102 untuk seluruh kapal Indonesia yang berjenis alat tangkap Pukat Udang dan Ikan,
kemudian sisanya diwajibkan kepada kapal asing. Sesuai data dari Tabel 18 diperoleh gambaran bahwa kapal asing yang
paling banyak dipasang alat VMS adalah kapal dengan jenis alat tangkap Pukat Udang, yaitu sebanyak 558 kapal. Kondisi ini sudah sesuai dengan harapan dan
rencana prioritas sasaran VMS yang dirumuskan DKP. 4.8.8
Pemasangan Alat VMS Berdasarkan Jenis Kapal
Berdasarkan Surat keputusan Dirjen Perikanan Tangkap No. 1384DPT.0PI.340.S4IV05 tentang Prosedur dan Tata Cara Pemasangan
Transmiter Sistem Pemantauan Kapal Perikanan, maka pencapaian hasil pemasangan alat VMS dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Rekapitulasi Komposisi Hasil Pemasangan Alat VMS Berdasarkan Jenis Kapal
No Jenis Kapal
Terpasang Jumlah
Eksisting Sisa
Prioritas
1 Kapal Ikan Asing Penangkap +
Pengangkut 601
970 369
I Tahun 2005
2 Kapal Pengangku Indonesia
141 310
169 II Tahun
2005 3
Kapal Ikan Indonesia pukat ikan dan pukat udang
187 523
336 Tahun
2006 4
Apal Ikan Indonesia 100 GT Penangkap
394 1.158
764 TOTAL
1.323 2.961
1.638
Sumber : Data PMO VMS, Agustus 2005
Berbeda dengan data bulan Juni 2005, maka pada bulan Agustus 2005 terjadi peningkatan total kapal yang berhasil dipasang alat VMS dari 1.289 kapal
menjadi 1.323 kapal. Pada Tabel 19 dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis kapal baik Lokal maupun asing, maka diperoleh informasi bahwa jumlah kapal
asing baik penangkap atau pengangkut yang telah berhasil dipasang alat VMS adalah berjumlah 610 kapal. Jenis kapal pengangkut asal Indonesia yang telah
dipasang alat VMS sebanyak 141 kapal. Jenis kapal lokal yang alat tangkapnya Pukat Udang dan Pukat Ikan yang telah dipasang VMS adalah sebesar 187 kapal.
103 Keseluruhan kapal penangkap Indonesia diluar Pukat Udang dan Pukat
Ikan adalah sebesar 394 kapal. Jadi keseluruhan kapal lokal maupun asing yang telah mengikuti VMS dan dipasang alat VMS adalah berjumlah 1.323 kapal.
4.8.9 Kondisi atau Status Alat VMS Terpasang
Salah satu ukuran keberhasilan penerapan kebijakan teknologi VMS adalah terpenuhinya target sebanyak 1.500 kapal yang ikut program VMS pada
tahun 2004, namun yang terjadi adalah jauh dari harapan, karena pada akhir tahun 2004, dari 987 kapal ikan lokal maupun asing yang sudah dipasang alat
Transmitter hanya 549 55,6 yang aktif berfungsi dan dan dapat dipantau.
Kemajuan di tahun 2005 juga belum menunjukkan hasil yang optimal, dimana sampai sekarang seluruh kapal yang terlibat dalam program VMS baru
berjumlah 1.323 kapal kapal asing sebanyak 601, dan kapal lokal sebanyak 722. Berdasarkan segi ketaatan dalam mengaktifkan alat VMS transmitter atau
berfungsinya alat VMS menunjukkan bahwa data per 30 Agustus 2005, diperoleh informasi, dari 722 kapal lokal yang sudah berhasil dipasang alat VMS, ternyata
yang dapat berfungsi atau dapat dimonitor oleh pusat pengendalian Pusdal di DKP hanya sebanyak 247 kapal atau hanya sebesar 34,2, yang lainnya tidak
berfungsi karena berbagai alasan antara lain dimatikan, dilepas karena alasan keamanan, tidak dapat koneksi dengan pusat dan tidak diterima satelit. Sedangkan
untuk kapal asing dari 601 yang dipasang alat VMS ternyata hanya 281 yang berfungsi atau sebesar 46,8.
Tabel 19 menunjukkan bahwa total keseluruhan kapal perikanan baik kapal lokal maupun kapal asing yang telah mengikuti VMS dan alat transmitter
dinyatakan telah dipasang adalah sebanyak 1.323 kapal Lampiran 4. Kapal perikanan yang status alatnya aktif terus OK atau befungsi dan dapat dipantau
oleh Pusdal DKP adalah sebanyak 528 kapal atau sebesar 39,9. Alat transmitter yang statusnya OK tetapi sering mati terdapat sebanyak 118 kapal atau sebesar
8,9. Kapal-kapal yang memutuskan power supply dengan sengaja 547 kapal 41,3 , dan kapal yang transmitter-nya mati tanpa tandadisengaja terdapat
sebanyak 110 kapal 8,3. Terdapat pula kasus dimana alat transmitter mati sejak awal yaitu sebanyak 20 kapal 1,5 dan kapal yang tidak memasang
104 transmitter
tapi sudah mengambil alat tersebut, terdapat sebanyak 82 kapal dari 49 perusahaan
Tabel 20 Permasalahan dan Ketaatan Pengusaha dalam Pengaktifan Transmitter
Terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh kapal penangkapan ikan dalam kaitan dengan pemasangan transmitter di atas, pemerintah dalam hal ini
DKP telah melakukan tindakan tegas dengan memberikan berbagai macam tindakan administratif, antara lain berupa :
1 Surat Pemberitahuan : 201 perusahaan501 kapal
2 Surat Peringatan I : 142 perusahaan297 kapal
3 Surat Peringatan II : 474 perusahaan 756 kapal
4 Surat Pemanggilan : 2 perusahaan6 kapal
5 Surat Pengembalian transmiter : 4 perusahaan20 kapal
6 Rekomendasi pencabutan SIPISIKPI : 15 perusahaan39 kapal
7 Perbaikan dan penggantian Tx : 25 perusahaan25 kapal