Pemilihan Stabilizer PENELITIAN PENDAHULUAN 1. Proses Pembuatan Minuman Fruitmilk

diterima secara organoleptik. Penggunaan konsentrat apel tidak digunakan lagi sehingga untuk selanjutnya dipilih konsentrat buah yang memiliki pH yang rendah yang tidak menimbulkan rasa sepat dan memiliki rasa manis yaitu konsentrat stroberi dengan konsentrasi 1 BB.

4. Pemilihan Stabilizer

Hasil dari perlakuan pemilihan stabilizer dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil Perlakuan Jenis dan Konsentrasi Pektin Jenis Pektin Konsentrasi BB Penerimaan penampakan dan tekstur Viskositas centipoise Pektin A 0.1 Menggumpal - 0.3 Menggumpal - 0.5 Stabil dan kekentalan tinggi 350 Pektin B 0.1 Stabil dan kekentalan tinggi 160 0.3 Stabil dan kekentalan tinggi 750 0.5 Stabil dan kekentalan tinggi 1500 Penggumpalan pada pektin A dengan konsentrasi 0.1 dan 0.3 BB disebabkan konsentrasi pektin tidak dapat menstabilkan sistem protein dalam produk fruitmilk. Terlihat dari Tabel 13 untuk pektin A konsentrasi untuk bias menstabilkan sistem protein bisa dicapai pada konsentrasi 0.5 BB. Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa pektin A dan B bisa menstabilkan protein dalam produk dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0.5 BB untuk pektin A dan 0.1 BB untuk pektin B. Pektin B menghasilkan produk dengan kekentalan yang lebih rendah sebesar 160 cps dibandingkan pektin A dengan kekentalan 350 cps. Sehingga untuk selanjutnya digunakan pektin B dengan konsentrasi 0.1 BB. Produk fruitmilk memiliki kandungan protein tinggi dan mempunyai pH pada titik isoelektrik protein. Pada pH tersebut protein memiliki daya tarik-menarik yang paling kuat antara sesamanya Lehninger, 1982. Selain itu proses pemanasan juga mempertinggi risiko denaturasi protein. Laju denaturasi tergantung pada suhu dan untuk protein lajunya meningkat 600 kali dengan peningkatan suhu sebesar 10 o C Fox dan Sweeney, 1998. Proses denaturasi menghasilkan produk dengan tekstur kurang bagus yang terlihat dengan adanya pemisahan whey protein. Sehingga perlu ditambahkan stabilizer untuk menghasilkan produk fruitmilk yang stabil. Stabilizer berfungsi untuk meningkatkan kestabilan pada produk makanan. Macam-macam stabilizer adalah gum arab, pektin, agar-agar, karagenan, dan metil selulosa. Stabilizer yang digunakan pada produk fruitmilk adalah pektin. Menurut Burrington 2000, pektin bisa menstabilisasi whey protein pada produk RTD ber-pH rendah yaitu 3.0-5.5. Aplikasi pektin dalam industri pangan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Jenis-jenis Pektin dan Aplikasi Penggunaannya Jenis Pektin dan Derajat Esteri-fikasi Klasifikasi Aplikasi penggunaan High Ester 80 70 60 Rapid set a Produk susu asam, Jam Slow set a Jellies,Rerotian, Konfeksionary Special use a Jelly industri rumah Low Ester 50 40 30 20 10 Rendah b Reduced sugar product Rendah b Reduced sugar product Sedang b Low sugarlow acid product Tinggi b Low sugarlow acid product Tinggi b Low sugarlow acid product Pektat Non acid food, clarifying agent Sumber: Nussinovitch, 1997. Keterangan: a= klasifikasi berdasarkan kecepatan pembentukan jel b=klasifikasi berdasarkan reaktifitasnya terhadap ion Ca Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa jenis pektin yang cocok untuk produk fruitmilk adalah High Ester Pectin HE pektin dengan derajat esterifikasi sekitar 70-80 . Low Ester Pectin LE pektin merupakan pektin yang diperoleh dari proses lanjutan dari HE pektin yang mengalami perlakuan asam, alkali atau enzim. HE Pektin cocok digunakan untuk produk dengan kisaran pH 3.6-4.5. Mekanisme stabilisasinya adalah stabilisasi sterik, dimana terjadi interaksi elektrostatik antara stabilizer dengan protein Danischo, 2005. Stabilisasi sterik mencegah protein dari agregasi dengan pelepasan flavor yang cepat den kesan mouthfeel yang bagus. Selain jenis stabilizer, konsentrasi stabilizer yang digunakan juga penting dalam pembuatan produk fruitmilk. Keefektifan konsentrasi stabilizer dapat dilihat setelah proses pemanasan. Konsentrasi stabilizer dikatakan efektif bila setelah proses pemanasan produk yang dihasilkan stabil tidak terjadi penggumpalan protein dan pemisahan whey protein yang dapat diamati secara visual. Kestabilan sistem protein pada produk sangat penting, hal itu dapat terlihat pada Tabel 15. Tabel 15. Perbandingan Produk Fruitmilk yang Stabil dan Tidak Stabil Karakteristik Produk Stabil Produk Tidak Stabil Kualitas produk tinggi rendah Cemaran mikroba pembusuk risiko rendah risiko tinggi Penampakan tidak ada pemisahan lapisan pemisahan lapisan Kesan mouthfeel lembut berpasir kekentalan konsisten tidak terkontrol Sumber: Danischo, 2005. Dari Tabel 15 kestabilan sistem protein dalam pangan sangat penting karena kestabilan sistem protein mempengaruhi mutu produk baik dari segi fisik dan kimia dan mikrobiologi. Mutu fisik dan kimia akan mempengaruhi penampakan produk, sedangkan mutu mikrobiologi akan berpengaruh pada masa simpan dan kesterilan produk.

B. PENELITIAN LANJUTAN 1. Pemilihan Jenis Pengasam