barang-barang yang diperdagangkan secara internasional dengan tujuan kepabeanan dan tujuan lain seperti kompilasi statistical. Untuk keramik lantai
tile bernomor HS 6907 dan 6908, sedangkan untuk keramik saniter dengan kode HS 6910, dan untuk keramik tableware dengan kode HS 6911 dan 6912.
Penyederhanaan ini dilakukan berdasarkan pertimbangan tiga jenis produk keramik tersebut memiliki kontribusi yang cukup besar bagi industri keramik
nasional, serta dikarenakan keterbatasan data dan untuk membatasi objek penelitian yang sangat luas. Penelitian ini mengambil observasi data-data dari
kurun waktu 1990 sampai 2004 karena untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi impor keramik diperlukan data-data beberapa tahun kebelakang
sebelum volume impor keramik mengalami peningkatan 1999-2004. Dalam penelitian ini tidak dianalisis bagaimana dampak tarif impor terhadap
industri keramik dalam negeri, karena beberapa data setelah tarif impor mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2005-2006 belum tersedia. Sehingga
penelitian ini belum dapat melihat dampak peningkatan tarif impor terhadap volume impor keramik. Penelitian ini belum bisa merepresentasikan semua jenis
keramik yang ada diindustri keramik, namun penelitian ini hanya ingin memberikan gambaran secara umum mengenai kondisi impor keramik di
Indonesia saat ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Komoditas Keramik
Keramik merupakan suatu komoditas yang dibutuhkan dan harus dipenuhi oleh manusia untuk melengkapi kebutuhan papan tempat tinggal mulai dari
penggunaan untuk lantai dan dinding, gentengatap, saniter, hingga peralatan rumah tangga. Keramik memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia
sehari-hari selain dibutuhkan sebagai perlengkapan dan peralatanperkakas rumah tangga keramik juga berperan sebagai aktivitas ekonomi.
Keramik lantaiubin dan dinding terdiri dari lima jenis mulai dari yang paling sederhana dan banyak digunakan hingga yang rumit proses pembuatannya.
Lima jenis keramik tersebut antara lain adalah : 1. Keramik ubin dan dinding putih polos ukuran 30 cm x 30 cm.
2. Keramik ubin dan dinding dengan motif. Kedua jenis keramik itu melewati proses pengglazuran atau merupakan jenis
keramik glazur. 3. Granito yaitu jenis keramik yang tidak diglazur atau bertekstur kasar.
4. Marmer. 5. Batu Granit.
Dimana marmer dan batu granit berasal dari potongan-potongan batu yang terdapat di pegunungan ASAKI, 2007.
Keramik dinding diproduksi karena didasarkan pada sifat durabilitas yaitu kemampuan keramik untuk melapisi dinding dari bahaya lumut karena terkena air
terus-menerus di kamar mandi, sehingga dengan dilapisi oleh keramik dinding maka dinding akan lebih tahan lama dan mudah dibersihkan ASAKI, 2007.
Keramik saniter diproduksi karena memiliki sifat untuk mengontrol proses pembilasan. Dengan produk saniter dari keramik manusia dapat menghemat
penggunaan air, contohnya untuk kloset duduk yang disertai dengan alat pembilasan yang jauh lebih menghemat air daripada kloset dari semen biasa yang
lebih banyak menggunakan air dalam pembilasan ASAKI, 2007. Produk-produk keramik saniter antara lain yaitu : bak cuci keramik; baskom cuci; alas baskom
cuci; bak mandi; bidet; bejana; kloset; bak pembilasan; tempat buang air kecil urinals; dan perlengkapan sanitasi lainnya Buku Tarif Bea Masuk Indonesia.
Keramik pecah-belahperalatan rumah tangga tableware yaitu peralatan rumah tangga yang terbuat dari keramik. Terdiri dari bermacam-macam jenis
mulai dari gelasmug; piring; mangkok hingga gabungan dari ketiganya seperti satu set peralatan makan ASAKI, 2007.
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu
Hapsari 2007, melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor gula Indonesia. Dalam menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi impor, peneliti menggunakan metode Ordinary Least Square OLS dengan analisis regresi linear berganda dan model Double Log. Variabel
yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor gula adalah produksi gula domestik, populasi, harga gula domestik, nilai tukar,