Hipotesis KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

48 2. Diduga sistem kelembagaan tataniaga yang menjadi opsi petani nenas adalah kelembagaan non formal yang memiliki biaya transaksi yang lebih sederhana, 3. Diduga kinerja finansial dan ekonomi usahatani nenas di Kabupaten Subang menguntungkan, 4. Diduga pihak pemerintah terhadap proteksi input dan output nenas di kabupaten Subang belum memuaskan, 5. Diduga tanaman nenas memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif dan terpusat pada daerah-daerah tertentu, 49

IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data primer dilakukan di Kabupaten Subang dengan pertimbangan bahwa wilayah ini memiliki aktivitas perekonomian yang spesifik dan berbeda dengan daerah lain. Spesifikasi tersebut berupa kenyataan bahwa Kabupaten Subang merupakan daerah penghasil nenas di Indonesia. Alokasi dilakukan secara purposive sampling di beberapa Kecamatan yang masing- masing di 4 Desa yang menggunakan pola contract farming maupun dengan tidak menggunakan contract farming, dengan didasarkan pada potensi pengembangan komoditi Nenas dengan kriteria kecamatan yang mendapatkan pola dan kecamatan yang tidak mendapatkan pola contract farming. Untuk Responden petani yang dipilih adalah : 1 satu orang ketua Kelompok tani, 1 satu orang pengurus dipilih secara random, dan 1satu orang anggota non pengurus kelompok tani dipilih secara random. Penelitian lapangan dilaksanakan selama 3 bulan yakni dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2002.

4.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara : a. Pengamatan observasi, yaitu suatu studi dengan memperhatikan, mengamati, mencatat aktifitasperilaku orangmasyarakat secara langsung di wilayah penelitian. Penggunaan metode ini dimaksud untuk menyaring peristiwa kegiatan yang sulit dilukiskan, atau segan diceritakan oleh responden. 50 b. Wawancara dengan mengumpulkan data primer yang diperoleh di lapangan, dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan responden. Berpedoman pada blanko isian yang sudah disiapkan sebelumnya. Wawancara dilaksanakan secara individu terhadap masyarakat perdesaan yang dipilih menjadi responden. Dalam penelitian ini ada 2 jenis wawancara yaitu : 1 wawancara dengan pengumpul kebun, 2 wawancara dengan petani yang menggunakan pola contract farming, dan petani yang tidak menggunakan pola contract farming. c. Studi literatur dengan cara mengumpulkan data sekunder yang ada hubungannya dengan daerah penelitian seperti dari Kantor Statistik, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Tenaga Kerja serta Dinasinstansi terkait lainnya di Kabupaten Subang.

4.3 Metode Analisis data

4.3.1 Model Basis Ekonomi : LQ Location Quotient

Analisis dengan model LQ ini digunakan untuk melihat sektor basis atau non basis dari suatu wilayah perencanaan dan dapat mengidentifikasi sektor unggulan atau keunggulan komparatif suatu wilayah. Di samping itu untuk mengetahui pemusatan kegiatan aktivitas ekonomi di wilayah digunakan dengan metode LQ Location Quotient Method. Pendekatan dengan mengunakan metoda LQ ini adalah