Faktor - faktor Penunjang Keefektifan Berbicara Pembelajaran Kooperatif Cooperative learning

2.2.4 Faktor - faktor Penunjang Keefektifan Berbicara

Seorang pembicara yang baik, harus memberikan kesan bahwa ia menguasai masalah yang dibicarakan, penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran. Selain menguasai topik, seorang pembicara harus berbicara mengungkapkan bunyi-bunyi bahasa dengan jelas dan tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar.Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seseorang untuk dapat menjadi pembicara yang baik. Faktor-faktor tersebut adalah faktor kebahasaan dan nonkebahasaan Arsjad dan Mukti dalam Sana, 2011:39. Menurut Efendy 2009:153 unsur kebahasaan dan non-kebahasaan sebagai berikut: Aspek Kebahasaan, meliputi: 1 Pengucapan makhraj, 2 Kejelasan suara shifatul huruf, 3 Penempatan tekanan mad, syiddah, 4 Nada dan irama, 5 Pilihan kata, 6 Pilihan ungkapan, 7 Susunan kalimat. Aspek Non-kebahasaan, meliputi: 1 Kelancaran, 2 Penguasaan Topik, 3 Keterampilan, 4 Penalaran, 5 keberanian, 6 Kelincahan, 7 Ketertiban, 8 Kerajinan, 9 Kerjasama. Dari paparan para ahli diatas, peneliti dalam penelitiannya menggunakan 5 aspek penilaian, yaitu: pengucapan, susunan kalimat, nada dan irama, penguasaan topik, keberanian. Penelitian memilih lima aspek tersebut dengan pertimbangan telah mencakup aspek kebahasaan dan non-kebahasaan dalam penilaian keterampilan berbicara.

2.2.5 Pembelajaran Kooperatif Cooperative learning

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama sama dengan saling membantu satu sama lainya sebagai satu kelompok atau satu tim. Kelough dalam Effendy, 2009:195 mendefinisikan Cooperative learning sebagai suatu macam strategi pembelajaran secara berkelompok, siswa belajar bersama dan saling membantu dalam membuat tugas dengan penekanan pada saling support di antara anggota. Siswa yang belajar dalam kelompok akan belajar lebih banyak dibandingkan siswa yang belajar dalam bentuk klasikal. Menurut teori motivasi, tujuan belajar kooperatif adalah menciptakan suatu situasi keberhasilan dapat tercapai bila siswa lain juga mencapai tujuan tersebut. maka pembelajaran bersifat kooperatif, bukan kompetitif, dan keberhasilan belajar adalah keberhasilan kelompok bukan keberhasilan individu.

2.2.6 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIME TOKEN ARENDS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN KERJASAMA SISWA DI SMK NEGERI 1 METRO

3 38 191

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PURWODADI

0 9 76

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD NEGERI 101877 TANJUNG MORAWA.T.A 2013/2013.

0 2 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR.

0 3 43

penggunaan model time token arends dan multimedia untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SDN 01 Sringin Tahun Ajaran 2015/2016.

0 0 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V SDN GANDEKAN 230 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI SMA N 1 MERTOYUDAN MAGELANG.

2 7 236

Penerapan Model Time Token dengan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN 1 Seliling Tahun Ajaran 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS V SD NEGERI LEMBERANG

3 3 15