REVOLUSI PRANCIS Sejarah 2 Kelas 11 Triyono Suwito 2009

299 Bab 9 Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia serta Pengaruhnya ....

1. Latar Belakang Lahirnya Revolusi Prancis

a. Ketidakadilan Politik dan Ekonomi

Kaum bangsawan memegang peranan yang sangat penting dalam bidang politik, sehingga segala sesuatunya ditentukan oleh bangsawan sedangkan raja hanya mengesahkan saja. Ketidakadilan dalam bidang politik dapat dilihat dari pemilihan pegawai-pegawai pemerintah yang berdasarkan keturunan dan bukan berdasarkan profesi atau keahlian, Hal ini menyebabkan administrasi negara menjadi kacau dan berakibat munculnya tindakan korupsi. Ketidakadilan politik lainnya adalah tidak diperkenankannya masyarakat kecil untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemerintahan. Penyebab lain meletusnya Revolusi Prancis adalah masalah keuangan yang disebabkan oleh pengeluaran yang berlebihan oleh raja-raja Prancis pada tahun 1600-1700-an. Untuk menanggulangi masalah tersebut, raja Prancis menggunakan sistem pajak kepada rakyatnya. Namun, sistem pajak yang digunakan tidak mampu memberikan keadilan bagi rakyatnya. Golongan I dan II bebas dari pajak tertentu. Sebagian borjuis yang kaya juga terbebas dari pajak dengan cara membeli surat lisensi bebas pajak, sedangkan golongan III, yakni para petani dan buruh, dikenakan semua jenis pajak antara lain pajak diri, pajak penghasilan, pajak tanah dan rumah, pajak garam, dan pajak anggur.

b. Lemahnya Wibawa Raja Perancis

Raja Prancis seperti Louis XV dan XVI menyadari bahwa masalah keuangan negara dapat teratasi bila setiap orang atau golongan membayar pajak. Akan tetapi karena mereka tidak memiliki kewibawaan dalam menindak golongan I dan II, maka golongan tersebut tetap memiliki hak-hak istimewa dan bebas dari pajak. 1 Munculnya Filsuf-filsuf Pembaharu Pada pertengahan abad ke-18 di Prancis bermunculan para penulis dan filsuf terkenal. Tulisan-tulisan yang mereka buat banyak menyinggung kelemahan dan kesalahan pemerintah, seperti ketidakadilan sosial, politik dan ekonomi. Adapun tokoh-tokoh pembaharu tersebut di antaranya: a Montesquieu, yang menulis buku berjudul Lesprit des Lois Jiwa Undang-undang yang menerangkan sejarah undang- undang dan peraturan pemerintah beserta kelebihan dan kelemahannya. Inti dari buku tersebut menerangkan kekuasaan negara yang dibagi ke dalam tiga kekuasaan yakni legislatif, eksekutif dan yudikatif yang dikenal dengan nama Trias Politica . 300 Sejarah SMAMA Program IPS Jilid 2 Kelas XI b Voltaire, seorang tokoh pembaharu yang bersifat kritis terhadap pemerintah. Ia mengecam peraturan-peraturan negara dan menyatakan bahwa pemerintahan Raja Louis XVI bukanlah sebuah pemerintahan demokratis melainkan pemerintahan otokrasi yang berpusat pada kekuasaan seorang raja. Dalam hal ini raja menjalankan pemerintahan bukan untuk kepentingan rakyat akan tetapi untuk kepentingan pribadi atau golongan. c J.J. Rousseau, seorang filsuf yang menaruh perhatian terhadap pelaksanaan kedaulatan dan persamaan rakyat dan menganjurkan agar Prancis melaksanakan sistem pemerintahan demokrasi. Atas idenya tersebut ia dianggap sebagai “Bapak Demokrasi Modern”.

c. Absolutisme Monarki

Absolutisme monarki adalah suatu bentuk pemerintahan kerajaan yang rajanya berkuasa secara mutlak dan tidak dibatasi oleh undang-undang. Dalam pemerintahan ini, nasib negara berada di tangan raja. Raja Louis XVI adalah raja yang tidak memiliki kewibawaan, tidak mampu membuat keseragaman administrasi dan bersifat depotisme serta feodalisme. Hal ini mengakibatkan banyak para pejabat pemerintahan yang melakukan penyelewengan dan ketidakadilan bagi rakyat.

2. Penyerangan ke Penjara Bastille: Kelahiran Revolusi

Prancis Seperti yang telah disinggung di atas bahwa salah satu sebab yang mengakibatkan Revolusi Prancis adalah masalah keuangan. Sebagai tindak lanjut dalam mengatasi permasalahan keuangan, Raja Louis XVI berusaha menerapkan pajak kepada Golongan I dan II. Akan tetapi tindakan ini mengalami kegagalan karena tidak disetujui oleh golongan bangsawan. Golongan ini berpendapat bahwa semua pajak yang baru yang akan diterapkan harus mendapat persetujuan dari Estates General atau Badan Legislatif yang merupakan badan perwakilan dari ke tiga golongan masyarakat Prancis. Masyarakat Perancis mengharapkan agar Estates General dapat berperan dalam kehidupan politik di Prancis. Namun, dalam tubuh Estates General sendiri terdapat perselisihan pendapat tentang tata cara pemungutan suara voting di antara ke tiga golongan. Golongan I dan II menghendaki voting dilakukan oleh golongan mereka estates. Sedangkan golongan III menyadari bahwa jumlah mereka jauh lebih banyak dan menghendaki agar voting dilakukan secara individual. Sumber: Encarta 2007 Gambar 9.3 Voltaire Sumber: Encyclopedia Americana Gambar 9.4 J.J. Rousseau 301 Bab 9 Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia serta Pengaruhnya .... Perselisihan tersebut diakhiri dengan pengusiran anggota golongan III dari tempat sidang pertemuan oleh Louis XVI. Golongan III tersebut akhirnya bersidang di lapangan tenis tertutup jeu de pume. Di tempat tersebut mereka membentuk Dewan Nasional atau National Assembly atas anjuran Abbe Syies pada tanggal 17 Juni 1789. Hal ini dianggap sebagai awal dimulainya Revolusi Prancis. Tuntutan Dewan Nasional adalah menuntut adanya peran politik yang besar dalam pemerintahan serta diakuinya hak-hak mereka dan meminta terbentuknya undang-undang atau konstitusi bagi Prancis sesuai dengan sumpah Jeu de Paume. Pada 9 Juli 1789 terbentuklah Assembly National Constituante Dewan Nasional Konstituante yang terdiri dari perwakilan semua golongan yang bertugas membuat rancangan undang- undang dasar. Lahirnya lembaga ini menunjukkan lemahnya kedudukan dan kewibawaan Raja Louis XVI dan keberanian Assembly National . Bastille adalah sebuah benteng pertahanan kota Paris yang dibangun pada tahun 1300. Benteng ini diubah menjadi penjara bagi tawanan politik yang membahayakan kekuasaan raja. Penyerangan penduduk Prancis ke penjara Bastille dilatarbelakangi oleh kabar tentang pengumpulan pasukan kerajaan yang berjumlah 20.000 orang untuk membubarkan Dewan Nasional dan melawan revolusi. Alasan lain penyerbuan penduduk terhadap penjara Bastille adalah raja bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat, rakyat ingin menghancurkan simbol kekuasaan raja, rakyat ingin membebaskan para tokoh dan pimpinan politik yang di penjara yang seluruhnya berjumlah 7 Gambar 9.5 Penyerangan terhadap Penjara Bastille pada 14 Juli 1789 Sumber: Encarta 2007 302 Sejarah SMAMA Program IPS Jilid 2 Kelas XI orang. Singkatnya, Bastille adalah simbol dari kejahatan Raja Louis. Dikeluarkannya “Deklarasi Hak-hak Manusia dan Warga Negara ” Declaration des Droits de I’home et du Citoyen pada tanggal 26 Agustus 1789 oleh pihak kerajaan, telah memicu rakyat Paris untuk memberontak. Melalui deklarasi ini rakyat Prancis memiliki hak kemerdekaan, hak milik, hak keamanan dan hak perlindungan dari tindakan kekerasan. Dalam deklarasi ini juga dinyatakan bahwa semua orang memiliki persamaan equality di depan hukum, memiliki hak untuk berbicara, memilih agama dan kebebasan pers. Inti deklarasi ini merujuk pada ajaran Rousseau yang memuat asas kedaulatan rakyat, kemerdekaan, persaudaraan dan persamaan. Prinsip-prinsip kemerdekaan liberty, persamaan equality, dan hak-hak alami natural right dirumuskan kembali dalam konstitusi Prancis yang baru. Pada dasarnya konstitusi tersebut berisi jaminan hak-hak rakyat dan pembatasan kekuasaan raja. Raja Louis XVI menerima konstitusi tersebut sehingga corak pemerintahan Prancis menjadi monarki konstitusional, yang berarti kerajaan yang mempunyai undang-undang dasar.

3. Bentuk-bentuk Pemerintahan Prancis Pasca Revolusi

a. Pemerintahan Monarki Konstitusional 1789-1793

14 Juli 1789 merupakan langkah awal yang diambil oleh pemerintah revolusi, yaitu dengan dibentuk Pasukan Keamanan Nasional yang dipimpin oleh Jendral Lafayette. Selanjutnya dibentuk Majelis Konstituante untuk menghapus hak-hak istimewa raja, bangsawan, dan pimpinan gereja. Semboyan rakyat segera dikumandangkan oleh J.J. Rousseau yaitu liberte, egalite dan fraternite. Dewan perancang undang-undang terdiri atas Partai Feullant dan Partai Jacobin. Partai Feullant bersifat pro terhadap raja yang absolut, sedangkan Partai Jacobin menghendaki Prancis berbentuk republik. Mereka beranggotakan kaum Gerondin dan Montagne di bawah pimpinan Maxmilien de’Robespierre, Marat , dan Danton. Pada masa ini juga raja Louis XVI dijatuhi hukuman pancung guillotine pada 22 Januari 1793 pada saat itu bentuk pemerintahan Prancis adalah republik.

b. Pemerintahan Teror atau Konvensi Nasional 1793-1794

Pada masa ini pemegang kekuasaan pemerintahan bersikap keras, tegas, dan radikal demi penyelamatan negara. Pemerintahan teror dipimpin oleh Robespierre dari kelompok Montagne. Di bawah pemerintahannya setiap orang yang kontra terhadap revolusi akan dianggap sebagai musuh Prancis. Akibatnya dalam waktu satu tahun terdapat 2.500 orang Prancis dieksekusi, termasuk permaisuri Louis XVI, Marie Antoinette. Hal ini menimbulkan Sumber: Encarta 2007 Gambar 9.6 Marie Antoinette, permaisuri Louis XVI, yang dihukum pancung 303 Bab 9 Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia serta Pengaruhnya .... reaksi keras dari berbagai pihak. Akhirnya terjadi perebutan kekuasaan oleh kaum Girondin. Robespierre ditangkap dan dieksekusi dengan cara dipancung bersama dengan 20 orang pengikutnya. Pada Oktober 1795 terbentuklah pemerintahan baru yang lebih moderat yang disebut Pemerintahan Direktori. INFO SEJARAH Tontonlah olehmu film berjudul Marie Antoinette yang dibintangi aktris Kirsten Dunst dan diproduseri Sophia Coppola. Film produksi tahun 2006 ini menceritakan kisah perjalanan hidup Marie Antoinette, permaisuri Louis XVI, dari masa pernikahannya dengan Raja Louis yang tak bahagia hingga menjelang kematiannya. Akan terlihat bagaimana sesungguhnya kehidupan mewah seorang permaisuri raja yang dikelilingi kesenangan duniawi namun tak berbahagia dalam hal perkawinan yang tak mampu memberikan keturunan putra mahkota Prancis. Untuk menutupi kesedihan hatinya, Marie sering berpesta pora.

c. Pemerintahan Direktori atau Direktorat 1795-1799

Pada masa Direktori, pemerintahan dipimpin oleh lima orang warga negara terbaik yang disebut direktur. Masing-masing direktur memiliki kewenangan dalam mengatur masalah ekonomi, politik sosial, pertahanan-keamanan, dan keagamaan. Direktori dipilih oleh Parlemen. Pemerintah direktori ini tidak bersifat demokratis sebab hak pilih hanya diberikan kepada pria dewasa yang membayar pajak. Dengan demikian wanita dan penduduk miskin tidak memiliki hak suara dan tidak dapat berpartisipasi. Pada masa pemerintahan direktori, rakyat tidak mempercayai pemerintah karena sering terjadinya tindak korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintah yang berakibat terancamnya kesatuan nasional Prancis. Akan tetapi, dari segi militer Prancis mengalami kemajuan yang pesat, hal ini berkat kehebatan Napoleon Bonaparte. Ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah ini berhasil dimanfaatkan Napoleon untuk merebut pemerintahan pada tahun 1799.

d. Pemerintahan Konsulat 1799-1804

Pemerintahan konsulat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu Napoleon sebagai Konsulat I, Cambaseres sebagai Konsulat II, dan Lebrun sebagai Konsulat III. Akan tetapi dalam perjalanan sejarah selanjutnya Napoleon berhasil memerintah sendiri. Di bawah pimpinan Konsulat Napoleon, Perancis berhasil mencapai puncak kejayaannya. Tidak hanya dalam bidang militer akan tetapi juga dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Pada tahun 1803 Napoleon terpilih sebagai kaisar Prancis atas dasar voting dalam sidang legislatif. Penobatannya dilaksanakan pada 2 Desember 1804 oleh Paus VII. Sumber: Encarta 2007 Gambar 9.7 Napoleon Bonaparte 304 Sejarah SMAMA Program IPS Jilid 2 Kelas XI

e. Masa Pemerintahan Kaisar 1804-1815

Napoleon sebagai kaisar dimulai dengan pemerintahannya yang bersifat absolut. Hal ini jelas tidak disukai oleh rakyat Prancis. Napoleon memiliki keinginan untuk mengembalikan kekuasaan raja secara turun-temurun dan menguasai seluruh wilayah Eropa. Ia mengangkat saudara-saudaranya menjadi kepala negara terhadap wilayah yang berhasil ditaklukannya. Oleh karena itu, pemerintahan Napoleon disebut juga pemerintahan nepotisme. Pemerintahan kekaisaran berakhir setelah Napoleon ditangkap pada tahun 1814 setelah kalah oleh negara-negara koalisi dan dibuang di Pulau Elba. Karena kecerdikannya Napoleon berhasil melarikan diri dan segera memimpin kembali pasukan Prancis untuk melawan tentara koalisi selama 100 hari. Namun, karena kekuatan militer yang tak seimbang, akhirnya Napoleon mengalami kekalahan dalam pertempuran di Waterloo pada tahun 1915. Dia dibuang ke pulau terpencil di Pasifik bagian selatan, St. Helena sampai akhirnya meninggal pada tahun 1821.

f. Pemerintahan Reaksioner

Rakyat merasa tidak senang terhadap sistem pemerintahan absolut yang dilakukan oleh Napoleon. Oleh karena itu rakyat kembali memberi peluang pada keturunan Raja Louis XVIII untuk menjadi raja di Prancis kembali 1815-1842. Raja yang berkuasa pada saat sistem pemerintahan Reaksioner, selain Raja Louis XVIII, adalah Raja Charles X 1824-1840 dan Raja Louis Philippe 1830-1848.

4. Dampak Revolusi Prancis

Revolusi Prancis secara politik telah mengakibatkan berkembangnya faham liberal yang menghendaki demokrasi dan kebebasan individu, lahirnya negara-negara republik yang demokratis, munculnya aksi-aksi revolusioner untuk menentang penguasa absolut. Prancis yang pada awalnya bersifat absolut kekuasaan raja yang tidak terbatas menjadi negara yang demokratis negara yang berundang-undang dan mempunyai Dewan Perwakilan Rakyat. Revolusi Prancis secara ekonomi telah mengakibatkan sistem pajak feodal dihapus, berkembangnya industri modern, munculnya sistem perdagangan bebas dan keadilan dalam sistem perpajakan. Revolusi Prancis secara sosial-budaya telah mengakibatkan sistem feodalisme terhapus, munculnya susunan masyarakat yang baru tanpa kelas, adanya usaha pemerataan pendidikan dan pengajaran, adanya kebebasan beragama, serta langkah Napoleon diikuti oleh banyak negara lain. Sumber: Encarta 2007 Gambar 9.8 Raja Charles X Sumber: Encarta 2007 Gambar 9.9 Raja Louis Philippe 305 Bab 9 Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia serta Pengaruhnya ....

B. REVOLUSI AMERIKA

Pada era globalisasi ini, Amerika Serikat merupakan satu negara adidaya yang mampu memberikan pengaruh terhadap perkembangan dunia. Setiap aspek kehidupan hari ini yang berkembang di dunia internasional selalu melibatkan peranan Amerika Serikat. Damai dan perang yang terjadi dunia selalu dipengaruhi Amerika Serikat. Bila ditelusuri, ternyata sejarah Amerika Serikat memiliki usia yang lebih muda dibanding dengan sejarah Indonesia. Namun, beberapa peristiwa dalam sejarah Amerika telah banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan dunia, termasuk Indonesia. Salah satu dari peristiwa tersebut adalah Revolusi Amerika.

1. Latar Belakang Timbulnya Revolusi Amerika

a. Terbentuknya Koloni di Amerika Utara

Bangsa yang pertama kali sampai di benua Amerika adalah Spanyol. Pada 1492 M Christophorus Colombus mendarat di Kepulauan Bahama, Kuba, dan Santo Domingo di bagian selatan benua tersebut. Kedatangan Colombus ke benua “baru” tersebut membawa dampak terhadap banyaknya pelancong dari daratan Eropa yang berkunjung ke benua tersebut. Pada saat itu Eropa masih dilanda kemelut politik, kemiskinan, dan konflik agama yang terus-menerus. Nama Amerika sendiri diambil dari nama seorang penjelajah Spanyol bernama Amerigo Vespuci. Ia melancong setelah Colombus menemukan benua tersebut. Awalnya Colombus menyatakan bahwa benua yang ia temukan adalah dunia timur India yang sedang dicarinya sehingga rakyat asli benua Amerika yang ditemuinya oleh Colombus namai suku Indian. Kesalahan Colombus tersebut kemudian diketahui dan diperbaiki oleh Vespuci. KEGIATAN 9.1 Simbol kebebasan yang dihasilkan dari Revolusi Prancis bisa terlihat dari Patung Liberty yang sekarang menjadi ikon kota New York di Amerika Serikat. Walaupun terdapat di Amerika Serikat, tetapi patung tersebut sesungguhnya berasal dari Prancis. Untuk memperdalam kecakapan personal, cobalah kamu cari informasi tentang Patung Liberty. Bila perlu buatlah maket patung tersebut dengan menggunakan bahan sederhana seperti kertas koran yang ditumbuk. Setelah laporan tertulis tentang patung tersebut jadi, kumpulkan pada gurumu. Tampilkan pula patung karyamu di kelas Kata Kunci koloni, Revolusi Amerika, Indian, Perang Tujuh Tahun, deklarasi, undang-undang perangko 306 Sejarah SMAMA Program IPS Jilid 2 Kelas XI Gambar 9.10 Christophorus Colombus meminta restu kepada Ratu Isabel dan Raja Ferdinand V dari Spanyol ketika hendak berlayar dan akhirnya mendarat di kepulauan Bahama, Amerika Sumber: Encarta 2005 Setelah Vespuci menyebarluaskan keberadaan benua tersebut melalui buku yang ia susun selepas kepergiannya ke Amerika, semakin banyaklah orang-orang dari Eropa untuk datang ke Amerika sehingga terbentuklah koloni-koloni baru di Amerika. Kedatangan orang Eropa yang sangat banyak, selanjutnya, telah memunculkan perebutan wilayah yang dilakukan beberapa negara Eropa yang melancong ke Amerika. Wilayah Amerika Utara diperebutkan oleh orang-orang Prancis, Inggris, dan Belanda. Pada 1602, Prancis yang dipelopori oleh Samuel de Camplain , telah menduduki Kanada, tahun 1682 La Salle menduduki Lousiana di daerah Sungai Missisipi. Dengan demikian, Prancis telah menguasai wilayah dari Kanada sampai New Orleans. Pada 1609, bangsa Belanda kemudian menduduki daerah Sungai Hudson. Pada 1826, Minnit mendirikan koloni yang diberi nama Nieuw Amsterdam. Bangsa Inggris pun tak ketinggalan, pada tahun 1589 Raleiq menduduki wilayah Virginia, kemudian pada 1620 Pilgrim Father berhasil menduduki Massachusetts dan tahun 1623 Calvert menduduki Maryland. Dalam perebutan kekuasaan itu ternyata Inggris lebih unggul. Hal ini dibuktikan pada 1674 Inggris merebut Nieuw Amsterdam dari tangan Belanda dan menggantinya dengan nama New York . Dalam Perang Tujuh Tahun 1756-1763, Inggris mampu merebut Kanada dan Lousiana di daerah Sungai Missisipi dari tangan Prancis. Dengan demikian Inggris telah mendominasi daerah koloni di Amerika Utara. Sumber: Encarta 2007 Gambar 9.11 Amerigo Vespuci