Kategori Fatis Interjeksi Pertindihan Kelas

dapat dibedakan antara 1 demonstrativa dasar, seperti itu dan ini, 2 demonstrativa turunan, seperti berikut, sekian, 3 demonstrativa gabungan seperti di sini, di sana, ini itu, di sana-sini.

9. Artikula

Artikula merupakan sebuah partikel, sehingga dapat berafiksasi. Dalam bahasa Indonesia artikula merupakan kategori yang mendampingi 1 nomina dasar; misalnya, si kancil, sang dewa, para pelajar, 2 nomina deverbal; misalnya, si terdakwa, si tertuduh, 3 pronomina misalnya, si dia, dan 4 verba pasif misalnya, kaum tertindas, si tertindas.

10. Preposisi

Preposisi adalah kategori yang terletak di depan kategori lain, terutama nomina sehingga terbentuk frasa eksosentris direktif. Ada tiga jenis preposisi yaitu: 1 preposisi dasar, yaitu preposisi yang tidak dapat mengalami proses morfologis, 2 preposisi turunan, dan 3 preposisi yang berasal dari kategori lain, misalnya pada, tanpa dan sebagainya.

11. Konjungsi

Konjungsi merupakan kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi. Konjungsi menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setataran maupun yang tidak setataran.

12. Kategori Fatis

Kategori fatis adalah kategori yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan komunikasi antara pembicara dan lawan bicara. Kelas kata ini Universitas Sumatera Utara biasanya terdapat dalam konteks dialog atau wawancara bersambutan, yaitu kalimat-kalimat yang diucapkan oleh pembicara dan lawan bicara. Sebagian besar kategori fatis merupakan ciri ragam lisan. Karena ragam lisan pada umumnya merupakan ragam nonstandar, kebanyakan kategori fatis terdapat dalam kalimat-kalimat nonstandar yang banyak mengandung unsur-unsur daerah atau dialek regional. Ada bentuk fatis yang terdapat di awal kalimat, misalnya kok kamu pergi juga; ada yang di tengah kalimat, misalnya bukan dia, kok, yang mengambil buku itu; dan ada juga yang diakhir kalimat, misalnya saya hanya lihat saja, kok Kategori fatis mempunyai wujud bentuk bebas, misalnya kok, deh,atau selamat, dan wujud bentuk terikat, misalnya lah, atau pun.

13. Interjeksi

Interjeksi adalah kategori yang bertugas mengungkapkan perasaan pembicara dan secara sintaksis tidak berhubungan dengan kata-kata lain dalam ujaran. Interjeksi bersifat ekstrakalimat dan selalu mendahului ujaran sebagai teriakan yang lepas atau berdiri sendiri. Interjeksi dapat ditemui dalam bentuk dasar, seperti aduh, aduhai, amboi, wah, ayo, bah, eh, hai, lho dan dalam bentuk turunan, biasanya berasal dari kata- kata biasa atau penggalan kalimat Arab, seperti alhamdulillah, astaga, masyaallah, syukur, halo dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara

14. Pertindihan Kelas

Pertindihan kelas merupakan kelas kata yang memiliki kategori yang berbeda pada kata yang sama dalam kalimat. Misalnya pada contoh kalimat berikut Kridalaksana, 1994 : 21: 3 a. Kucing saya mati kemarin. b. Mati itu bukan akhir segalanya.

c. Ini harga mati.

Pada kalimat di atas terdapat kata mati yang digolongkan atas 3 kategori, yaitu mati pada kalimat pertama sebagai verba intransitif, mati pada kalimat kedua sebagai nomina, dan mati Dalam hal kategori kata ini, sebagian besar para peneliti berpandangan bahwa kata utama dikuasai lebih awal daripada kata fungsi. Dari semua kata utama, kebanyakan ahli berpandangan bahwa kata utama yang dikuasai awal adalah nomina. Bahkan Gentner dalam Darjowidjojo 2000:36 mengatakan bahwa kategori kata yang dikuasai lebih awal adalah nomina, dan ini dianggapnya universal. Menurutnya juga ada perbedaan yang nyata antara nomina dengan verba dari segi representasi batinnya. Nomina secara tipikal merujuk pada benda konkrit dan yang dapat dipegang atau yang kasat mata. Sebaliknya, verba merujuk pada hubungan unsur yang abstrak dan beraneka ragam. Berdasarkan perbedaan inilah mengapa nomina dikuasai lebih dahulu. sebagai verba intransitif atributif.

2.1.3 Teori Relasi Semantis

Geeraerts 2010:48 menerangkan bahwa semantik struktural merupakan pendekatan strukturalis yang dibawa pada ranah semantik leksikal. Secara teori dan deskripsi semantik struktural muncul dengan rangkaian hubungan konsep Universitas Sumatera Utara makna strukturalis. Ada tiga pendekatan dalam semantik struktural, yaitu ranah leksikal, analisis komponen, dan relasi semantis Geeraerts, 2010:52. Dalam hal ini, relasi semantis akan digunakan sebagai kajian teoretis. Relasi semantis mengembangkan ide dari gambaran relasi struktural dalam kata-kata yang berhubungan Geeraerts, 2010:52 Ada sejumlah perbedaan jenis relasi semantis. Leksem merupakan bagian dari relasi semantis. Agar lebih akurat, leksikon dianggap sebagai sebuah jaringan daripada daftar kata sebuah kamus. Prinsip organisasi yang penting dalam leksikon adalah bidang leksikal. Ini adalah kelompok leksem yang memiliki bagian pengetahuan secara khusus, seperti istilah dalam memasak ataupun berlayar, atau kosakata yang digunakan oleh dokter ataupun pemanjat tebing Geeraerts, 2010:53. Salah satu bidang leksikal adalah hubungan leksikal yang lebih umum antara leksem dalam bidang yang sama. Dalam penelitian ini, teori yang diterapkan untuk menjelaskan tentang relasi semantis adalah teori Saeed 2000:63. Berikut merupakan contoh relasi semantis.

1. Homonim