117 kapal-kapal miliknya melakukan aktivitas penangkapan, sehingga kemungkinan
adanya kecurangan oleh awak kapal dalam mengoperasikan kapalnya dapat dihindari.
118
5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Efektifitas Kebijakan Penerapan Model Vessel Monitoring
System VMS bagi Kapal Penangkap Ikan 5.1.1
Analisis Peraturan Perundang-undangan di Bidang Perikanan Pendukung Kebijakan Penerapan VMS
Sampai saat ini cukup banyak peraturan perundangan yang berkaitan dengan pengelolaan perikanan di Indonesia, dan berdasarkan hasil wawancara
dengan tim teknis VMS di bidang hukum, diperoleh keterangan bahwa dari sekian banyak peraturan perundangan yang mengatur tentang pengelolaan perikanan di
Indonesia, baru ada satu produk hukum yang secara langsung dan rinci mengatur tentanga penyelenggaraan VMS, yaitu Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
No. 29MEN2003 tentang penyelenggaraan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan, yang ditandatangani dan disahkan pada bulan Agustus 2003.
Untuk menguatkan pernyataan di atas, berdasarkan hasil wawancara kepada Professor Martin Tsamenyi, Director Centre For Maritime Policy,
University of Wollongong pada tanggal 27 Juni 2003 ketika berkunjung ke Indonesia dalam acara konsultasi “Legal Framework VMS” di Departemen
Kelautan dan
Perikanan RI,
serta komunikasi
melalui e-mail
martin_tsamenyiuow.edu.au diperoleh kesimpulan bahwa walaupun terdapat banyak sekali peraturan yang mengatur tentang perikanan di Indonesia, tapi tidak
satupun dari peraturan tersebut yang secara khususspesial mengatur tentang bagaimana operasional VMS. Menurutnya dasar hukum yang paling berhubungan
dengan pelaksanaan VMS di Indonesia, antara lain adalah , wawancara cara ini dilakukan ketika produk hukum berupa Kepmen No 29 Tahun 2003 tentang
penyelenggaraan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan belum diterbitkan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, maka pada bagian awal bab
ini dilakukan analisis terhadap beberapa produk peraturan perundangan di bidang pengelolaan perikanan di Indonesia yang berkaitan dengan penerapan kebijakan
VMS, sehingga diperoleh informasi peraturan perundangan yang secara langsung
119 dan tidak langsung berkaitan erat dengan penerapan VMS. Tabel 22 menyajikan
hasil analisis peraturan perundangan yang berhubungan dengan VMS.
Tabel 22 Analisis Isi Peraturan Perundangan di Bidang Pengelolaan Perikanan Yang Mendukung Penerapan Kebijakan VMS
No Jenis Peraturan
Perundangan Tentang
Hasil Analisa Ketentuan Yang Dapat Mendukung
Penerapan VMS
1 Peraturan
Pemerintah No. 51983
Pengelolaan Sumberdaya Alam
Hayati Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia
Tidak Mengatur VMS Pengaturan tentang Perizinan Bab
IV dan Ketentuan Pencabutan Izin Bab V dapat mendukung
Penerapan VMS.
2 Keputusan
Pemerintah No. 151984
Pengelolaan Sumber Daya Perikanan di
ZEE Indonesia. Tidak Mengatur VMS
Pasal 3, Pasal 5 dan pasal 9 tentang Pengaturan Izin penangkapan ikan
oleh kapal asing dapat mendukung penerapan VMS
3 Keputusan
Menteri 4751985 Izin untuk perusahaan
swasta dan asing untuk menangkap ikan
di ZEE Indonesia Tidak Mengatur VMS
Pasal 1, pasal 2 dan pasal 7 tentang ketentuan izin bagi perusahaan
asinglokal , TAC yang dapat mendukung VMS
Pasal lain tentang identifikasi kapal, badan kapal, kewajiban, sanksi dan
larangan juga dapat mendukung VMS
4 Keputusan
Menteri 4761985 Penunjukan tempat
pelabuhan di mana kapal nelayan asing
harus melaporkan sebelum, selama dan
setelah penangkapan ikan di ZEE.
Tidak Mengatur VMS Pasal 1, ketentuan bagi kapal asing
untuk masuk ke salah satu dari 9 pelabuhan yang ditunjuk
Pasal 5, kapal asing wajib menerima aparat pengawas jika diperlukan
5 Peraturan
Pemerintah 151990
Tentang Usaha Penangkapan Ikan
Tidak Mengatur VMS Pasal 1, pasal7, pasal 13 mengatur
batasan dan jenis perizinan kapal asing di ZEEI IUP, PPKA, SPI
bersambung…………..