Analisis Marjin Tataniaga Metode Analisis data

62 4.3.9 Penentuan Opsi Kelembagaan Tataniaga Banyak faktor yang mempengaruhi opsi petani dalam mentransaksikan suatu produk, antara lain oleh faktor internal seperti atribut individual petani serta karakteristik usahanya disamping itu juga ditentukan oleh beberapa peubah biaya transaksi yang dihadapi oleh mereka dari kelembagan tataniaga yang dipilih. Diduga atribut individu petani dan karakteristik opsi kelembagaan oleh petani antara lain a tingkat pendidikan formal total, b pendapatan keluarga, c pengalaman usaha, d luas lahan, e jumlah tenaga kerja dan jam kerja yang diperlukan untuk usaha. Di samping itu membandingkan indikator di atas dengan rataan umumnya di Kabupaten Subang. Analisis kuantitatif dimulai dari melihat perjanjian kontrak satu periode, sanksi-sanksi yang diterapkan pihak pengumpul kepada petani serta hasil yang diperoleh para petani. Alat analisis yang dipakai adalah program statistik Logit. Dari Logit kemudian dilanjutkan dengan model PCA Principal Componen Analysis untuk melihat korelasinya. Untuk mengetahui Analisis data terhadap dua nilai contract farming dilakukan dengan uji nilai tengah . Adapun model Logit sebagai berikut : exp a+ ß 1 x 1 + ß 2 x 2 + ß 3 x 3 + ……………………………….. + ß 13 x 13 + ß 14 x 14 1 + exp a+ ß 1 x 1 + ß 2 x 2 + …………………………………. + ß 13 x 13 + ß 14 x 14 ……………………………………………4.4.9 Ln 9 9 2 2 1 1 ...... 1 X X X P P β β β α + + + + = − ……………………………………………4.4.10 Log Pli P2i = a+ ßxli + ß2i + ßx3i + ßx4i + ßx5i + ßx6i + ßx7i + ßx8i + ßx9i + ßx10i + ei ……………………………………………4.4.11 63 Dimana : P = Opsi 1 =formal ; 0=lainnya. X 1 = Pengalaman usaha tahun. X 2 = Pendidikan formal tahun. X 3 = Pendapatan Rp. musim panen X 5 = Jumlah keluarga Produktif orang. X6 = Produksi ton X7 = Penggunaan tenaga kerja orang D1 = Dummy Informasi harga 1=tahu ;0 =lainnya. D2 = Dummy Prosedur transaksi 1 = susahrumit ;0=lainnya D3 = Dummy Ketidakpastian harga 1 = susahrumit ;0=lainnya D4 = Dummy ketidak jujuran 1 = ya ; 0=lainnya D5 = Dummy resiko produk tidak terjual. 1 =banyak ;0=lainnya D7 = Dummy Keikutsertaan Kelompok Tani. 1=ikut ;0 =lainnya X8 = Pendidikan non formal hari X9 = Periode transaksi non formal hari a = intersep . ß 1 ……B 14 = Parameter koefisien regresi. Untuk analisis deskripsi dilakukan dengan daftar pertanyaan yang dilaksanakan ke petani dianalisis sehingga diambil kesimpulan disertai dengan survey di lapangan. 64

4.3.10 Analisis Game Theory untuk Konflik Pemasaran Nenas

Model teori permainan game theory yang menggambarkan proses interaksi antar manusia dalam suatu organisasi masyarakat secara konseptual. Seperti persoalan konflik kepentingan dalam pemasaran nenas antara petani dengan pedagang pengumpul dapat digambarkan atau dimodelkan dalam bentuk penyederhanaan dalam suatu bentuk model permainan game modeling, dimana kedua pihak yang berkonflik masing-masing sebenarnya mempunyai kesempatan untuk memperoleh manfaatkeuntungan benefit dari adanya kerjasama pemasaran antara mereka, yang sebenarnya akan saling menguntungkan. Tapi jika salah satu atau dua pihak yang berinteraksi masing-masing secara sendiri-sendiri dengan strateginya, maka tidak akan bermanfaat bahkan akan merugikan pihak lain Anwar, 2001c. Tabel 3. Konsekuensi Pahala dari Game Modeling Pedagang Pengumpul Memberi modal Tidak memberi modal Pemasaran hasil ke pedagang pengumpul α β Petani nenas Pemasaran hasil ke eksportir γ δ Dari matrik pada Tabel 3 di atas menyatakan tentang hasil-hasil pahala pay-off yang diperoleh. Hasil pay off nya tergantung pada kombinasi dari strategi-strategi 65 yang mereka pilih. Jika petani menjual hasil ke pengumpul kebun dan pedagang pengumpul kebun memberikan bantuan modal maka keuntungan bersih petani adalah α . Tetapi jika salah satu pihak misalnya pedagang pengumpul tidak mau memberikan bantuan modal kepada petani tetapi petani tetap menjual hasilnya ke tengkulak maka keuntungan bersih yang diperoleh petani adalah β . Jika pedagang pengumpul memberikan bantuan modal tetapi petani menjual langsung ke eksportir maka keuntungan yang diterima petani adalah sebesar γ . Jika petani tidak menerima bantuan modal dari tengkulak dan petani memasarkan langsung hasilnya ke eksportir maka keuntungan yang diterima petani adalah sebesar δ . Tabel 3. Tujuan, Analisis, Parameter, Data dan Output Penelitian Analisis Pengembangan nenas di Kabupaten Subang. No Tujuan Analisis Parameter Data Output 1 Mengidentifikasi dan mengkaji sistem kontrak pertanian dalam pertanian nenas Analisis diskriptif contract farming Interaksi petani dengan pedagang pengumpul kebun, desa daneksportir konsumen Sistem kontrak pertanian, akses petani terhadap input produksi, manajemen resiko, bentuk kontrak pertanian tradisional, mekanisme pelaksanaan kontrak pertanian, hubungan principlal –agent, peranan kelembagaan petani Sistem kontrak pertanian nenas