tidak hanya dapat mengetahui pembelajaran seperti apa yang lebih disukai, akan tetapi siswa juga dapat memperoleh skor yang tinggi dalam tes dan berperilaku
lebih baik. Menjadi hal yang sangat penting bagi seorang guru untuk mengetahui dan
mengeksplor potensi belajar masing-masing siswanya. Menganalisis potensi belajar dapat membantu dan bermanfaat bagi siswa untuk mendorongnya lebih
fokus dalam belajar yang dapat menambah tingkat kesuksesan belajar. Model pembelajaran VAK dapat membantu siswa untuk menemukan kelebihan dan
kelemahannya dalam belajar. Penggunaan model pembelajaran VAK dapat meningkatkkan hasil belajar siswa secara keseluruhan, menambah motivasi siswa
dan menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran.
2.1.4.1 Visual belajar dengan melihat
Meier 2002: 97 menyatakan, ketajaman visual sangat kuat dalam diri setiap orang, walaupun lebih menonjol pada sebagian orang. Hal tersebut
dikarenakan di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual dari pada semua indera yang lain.
Siswa dengan tipe visual menyerap informasi dengan menggunakan apa saja yang mereka lihat. Siswa tipe visual memiliki dua cara dalam menangkap
informasi, yaitu linguistik bahasa dan spasial ruang. Visual linguistik lebih senang pembelajaran menggunakan bahasa, misalnya dengan membaca atau
menulis. Mereka akan lebih mudah mengingat apa saja yang mereka baca atau mereka tulis. Visual spasial lebih menyukai gambar atau diagaram daripada
tulisan dan menyukai penggunaan alat-alat visual lainnya. Biasanya siswa dengan
tipe visual lebih suka mencatat sampai detail-detailnya untuk mendapatkan informasi.
Ciri-ciri yang tampak dari siswa tipe visual menurut DePorter 2000: 85 antara lain 1 berpenampilan rapi dan menarik; 2 mengingat dengan gambar,
lebih suka membaca daripada dibacakan; dan 3 membutuhkan gambaran, tujuan menyeluruh dan menangkap detail.
2.1.4.2 Auditori belajar dengan mendegar
Menurur Meier 2002: 95, tanpa disadari kemampuan berpikir siswa dengan potensi belajar aditori lebih kuat. Hal tersebut dikarenakan telinga sebagai
panca indera pendengaran terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori.
Siswa dengan tipe auditori mengakses segala jenis bunyi dan kata. Orang auditorial terkadang bicara pada dirinya sendiri. Selama proses belajar siswa
dengan tipe auditori lebih suka mendengarkan materi pelajaran sehingga seringkali kehilangan urutan jika mereka mencoba mencatat materi. Siswa
auditori lebih suka membaca dengan bersuara. Ciri-ciri yang tampak pada siswa dengan gaya belajar auditori menurut
DePorter 2000:85 antara lain 1 perhatiannya mudah terpecah; 2 berbicara dengan pola berirama; 3 belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan
bibirbersuara saat membaca; dan 4 berdialog secara internal dan eksternal.
2.1.4.3 Kinestetik belajar dengan bergerak