2.1.4 Hakikat Pembelajaran PKn
2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan PKn
Pendidikan Kewarganegaraan menurut Ruminiati 2008: 1-25 adalah pendidikan yang menyangkut status formal warga negara, pada awalnya diatur
dalam Undang-undang No.2 Tahun 1949. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran memfokuskan pembentukan
warganegara agar memahami, mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai
Pancasila dan UUD 1945 lampiran Permendiknas No. 22 tahun 2006. Menurut Fathurrohman dan Wuryandani 2011: 10, Pkn dibutuhkan
dalam proses pembentukan karakter bangsa mengarah pada penciptaan masyarakat Indonesia yang demokratis.
Dengan demikian secara umum PKn merupakan mata pelajaran bertujuan untuk menciptakan warga negara Indonesia yang demokratis, berkarakter sesuai
UUD 1945 dan dasar Negara Pancasila. Menurut Depdiknas 2008:8, beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
pelajaran PKn dalam rangka “nation and character building” sebagai berikut: 1
PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang ditopang berbagai disiplin ilmu relevan, meliputi: ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi,
psokologi dan disiplin ilmu lainnya, digunakan sebagai landasan melakukan kajian-kajian terhadap proses pengembangan konsep, nilai dan perilaku
demokrasi warganegara.
2 PKn mengembangkan daya nalar state of mind bagi para peserta didik.
Karakter bangsa merupakan proses pengembangan warganegara yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya pada pengembangan
kecerdasan warga negara civic intelegence sebagai landasan pengembangan nilai dan perilaku demokrasi.
3 PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan pembelajaran yang
digunakan lebih inspiratif dan partisipatif, menekankan pelatihan penggunaan logika dan penalaran. Untuk memfasilitasi pembelajaran PKn secara efektif
dikembangkan bahan interaktif yang dikemas dalam berbagai paket seperti bahan belajar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar digali
dari ligkungan masyarakat sebagai pengalaman langsung hand of experience.
4 Kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman sikap,
perilaku demokratis dikembangkan bukan semata- mata melalui „mengajar
demokrasi” teaching democracy, tetapi melalui model pembelajaran secara langsung menerapkan cara hidup secara demokrasi doing democracy.
Dalam penelitian, peneliti menfokuskan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran PKn khususnya pembelajaran PKn di SD.
2.1.4.2 Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar
Semua kegiatan guru dalam pembelajaran diarahkan untuk membantu siswa mempelajari materi baik pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Oleh karena
itu, seorang guru perlu memahami latar belakang kehidupan siswa baik ekonomi, lingkungan maupun orang tua siswa. Latar belakang ini perlu diketahui guru
khususnya dalam pembelajaran PKn karena PKn merupakan wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak, karakter warga negara demokratis dan
bertanggung jawab Ruminiati, 2008:1-14. Pengembangan dimulai dari usia dini yaitu sejak siswa berada di lingkungan pendidikan dasar yaitu SD.
Dalam penerapan pada proses pembelajaran, terutama jenjang sekolah dasar, PKn mempunyai tujuan berkenaan dengan perkembangan karakter peserta
didik. Sesuai dalam Permendiknas No.22 tahun 2006, tujuan PKn adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1 Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
2 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, serta anti-korupsi
3 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lain. 4 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Terkait pembelajaran PKn di SD, Fathurrohman dan Wuryandani 2011: 8 menjelaskan dalam BSNP, ruang lingkup mata pelajaran PKn meliputi aspek-
aspek: 1 persatuan dan kesatuan bangsa; 2 norma, hukum, dan peraturan; 3 hak asasi manusia; 4 kebutuhan warga negara; 5 konstitusi negara; 6
kekuasaan dan politik; 7 pancasila, dan 8 globalisasi.
Untuk mengembangkan masyarakat demokratis melalui pendidikan kewarganegaraan diperlukan strategi dan pendekatan pembelajaran khusus sesuai
dengan paradigma PKn Fathurrohman dan Wuryandani, 2011: 11. Jadi, pembelajaran PKn di SD merupakan pembelajaran yang berfungsi
untuk pembentukan watak dan karakteriristik warganegara Indonesia yang baik dimulai dari pendidikan dasar yaitu di lingkungan sekolah.
2.1.5 Strategi Pembelajaran