Asam Laktat Stabilizer BAHAN TAMBAHAN PANGAN

2. Asam Malat

Asam malat adalah asam yang digunakan untuk berbagai keperluan antara lain sebagai penguat cita rasa dan pengontrol pH buffer. Sejumlah besar asam malat dapat digunakan dalam berbagai makanan kecuali makanan bayi dan penggunaannya harus dalam taraf GMP Good Manufacturing Practises . Pada industri pangan yang sudah menerapkan GMP dengan baik maka penggunaan bahan tambahan pangan disesuaikan dengan fungsi bahan tersebut pada produk dan penggunaannya tidak boleh berlebihan. Asam malat memiliki rumus molekul C 4 H 6 O 5 dan larut dalam air dan alkohol Doores, 1990. Batas maksimum penggunaan asam malat berdasarkan SNI 01-0222-95 untuk berbagai produk dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Batas Maksimum Penggunaan Asam Malat Pada Produk Pangan Jenis Produk Pangan Batas Penggunaan • Jam, jelly dan marmalad • Sayur dan buah kalengan • Minuman ringan • Pasta tomat • Sari buah anggur dan pekatannya • Es krim dan sejenisnya Secukupnya hingga pH 2.8-3.5 Secukupnya 34 gL Secukupnya hingga pH4.3 Secukupnya Secukupnya Sumber: SNI 01-0222-95 Level maksimum asam malat untuk berbagai kategori produk pangan adalah sebesar 3.4-3.5 BB. Bentuk L + asam malat merupakan bentuk umum asam malat yang ada pada pangan, sedangkan DL - asam malat bukan merupakan produk antara pada siklus krebs. Oleh karena itu penggunaan DL - asam malat untuk asupan manusia dibatasi yaitu sebesar 100 mgkg BB Doores, 1990.

3. Asam Laktat

Asam laktat memiliki rumus molekul C 3 H 6 O 3 dan larut dalam air dan alkohol Doores, 1990. Asam laktat diperoleh dari hasil fermentasi, dimana glukosa diubah menjadi D-asam laktat atau L-asam laktat yang banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam industri makanan. Asam laktat dan turunannya umum digunakan sebagai bahan tambahan dalam produk pangan yaitu sebagai bahan pengasam makanan dan minuman, meningkatkan aroma dan rasa pada saus dan bumbu, serta mengurangi resiko bakteri patogen pada produk daging. Asam laktat bisa digunakan pada produk pangan kecuali untuk makanan bayi, hal ini dikarenakan kelompok bayi yang diberi susu yang diasamkan dengan D - atau DL asam laktat mengalami asidosis, kehilangan berat, dehidrasi, dan muntah-muntah Doores, 1990. Asam laktat memiliki rasa asam yang lebih lembut dan memiliki keasaman yang lebih rendah dibanding sitrat dan malat sehingga untuk mencapai pH yang sama memerlukan jumlah yang lebih banyak dibanding sitrat dan malat. Selain itu asam laktat juga memiliki aroma creamy yang menyenangkan.

4. Stabilizer

Philips 1981 menyatakan bahwa penstabil pada minuman berfungsi untuk meningkatkan kestabilan dari komponen minuman, meningkatkan kejernihan produk, tidak berbau dan meningkatkan kelarutan air dingin. Stabilizer yang digunakan pada produk fruitmilk adalah pektin. Hal ini karena pektin merupakan stabilizer ionik yang stabil pada rentang pH 1.0-4.5 Danischo, 2005. Pektin yang digunakan adalah High Ester Pectin dengan derajat esterifikasi70. Minuman berprotein tinggi tanpa penambahan pektin akan mengalami pemisahan separasi dalam dua fase jika dipanaskan pada suhu 60 ºC selama 10 menit Nussinovitch, 1997. Spesifikasi mutu pektin kering dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3.Spesifikasi Mutu Pektin Kering Karakteristik Nilai Maks Kadar air 12 Kadar abu 10 Pektin bermetoksil tinggi minimum 7 Pektin bermetoksil rendah 7 Asam galakturonat minimum 35 Logam berat 40 mgkg Sumber: Anonim 1979 Menurut Kertesz 1951, pektin didefinisikan sebagai asam pektinat yang larut air dengan kandungan metal-ester yang bervariasi dan memiliki derajat kenetralan yang mampu membentuk gel dengan adanya gula, asam dan kalsium. Pektin komersial biasanya diekstrak dari kulit jeruk yang mengandung pektin 25 Keller, 1983 atau apel kering 15-18 pektin Hang dan Walter, 1989.

5. Pewarna