9 melakukan usaha penangkapan sumberdaya ikan di wilayah perairan laut
Indonesia. 2 Merumuskan model penerapan Vessel Monitoring System VMS yang
ditinjau dari segi prioritas manfaat dan biaya bagi pihak pemerintah dan pengusaha.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1 Sebagai masukan kepada pihak yang berwenang sebagai lembaga pengelola
kegiatan pemantauan kapal penangkap ikan, terutama pemerintah pusat untuk dapat memperkecil kelemahan dan mengurangi ancaman-ancaman
agar kebijakan VMS dapat diterapkan dan memberikan dampak positif baik bagi pemerintah maupun bagi pengusaha.
2 Meningkatkan pemahanan terhadap para pengusaha penangkap ikan di Indonesia, bahwa penerapan kebijakan pemantauan kapal penangkap ikan
merupakan tuntutan internasional dalam menjaga kelestarian sumberdaya ikan, serta bermanfaat bagi para pengusaha atau pemilik kapal dalam
memantau kapal miliknya dan memudahkan penyelamatan apabila terjadi kecelakaan di laut.
3 Terwujudnya sistem pengawasan sumberdaya ikan yang sesuai dengan karakter dan kondisi perairan laut Indonesia serta memberikan sumbangan
pada pengembangan Ilmu Pengetahuan khususnya di bidang pemanfaatan sumberdaya perikanan.
1.5 Hipotesis
Dalam penerapan kebijakan pengawasan kapal penangkap ikan dengan model VMS Vessel Monitoring System tidak hanya semata-mata tergantung dari
kecanggihan teknologi yang digunakan dalam melakukan pengawasan, akan tetapi banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah sebagai lembaga
pengelola antara lain, hukum dan kelembagaan, aspek ekonomi bagi pengusaha, tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat nelayan pengusaha, program
sosialisasi, dan aspek koordinasi.
10 Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya dalam bentuk kalimat pertanyaan Black and Champion, 1999. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan, dan
dalam penelitian ini dirumuskan beberapa hipotesa penelitian sebagai berikut : 1 Penerapan kebijakan pemantauan kapal ikan dengan model VMS saat ini
belum dapat berjalan secara optimal. 2 Pemahaman antara pengusaha dan pemerintah terhadap strategi penerapan
Model VMS dalam pemantauan kapal ikan belum sama. 3 Penerapan model VMS yang sesuai dan dapat memenuhi harapan
pemerintah dan pengusaha akan menghasilkan keuntungan dan manfaat yang lebih besar bagi pemerintah maupun pengusaha penangkapan ikan.
1.6 Kerangka Pemikiran
Dalam mengkaji dan melakukan analisis model Sistem Pemantauan Kapal Penangkap Ikan VMS di Indonesia, kerangka pemikiran yang dipergunakan
adalah sebagaimana disajikan pada Gambar 2. Pertumbuhan jumlah kapal penangkap ikan asing dan lokal yang beroperasi di perairan Indonesia, munculnya
berbagai persoalan pemanfaatan sumber daya ikan oleh para pengusaha penangkap ikan dan kewajiban sebagai negara anggota FAO dalam melakukan
pengawasan sumber daya ikan telah mendorong pemerintah menetapkan kebijakan untuk melakukan pemantauan terhadap kapal-kapal penangkap ikan.
Teknologi pemantauan kapal ikan yang paling cocok dan akurat saat ini adalah teknologi VMS. Kebijakan pemantauan kapal penangkap ikan dengan model
VMS bertujuan antara lain : 1 mengurangi Illegal Fishing atau pencurian ikan baik oleh kapal lokal maupun asing, 2 memperkecil adanya pelanggaran
penangkapan ikan dan pemalsuan dokumen, 3 memudahkan pengawasan dan perencanaan pengelolaan sumber daya ikan, 4 memberikan rasa aman bagi
masyarakat nelayan, dan 5 menjaga kelestarian sumber daya ikan. Efektivitas suatu kebijakan perlu diketahui bagi pengambil kebijakan
untuk mengevaluasi dan menyempurnakan sebuah kebijakan agar dapat