai pasok. Dalam jaringan rantai pasok pertanian, lebih dari satu rantai pasok dan lebih dari satu proses bisnis yang dapat diidentifikasi. Dalam satu waktu, proses paralel dan berurutan dapat terjadi dalam rantai pasok pertanian Vorst 2006 a . Jika rantai pasok pada umumnya didefinisikan sebagai sistem consumer- driven, maka rantai pasok pertanian dapat didefinisikan sebagai sistem producer- consumer-driven . Peramalan permintaan dan pasokan mempunyai tingkat kepentingan yang sama dalam rantai pasok pertanian, tetapi anggota rantai pasok mempunyai kemampuan yang terbatas untuk mengendalikannya Bailey et al, 2002. Rantai pasok pertanian juga cukup khas karena karakteristik bahan pertanian yang sangat sensitif terhadap waktu. Oleh karena itu, pengelolaan persediaan, transportasi, dan komponen rantai pasok lainnya perlu dirancang dengan memperhatikan karakteristik tersebut. Pembahasan rantai pasok pertanian belum banyak dilakukan karena kajian rantai pasok pada umumnya dilakukan oleh para peneliti dengan latar belakang ilmu manajemen atau keteknikan yang berbasis logam. Beberapa penelitian yang mengkaji lingkup rantai pasok pertanian antara lain Wouda et al. 2001, Schiefer 2002, Haan et al. 2003, Zee dan Vorst 2005, Aramyan et al. 2006, Vorst 2006 b , dan Yandra et al. 2007. Untuk rantai pasok produk hortikultura, beberapa penelitian antara lain telah dilakukan oleh Vorst 2000, Top dan Rijgersberg 2003, Buurma dan Saranark 2006, Araki et al. 2006, Rastoin et al. 2006, Dimyati dan Muharam 2006, Hart et al. 2007, serta Marimin 2008. Karakteristik produk-produk pertanian yang sangat khas menyebabkan kompleksitas masalah rantai pasok menjadi meningkat.

2.5 Kinerja Rantai Pasok

Kinerja rantai pasok merupakan aspek utama yang perlu dikelola dalam manajemen rantai pasok. Untuk mengevaluasi kinerja suatu rantai pasok diperlukan beberapa indikator. Dalam beberapa pustaka, indikator kinerja rantai pasok yang telah dibahas adalah sebagai berikut Sharma Bhagwat 2007: