BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN
5.1 Pengantar
Bab ini khusus membahas temuan penelitian, yaitu pemerolehan leksikon, kelas kata yang terdapat pada anak usia 7 tahun, dan relasi
semantis yang terbentuk pada leksikon yang diperoleh anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan.
Pembicaraan mengenai pemerolehan leksikon anak usia 7 tahun bertumpu pada leksikon yang digunakan oleh subjek penelitian dalam
merangkai sebuah cerita berdasarkan gambar seri yang telah disediakan. Hal ini ditentukan oleh hasil uraian dan wawancara anak usia 7 tahun.
Kemudian, uraian yang telah dibuat oleh subjek penelitian diklasifikasikan berdasarkan kelas kata yang terdapat dalam uraian tersebut dan dilihat relasi
semantis yang terbentuk dalam leksikon anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan.
5.2 Pemerolehan Leksikon 5.2.1 Leksikon Nama Orang
Leksikon pada kategori nama orang yang ditemukan dalam data adalah nama-nama teman sekolah. Setiap subjek penelitian yang
menyebutkan dalam cerita yang dituliskan adalah teman yang dekat dengan mereka. Artinya, bahwa nama yang muncul dalam data adalah teman yang
sering bermain ketika berada di lingkungan sekolah. Leksikon nama orang
yang muncul pada anak usia 7 tahun dapat dilihat pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Leksikon Nama Orang Nama Orang
Laki-laki Perempuan
1. Rian, 2. Farras, 3. Ajil, 4. Bara, 5. Adit, 6. Fares, 7. Azri, 8. Dayat, 9.
Farhan, 10. Nabil, 11. Nopal, 12. Pandu, 13. Dimas, 14. Farel, 15.
Rehan, 16. Dedek, 17. Firman, 18. Zaki, 19. Riski
1. Najwa, 2. Qiara, 3. Alya, 4. Nafa, 5. Nabila, 6. Nazwa, 7. Rina, 8. Nafisha,
9. Liza, 10. Melisa, 11. Kawi, 12. Gayatri, 13. Sofi
Leksikon nama orang yang muncul dalam data karena adanya kedekatan yang terjalin di antara anak usia 7 tahun sebagai subjek
penelitian, sehingga membuat mereka ingat dengan nama-nama teman yang ada di sekitar mereka khususnya lingkungan sekolah, karena sering
dipanggil atau disebutkan oleh sesama teman atau mereka sendiri. Jadi, leksikon nama orang ini muncul karena adanya hubungan pertemanan.
5.2.2 Leksikon Hewan
Leksikon hewan yang terdapat dalam data, muncul dengan jenis yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.2 Leksikon Hewan
Nama Hewan Jinak
Buas
1. gajah, 2. semut, 3. kancil, 4. burung, 5. ikan, 6. kelinci, 7. sapi, 8. tikus, 9.
kucing, 10. ayam, 11. bebek, 12. tikus, 13. monyet, 14. orang utan, 15. lebah,
16. anak anjing, 17. kambing, 18. ayam, 19. cicak, 20. kodok, 21. tupai,
22. zebra, 23. entok, 24. panda, 25. unta, 26. kuda, 27. badak, 28. kecoa,
29. lumba-lumba, 30. kupu-kupu, 31. siput, 32. bintang laut, 33. udang,
34. marmut, 35. nyamuk, 36. angsa, 37. kerbau, 38. marmut, 39. lembu
1. ular, 2. beruang, 3. harimau, 4. singa, 5. Serigala, 6. Macan tutul, 7.
Hiu, 8. buaya, 9. anjing, 10. komodo
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel di atas, leksikon yang diperoleh oleh anak usia 7 tahun menunjukkan bahwa subjek penelitian sudah memperoleh leksikon hewan
dengan variasi jenis yang beragam, seperti hewan yang jinak dan hewan yang buas. Hewan jinak merupakan hewan yang tidak berbahaya dan hewan
buas adalah hewan yang dapat menerkam manusia atau hewan lainnya dengan cakar atau taringnya. Jenis hewan juga ada di darat, udara, dan laut.
Hewan yang di darat yang diperoleh oleh anak usia 7 tahun, seperti kucing, kerbau, kambing, harimau,singa, dll. Hewan yang ada di laut atau air yang
diperoleh adalah ikan, ikan dencis, ikan tongkol, udang, bintang laut, hiu dan lumba-lumba. Hewan yang ada di ada di udara adalah hewan yang
sangat sedikit sekali diperoleh oleh subjek penelitian, misalnya burung, lebah, dan kupu-kupu.
5.2.3 Leksikon Kendaraan
Anak usia 7 tahun sudah mengenal beberapa jenis kendaraan. Berikut data yang ditemukan.
Tabel 5.3 Leksikon Kendaraan
Kendaraan Mesin
Non mesin
1. mobil, 2. Kereta api, 3. Peawat, 4. Taksi, 5. Helikopter, 6. Truk, 7. Kapal,
8. Becak, 9. Angkot, 10. Bus, 11. Kereta 12. Ambulan, 13. Mobil
pemadam kebakaran, 14. Odong- odong, 15. Truk sampah, 16. Pesva,
17. Kapal laut, 18. Truk air, 19. Truk minyak, 20. Pesawat jet, 21. Kereta
listrik, 22.perahu, 23. Mobil balap 1. sampan, 2. Sepeda
Universitas Sumatera Utara
Leksikon kendaraan yang diperoleh berdasarkan data meliputi kendaraan yang memiliki mesin dan non mesin. Pada kendaraan yang
memiliki mesin adalah truk, kapal, pesawat dll. Sedang mesin yang tidak memiliki mesin hanya dua yang ditemukan pada leksikon anak usia 7 tahun,
yaitu sepeda dan sampan. Ada juga kendaraan darat, misalnya mobil, kereta api, odong-odong, dll. Kendaraan air, misalnya kapal, sampan, dan perahu,
dan kendaraan di udara, misalnya pesawat, helokipter, dan pesawat jet. Dalam data terdapat kata kereta dan pesva. Jika dilihat dari jenisnya kereta
dan pesva adalah jenis yang sama yaitu kendaraan roda dua. Namun, subjek penelitian membedakannya karena menurutnya kereta dan pesva adalah dua
kendaraan roda dua yang berbeda. Hal ini menandakan bahwa anak usia 7 tahun telah mengenal kendaraan roda dua secara spesifik karena dapat
menyebutkan jenis kendaraan roda dua. Pemerolehan kata pesva karena orang tuanya memiliki jenis kendaraan tersebut dan selalu digunakan untuk
mengantar dan menjemput ke sekolah dengan menggunakan pesva.
5.2.4 Leksikon Anggota Tubuh
Leksikon pada kategori anggota tubuh telah diperoleh dengan baik oleh subjek penelitian. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 5.4. Leksikon Anggota Tubuh
Anggota Tubuh
1. Rambut, 2. Kepala, 3. Mata, 4. Hidung, 5. Mulut, 6. Leher, 7. Pipi, 8. Alis, 9. lengan , 10. Dagu, 11.
Dada, 12. Perut, 13. Telinga, 14. Lutut, 15. Paha, 16. Punggung, 17. Jari tangan, 18. Jari kaki, 19.
Kening, 20. Bahu, 21. Alis mata, 22. siku, 23. Telapak tangan, 24. Telapak kaki, 25. Mata kaki, 26. Bibir, 27.
Gigi, 28. kelopak mata, 29. lidah
Universitas Sumatera Utara
Leksikon yang berkenaan dengan anggota tubuh yang diperoleh oleh anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan adalah anggota tubuh yang
sering difungsikan untuk melakukan kegiatan mereka sehari-hari. Selain itu, karena adanya proses belajar yang telah mereka jalani selama di bangku
sekolah, yang telah diajarkan mengenai anggota tubuh. Sehingga para responden tidak begitu sulit untuk menyebutkan nama-nama anggota tubuh.
5.2.5 Leksikon Pakaian
Leksikon kategori pakaian yang diperoleh anak usia 7 tahun sebagian besar adalah pakaian yang digunakan untuk sekolah. Pada leksikon
pakaian yang ditemukan terdapat dua jenis, yaitu pakaian pada kategori baju yaitu kain yang digunakan di bagian badan sampai bagian kepala.
Kemudian, ada kategori celana yaitu kain yang digunakan di bagian kaki. Hal itu dapat dilihat pada tabel berikut berdasarkan data yang telah
dikumpulkan pada leksikon kategori pakaian.
Tabel 5.5 Leksikon Pakaian
Pakaian Baju
CelanaRok Asesori
1. baju kaos, 2. Baju sekolah, 3. Baju renang, 4.
Baju pramuka, 5. Baju batik, 6. Baju olah raga, 7.
Baju kemeja, 8. Baju main-main, 9. Baju tidur,
10. Baju koko, 11. Baju ngaji, 12. jaket, 13. baju
jas, 14. baju kebaya, 15. Baju upin ipin, 16. Baju
berbi, 17. baju bola, 1. Rok panjang, 2 Rok
pendek, 3. Rok sekolah, 4. Celana panjang, 5. celana
pendek, 6. celana pramuka, 7.
Celana sekolah, 8. Celana le
1. dasi, 2. Topi, 3. Kaos kaki, 4. kaos
dalam, 5. lejing, 6. jilbab, 7. anak jilbab, 8.
Lobe, 9. Sarung, 10. kacu
Universitas Sumatera Utara
Leksikon pada kategori pakaian terdapat kata kacu adalah kata baru yang diperoleh oleh anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan.
Pemerolehan kata kacu karena adanya kewajiban para siswa menggunakan kacu pada saat siswa menggunakan seragam pramuka di sekolah. Pada
leksikon kategori pakaian ini terdapat keunikan makna, misalnya pada baju tidur adalah baju yang digunakan pada saat tidur, baju renang adalah baju
yang digunakan pada saat berenang. Namun pada baju upin ipin dan baju berbi bukanlah baju pada saat menjadi upin ipin dan menjadi berbi,
melainkan pada baju tersebut terdapat gambar karakter kartun upin ipin dan berbi.
5.2.6 Leksikon Mainan
Leksikon mainan terdapat keragaman dalam data yang ditemukan. Ada dua jenis mainan dalam leksikon anak usia 7 tahun, yaitu mainan
tradisional dan mainan modern. Mainan tradisional adalah mainan yang dimainkan secara tradisional, misalnya lompat tali, karet, congkak dll.
Mainan modern adalah mainan yang sudah berkembang karena adanya teknologi, misalnya PS Play Station, mobil-mobilan, monopoli dll. Berikut
adalah tabel leksikon mainan.
Tabel 5.6 Leksikon Mainan Mainan
Tradisional Modern
1. alif, 2. masak-masakan, 3. Gambar, 4. Lari-larian, 5. Karet, 6. Guli, 7.
Lompat tali, 8. boneka, 9. Congkak, 10. Bola, 11. Kejar-kejaran, 12. Ibu-
1. Game, 2. PS, 3. Mobil-mobilan, 4. Boneka, 5. Berbi, 6. Monopoli, 7. Ular
tangga, 8. Sepeda
Universitas Sumatera Utara
ibuan, 13. Perancis.
Leksikon yang diperoleh oleh anak usia 7 tahun salah satunya adalah permianan lari-larian. Lari-larian adalah kata yang tergolong pada
reduplikasi resiprokal, yaitu kata yang menyatakan saling. Artinya pada kata lari-larian adalah adanya dua orang yang saling berlari. Jadi, permainan
yang dilakukan oleh anak ini adalah permaian yang dilakukan lebih dari satu orang. Pemerolehan kata lari-larian ini karena adanya pemahaman anak
usia 7 tahun bahwa ketika si anak berlari temannya juga ikut berlari. Namun, kata yang semcam ini juga terdapat dalam leksikon yang lain,
misalnya ibu-ibuan. Kata ibu-ibuan ini dipahami oleh subjek penelitian sebagai peran. Ketika mereka menyebutkan kata ibu-ibuan, mereka bermain
tentang memainkan peran seorang ibu. Artinya, seorang anak berperan seperti seorang ibu, sementara anak yang lain berperan sebagai anak. Peran
ibu yang dimainkan hanya boleh satu orang dan untuk peran sebagai anak boleh berapa saja.
Selanjutnya, kata yang sama bentuknya juga ditemukan dalam leksikon mainan ini, yaitu mobil-mobilan. Kata mobil-mobilan dimaknai
sebagai memainkan mobil tiruan yang digunakan anak untuk bermain. Dalam hal ini kata mobil-mobilan bukan berarti anak mengejar mobil atau
menjadi mobil seperti makna kedua contoh sebelumnya yang memiliki bentuk yang sama. Jadi, mobil-mobilan adalah media yang digunakan untuk
bermain anak atau mobil mainan. Hal ini menjadi sangat menarik bahwa anak usia 7 tahun dapat memahami kata yang memiliki bentuk sama secara
Universitas Sumatera Utara
leksikal namun mereka dapat membedakan makna dalam penerapan yang dimainkan.
5.2.7 Leksikon Perabotan
Perabotan yang ditemukan dalam leksikon anak usia 7 tahun dibagi menjadi tiga bagian, yaitu perabotan yang ada di kamar, ruang tamu, dan
ruang dapur. Leksikon perabotan yang ditemukan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.7 Leksikon Perabotan
Perabotan Kamar
Tamu Dapur
1. lemari baju, 2. Tempat tidur, 3. Meja belajar
1. lemari buku, 2. Lemari tv, 3. Lemari kaca, 4.
Meja tamu, 5. Kursi tamu, 6. Sofa, 7. Kursi amben, 8.
Lemari buku, 9. Meja bulat.
1. meja makan, 2. Kursi makan, 3. Lemari piring
Leksikon pada kategori perabotan yang diperoleh oleh anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan merupakan perabotan yang biasa dilihat
dan ada di rumahnya. Pemerolehan leksikon pada kategori perabotan sangat umum sekali, artinya sesuatu yang secara sederhana dimiliki oleh setiap
keluarga. Pada kata lemari buku tidak semua responden memiliki lemari buku di rumahnya. Pemerolehan pada kata lemari buku karena masukan
sebelumnya yaitu kata lemari yang ada di rumahnya yang di fungsikan untuk menyimpan baju. Kata lemari baju yang diperoleh anak usia 7 tahun
di SD Negeri 067690 Medan mendasari pemahaman anak pada kata lemari buku yaitu lemari yang digunakan untuk menyimpan buku.
Universitas Sumatera Utara
5.2.8 Leksikon Perlengkapan Rumah Tangga
Pada leksikon perlengkapan rumah tangga terdapat empat bagian leksikon, yaitu alat makan, alat masak, alat kebersihan, dan penghias. Alat
makan adalah peralatan yang digunakan ketika makan, seperti piring, sendok, cangkir dll. Pada bagian alat masak, leksikon yang ditemukan
adalah alat yang digunakan untuk memasak di dapur, misalnya pisau, alat memasak, kompor gas dll. Peralatan rumah tangga yang masuk pada
kategori alat kebersihan juga ditemukan dalam data, yaitu alat yang digunakan untuk bersih-bersih, contohnya sapu dan serokan. Pada kategori
penghias, yaitu perlengkapan yang digunakan untuk menghiasi ruangan, misalnya lampu. Lampu merupakan alat rumah tangga yang digunakan
untuk menerangi ruangan, namun dapat juga dijadikan sebagai penghias ruangan. Leksikon perlengkapan rumah tangga dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 5.8 Leksikon Perlengkapan Rumah Tangga Perlengkapan Rumah Tangga
Alat makan Alat masak
Kebersihan Penghias
1. Sendok, 2. garpu, 3. gelas, 4.
cangkir, 5. piring, 6. mangkok, 7.
pisau 1. Pisau, 2. tempat
masak, 3. tempat panggang ikan, 4.
kompor gas, 5. sendok masak, 6.
gas 1. Sapu, 2. serokan,
3. tong sampah 1. Lampu, 2. jam
dinding
Leksikon kategori perlengkapan rumah tangga yang diperoleh oleh anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan merupakan perlengkapan
Universitas Sumatera Utara
yang biasa mereka gunakan untuk makan, minum dan peralatan masak. Kata pisau diperoleh karena ibu selalu menggunakan alat tersebut untuk
memotong sayuran ketika memasak. Kata tersebut diperoleh karena mereka suka melihat ibu mereka menggunakan pisau untuk memotong sesuatu di
dapur. Kata tempat masak yang diperoleh juga salah satu peralatan yang ada di dapur, yang digunakan untuk memasak. Tempat masak yang dipahami
anak usia 7 tahun ini adalah alat yang digunakan untuk tempat menggoreng atau memasak sayur. Kemudian, kata sendok masak, yaitu sendok yang
digunakan untuk menggoreng atau memasak yang memiliki gagang yang agak panjang.
5.2.9 Leksikon MakananMinuman
Leksikon makananminuman yang ditemukan dalam data sangat beragam. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.9 Leksikon MakananMinuman MakananMinuman
Makanan Minuman
1. Molen pisang, 2. molen coklat, 3. molen ubi 4. Bakso bakar, 5. Rujak, 6.
Kentang goreng, 7. Telur saos, 8. mi sop, 9. Kentaki, 10. Bakso, 11. Bubur
kacang ijo, 12. Bubur sum-sum, 13. Bubur jagung, 14. Bubur kacang
merah, 15. Mi goreng, 16. Mi rebus, 17. Mi ayam, 18. Mi balap, 19. Mi
aceh, 20. Telur mata sapi 1. Es jagung, 2. Es tebu, 3. Es cendol,
4. Es krim, 5.es teh, 6. pop es
Leksikon pada kategori makanan dan minuman yang diperoleh anak usia 7 tahun adalah leksikon makanan yang ada dan sering dibeli di
Universitas Sumatera Utara
lingkungan sekolah. Pada leksikon makanan dan minuman ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan khususnya lingkungan sekolah. Seperti yang
telah ditemukan dalam data, makanan seperti molen yang sering dibeli yaitu makanan berupa pisang yang dibalut oleh adonan tepung, namun molen
yang ada di sekolah memiliki banyak macam seperti molen cokelat dan molen ubi jalar. Hal ini berarti bahwa anak usia 7 tahun sudah mengetahui
jenis makanan secara spesifik seperti jenis makanan pada kata molen karena adanya jajanan yang sering dibeli. Kemudian didapati jenis makanan seperti
mi, ada beberapa jenis mi yang diperoleh dalam data pada leksikon anak usia 7 tahun, yaitu mi goreng, mi aceh, mi ayam, mi balap, mi rebus,dan mi
sop. Leksikon mi yang diperoleh juga karena adanya jajanan yang ada di lingkungan sekolah dan lingkungan yang pernah dijangkau mereka.
5.2.10 Leksikon Sifat dan Keadaan
Leksikon yang terdapat dalam data dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu keadaan, sifat, tekstur, emosi, jarak, arah, ukuran, temperatur, dan
gerakan. Leksikon sifat dan keadaan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.10 Leksikon Sifat dan Keadaan
Sifat dan Keadaan
a. keadaan
1. Diam, 2. ribut, 3.gelap, 4.terang, 5. kaya, 6. miskin, 7. bersih, 8. kotor, 9. basah, 10. kering, 11.cantik, 12. jelek
b. sifat
1. Jahat, 2. baik c.
tekstur 1. Keras, 2. lembut, 3. kasar, 4. halus
d. emosi
1. Senang, 2. sedih e.
jarak 1. Jauh, 2. dekat
f. arah
1. Depan, 2. belakang, 3. atas, 4. bawah
Universitas Sumatera Utara
g. ukuran
1. Besar, 2. kecil, 3.panjang, 4. pendek, 5. gemuk, 6. kurus
Sifat dan Keadaan
h. temperatur 1. Panas, 2. dingin
i. gerakan
1. Cepat, 2. lambat, 3. datang, 4. pergi, 5. maju, 6.mundur
Leksikon pada kategori sifat dan keadaan yang diperoleh oleh anak usia 7 tahun sudah meliputi beberapa kata. Pada tabel di atas ditemukan kata
bersih dan kotor. Kata tersebut sudah dipahami anak usai 7 tahun. Hal ini ditunjukkan pada hasil penelitan yang dilakukan ketika menuliskan uraian
cerita seri bergambar, bahwa di dalam gambar tersebut terdapat sebuah gambar yang menunjukkan lingkungan atau halaman yang kotor, anak usia
7 tahun sudah memahami kata kotor, begitu juga dengan kata bersih. Artinya bahwa anak juga sudah memahami kata kotor, yaitu sesuatu yang
kotor harus dibersihkan. Hal ini dapat dilihat pada data berikut. 9 Rian bermain bola sepak kemudian Rian bermain bola sepak
dengan teman-temannya. Rian bermain bola sepak di lapangan. Di lapangan becek kemudian Rian terpeleset dilapangan
kemudian baju Rian kotor kemudian Rian menyuci baju sendiri supaya bersih.
Pemerolehan leksikon pada Kata diam dan ribut, juga sudah dipahami oleh anak usia 7 tahun. Hal ini diyakini karena pada saat susana
belajar sedang berlangsung seorang guru selalu mengatakan jangan ribut ya, yang ribut nanti tidak boleh pulang. Jadi yang mau cepat pulang harus
diam. Kata diam dan ribut diperoleh karena adanya penekanan dalam
peraturan yang ada di dalam kelas tidak boleh melakukan keributan agar belajarnya bisa lebih serius dan cepat dalam mengerjakan tugas.
Universitas Sumatera Utara
5.2.11 Leksikon Kegiatan
Tabel 5.11 Leksikon kegiatan Kegiatan
1. main-main, 2. mandi, 3. nyiapin, 4. belajar, 5. pake, 6. jaga, 7. nyapu, 8. mencuci,
9.mengambil 10. buang, 11. menonton,
12. berlari, 13. berjalan, 14. melompat, 15. pergi, 16. membawa, 17. menjemur, 18. menggosok,
19. melipat, 20. mendorong, 21. menarik,
22. makan, 23. belajar, 24. memasukkan, 25. mengeluarkan, 26. mencari, 27. berenang,
28. mengangkat, 29. berdiri, 30. bermain,
31. membeli, 32. antri, 33. menegur, 34. jalan- jalan,35. membersihkan, 36. beristirahat,
37. menyikat, 38. memarahi, 39. mengulang, 40. berangkat, 41. membantu, 42. berpakaian,
43. menyalam, 44. berpamitan, 45. berjalan, 46. manjat, 46. mengajak, 47. menyapu,
48. minum, 49. ditendang, 50. melihat, Leksikon pada kategori kegiatan yang diperoleh oleh anak usia 7
tahun di SD Negeri 067690 Medan merupakan kegiatan yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Leksikon kategori kegiatan yang
diperoleh oleh anak-anak usia 7 tahun hampir sama satu dengan yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh gambar seri yang diberikan kepada mereka
pada saat pengambilan data. Yang menarik dari data pada leksikon kategori kegiatan ini adalah kegiatan yang dilakukan ketika berada di sekolah
ataupun di rumah, misalnya kata membawa adalah kegiatan membawa tas yang dilakukan ketika pergi ke sekolah. Tas yang dibawa agar buku-buku
yang akan dipelajari di sekolah tidak susah membawanya karena buku yang dibawa tidak hanya satu, sehingga kata membawa tas karena adanya
pengaruh dari kegiatan sehari-hari pada saat sekolah.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Kelas Kata
Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, kelas kata yang ditemukan adalah verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia,
adverbia, interogativa, demonstrativa, artikula, preposisi, konjungsi,
kategori fatis, interjeksi, dan pertindihan kelas.
Berdasarkan hasil penelitian, anak usia 7 tahun sudah memperoleh kelas kata verba. Verba merupakan kata yang menunjukkan seseorang atau
sesuatu melakukan sesuatu. Dalam uraian tersebut, tampak bahwa anak usia
7 tahun sudah menguasai verba yang terdapat dalam leksikon yang digunakannya untuk menyampaikan sesuatu. Hal ini tampak dalam hasil
uraian yang telah dituliskan, misalnya:
10 Najwa sedang mencuci baju abis itu menjemurnya. Habis menjemur najwa menggosoknya habis menggosok najwa menonton televisi.
Berdasarkan uraian diatas verba mencuci, menjemur, menggosok dan menonton merupakan leksikon yang menunjukkan bahwa kelas kata verba
sudah diperoleh oleh anak usia 7 tahun. Verba merupakan kata yang menunjukkan seseorangsesuatu untuk melakukan suatu hal.
Pemerolehan kelas kata verba ini juga karena adanya pengaruh pada kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan anak usia 7
tahun biasanya lebih banyak kegiatan pada saat bermain. Berikut adalah kelas kata verba yang diperoleh berdasarkan data, di antaranya adalah 1.
main-main, 2. Mandi, 3. Nyiapin, 4. Belajar, 5. Pake, 6. Jaga, 7. Nyapu, 8. mencuci, 9. 10. Buang, 11. Menonton, 12. Berlari, 13. Berjalan, 14.
Melompat, 15. Pergi, 16. Membawa, 17. Menjemur, 18. Menggosok, 19. Melipat, 20. Mendorong, 21. Menarik, 22. Makan, 23. Belajar, 24.
Universitas Sumatera Utara
Memasukkan, 25. Mengeluarkan, 26. Mencari, 27. Berenang, 28. Mengangkat, 29. Berdiri, 30. Bermain, 31. Membeli, 32. Antri, 33.
Menegur, 34. Jalan-jalan, 35. Membersihkan, 36. Beristirahat, 37. Menyikat, 38. Memarahi, 39. Mengulang, 40. Berangkat, 41. Membantu, 42.
Berpakaian, 43. Menyalam, 44. Berpamitan, 45. Berjalan, 46. Manjat, 46. mengajak, 47. Menyapu, 48. Minum, 49. Ditendang, 50. Melihat, 51.
Ngajak. Dari data di atas tampak bahwa verba yang diperoleh anak usia 7
tahun meliputi verba dasar bebas, yaitu mandi, belajar, makan, minum, tidur, dan pergi. Verba bereduplikasi, misalnya jalan-jalan, dan main-main.
Hal ini dapat dilihat dalam data berikut.
11 Gajah dan semut jalan-jalan di halaman. Mereka melihat
halamannya kotor. Mereka membersihkan sampah dengan sapu dan serokan. Mereka menyapu sampah sampe kecapean. Mereka
beristirahat di bawah pohon.
12 Gajah jalan-jalan di halaman sama semut. Terus gajah dan
semut nampak sampah berserakan. Terus gajah ngajak semut bersihkan halaman. Kata gajah kita ambil sapu yok, kita
bersihkan ini.
Kemudian, dalam data terdapat verba nyiapin dan nyapu yang
merupakan ragam bahasa informal. Dalam bahasa Indonesia tidak ada imbuhan –ny dan –in.
Pada kata nyiapin memiliki kata dasar siap yang diberi imbuhan –ny dan in dan kata nyapu memiliki kata dasar sapu yang diberi imbuhan
–ny. Imbuhan –ny dan in tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia, namun, dalam bahasa Jawa ada. Imbuhan –ny merupakan bentuk alomorf dari N- dalam bahasa
Jawa.
Universitas Sumatera Utara
Secara eksplisit prefiks dan sufiks informal belum selalu diwujudkan. Meskipun pada kata menyapu terkadang sudah muncul. Seperti
pada contoh yang terdapat dalam data penelitian berikut.
13 Gajah dan semut menyapu halaman
Hal ini dapat dikatakan bahwa anak usia 7 tahun sudah memperoleh macam-macam verba dan dapat menggunakannya dalam cerita bergambar.
Artinya, tidak ada kesalahan penggunaan verba dalam kalimat. Pada kelas kata adjektiva anak usia 7 tahun juga sudah
memperolehnya. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran data penelitian. Salah satu contoh data penelitian yang terdapat kelas kata adjektiva adalah sebagai
berikut:
14 Nafa nyuci baju abis tu nafa jemur bajunya pas udah kering nafa gosok bajunya abis tu nafa maen sendirian. Nafa tidur karena capek.
Dalam data tersebut terdapat kelas kata adjektiva yaitu kering, dan capek yang diperoleh oleh anak usia 7 tahun. Pada kata kering telah
dipahami bahwa kain yang dijemur di bawah matahari akan mengering pada beberapa saat, sehingga ketika kain sudah mengering maka kain sudah bisa
digosok. Kemudian, kata capek muncul dalam data karena adanya rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh subjek dalam cerita, mulai dari mencuci,
menjemur, menggosok, dan bermain, maka subjek dalam cerita merasa capek. Artinya anak usia 7 tahun sudah memahami kata capek berdasarkan
data yang ditemukan. Beberapa leksikon pada kelas kata adjektiva yang ditemukan dalam data, yaitu kering, siap, kotor, bersih, senang, selesai,
kaya, miskin, susah, senang, gembira, panas, dingin, besar, kecil, keras,
Universitas Sumatera Utara
lembut, gemuk, kurus, gelap, terang, panjang, pendek, basah, kering, senang, sedih, jahat, baik, cantik, jelek, kasar, halus.
Nomina merupakan kata benda. Secara umum nomina lebih sering digunakan oleh anak dalam memproduksi sebuah kata. Hal ini terjadi karena
anak usia 7 tahun memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang dilihatnya. Secara umum benda yang dilihatnya adalah benda yang kongkrit
yaitu benda yang dapat dilihat secara jelas dan langsung. Rasa keingintahuan atas sesuatu atau benda yang dilihatnya membuatnya selalu
bertanya secara mendalam. Leksikon pada kelas kata yang diperoleh anak usia 7 tahun dalam data, yaitu
rian, endang, farras, ajil, bara, adit, fares, najwa, riski, azri, dayat, qiara, farhan, alya, nabil, nopal, pandu, dimas, farel,
rehan, nafa, dedek, nabila, nazwa, rina, firman, nafisha, liza, melisa, zaki, kawi, gayatri, sofi, hari, bola, teman, lapangan, baju, minggu, tiket, kuda, orang,
tembok, pak, polisi, gajah, semut, sampah, sapu, serokan, sabun, tv, sampo, nasi, ikan, sayur, susu, orang tua, sekolah, kaki, sendirian, guru, halaman, rumah, ayah,
ibu, taman, kain, jemuran, berserakan, pohon, becek, air, seragam, kelas, berlumpur, nasi goreng, gigi, sepatu, kaos kaki, telur, tas, topi, dasi, badan, ikan
tongkol, ikan dencis.
Pada usia 7 tahun anak sudah menguasai leksikon pada kelas kata nomina. Pada kelas kata nomina terdapat kata ikan. Kata ikan muncul
setelah diketahui bahwa makhluk yang hidup di air ini merupakan salah satu lauk pauk yang dapat dimakan bersama nasi. Dalam data muncul kata ikan
dencis dan ikan tongkol yang diketahui bahwa kedua jenis ikan tersebut merupakan jenis ikan sering dijadikan lauk untuk makan. Hal ini dapat
dilihat dalam data penelitian berikut.
Universitas Sumatera Utara
15 Saya bangun tidur. Setelah itu saya mandi memakai sabun, sikat gigi
dan sampoan. Saya memakai baju. Saya makan sayur bayem ikan tongkol
. Setelah itu saya berpamitan bersama ibu dan bapak. Saya mau pergi sekolah jalan kaki. Saya sudah sampai di sekolah.
16 Saya bangun tidur, terus mandi di kamar mandi pake sabun, terus sikat
gigi. Terus saya memakai baju. Saya makan memakai nasi goreng ikan dencis
. Setelah itu saya berpamitan bersama ibu dan bapak. Lalu saya berangkat ke sekolah.
Kemudian, pada kelas kata nomina terdapat kategori teknologi informatika. Leksikon anak usia 7 tahun yang terdapat pada kategori
teknologi informatika adalah tab, laptop, komputer, hp dan tv. Pemerolehan kata laptop ataupun tv karena adanya pengaruh dari faktor lingkungan lih.
Dardjowidjojo, 2000:263. Artinya, lingkungan yang ada di sekitar anak terdapat beberapa barang teknologi. Pada zaman sekarang, hampir semua
keluarga memiliki tv. Berdasarkan hasil penelitian, anak-anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan, memperoleh kata tv karena di rumah mereka
sudah ada tv. Begitu juga dengan kata laptop, meskipun tidak semua subjek penelitian memiliki laptop, namun anak sudah dikenalkan kata tersebut di
sekolah. Kelas kata pronomina sudah muncul dalam leksikon anak usia 7
tahun dan digunakan dalam mengungkapkan sesuatu. Hal ini dilihat berdasarkan data yang telah ditemukan, yaitu m
ereka, saya, dia, –nya, sendiri
. Kata mereka digunakan untuk menggantikan orang dalam jumlah
banyak, artinya lebih dari satu orang, saya berfungsi untuk menggantikan diri sendiri, -nya digunakan untuk menggantikan orang ketika yang
Universitas Sumatera Utara
menyatakan kepemilikan. Berikut contoh yang terdapat dalam data penelitian.
17 Adit membawa bola kelapangan adit bermain bola dengan teman-temannya. Adit terjatuh. Adit menangis. Adit pulang
kerumahnya. Adit mencuci bajunya.
Dari contoh diatas tampak bahwa pronomina –nya menggantikan
nama diri dari Adit. Berdasarkan data tersebut tampak bahwa anak usia 7 tahun sudah memperoleh pronomina intratekstual, yaitu yang menggantikan
nomina dan masih terdapat dalam wacana tersebut lih. Kridalaksana, 1994:76.
Pada kelas kata numeralia ditemukan leksikon yang menunjukkan numeralia tak tentu pada uraian yang ditulis berdasarkan gambar seri,
misalnya banyak dan semua. Kedua kata yang diperoleh dikatakan numeralia tak tentu karena mengacu pada jumlah yang tidak pasti. Pada
numeralia tentu ditemukan dalam data, yaitu kata satu. Berikut adalah salah satu contoh data penelitian yang terdapat kelas kata numeralia.
18 Pandu, firman, faras, farhan membeli tiket di loket satu. Mereka mau nonton lomba lari kuda. Mereka antri membeli tiket karena banyak
yang membeli tiket jadi tiketnya habis. Mereka tidak bisa masuk. Mereka nonton dari atas tembok. Kemudian pak polisi datang turun
dari atas tembok kalau tidak turun nanti jatuh kata pak polisi.
Dari data tersebut, diketahui bahwa anak usia 7 tahun telah memperoleh kelas kata numeralia tentu dan tak tentu. Dalam data,
numeralia tak tentu ditemukan dalam penelitian, begitu juga dengan numeralia tentu muncul kata satu dalam data.
Leksikon yang berkaitan dengan kelas kata adverbia pada uraian yang telah dituliskan anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan di
Universitas Sumatera Utara
antaranya adalah sangat, pagi-pagi, duluan, tiba-tiba. Berdasarkan data uraian yang dituliskan anak usia 7 tahun, kelas kata adverbia sangat sedikit
ditemukan. Namun, dua jenis adverbia yaitu adverbia bentuk dasar dan adverbia bentuk reduplikasi sudah diperoleh. Hal ini dapat dilihat pada data
berikut.
19
Azil bangun tidur pagi-pagi. Terus dia mandi pake sabun dan sampo
biar badannya bersih. Abistu dia sarapan nasi pake ikan dan sayur dan minum susu. Kemudian dia salaman sama orang tuanya.
Kelas kata interogativa yang ditemukan dalam data hanya ada satu anak yang menggunakan interogativa. Contoh interogativa yang digunakan
oleh anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan adalah di mana yang digunakan untuk menerangkan tempat. Seperti pada kalimat yang terdapat
dalam uraian yang telah ditulis, misalnya:
20 Di mana Faras beli tiket?
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa anak usia 7 tahun sudah memperoleh kelas kata interogativa. Meskipun dalam uraian hanya ada satu
data yang muncul pada kelas kata interogativa, namun hal ini diyakini bahwa anak usia 7 tahun sudah meguasai kelas kata interogativa. Hal ini
dapat dibuktikan dalam pengamatan sehari-hari di dalam kelas yang telah dilakukan, bahwa anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan selalu
bertanya untuk mengetahui pelajaran baru yang belum pernah diketahui
sebelumnya atau sesuatu yang tidak jelas dilihat. Misalnya bu, buah apa
yang bentuknya seperti ini? Kelas kata artikula merupakan sebuah partikel. Kelas kata artikula
ini tidak dapat berafiksasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan, kelas kata
Universitas Sumatera Utara
artikula ditemukan dalam uraian yang telah dituliskan oleh anak usia 7 tahun sebagai subjek penelitian ini. Dalam Chaer 2008:104 dinyatakan
bahwa artikula dapat dikatakan sebagai kata sandang yang berfungsi sebagai penentu suatu nomina, adjektiva atau kelas kata lain.
Berdasarkan data yang ditemukan mengenai leksikon anak usia 7 tahun pada kelas kata artikula ditemukan kata si yang menyandang sebuah
nomina. Berikut merupakan kelas kata artikula yang terdapat dalam data penelitian.
21 Si gajah dan si semut melihat ada banyak sekali sampah berserakan di depan rumah. Lalu gajah dan semut mengambil sapu lalu gajah dan
semut menyapu sampe bersih lalu gajah dan semut duduk di bawah pohon.
Kata si mendampingi nomina gajah dan semut. Artikula si tersebut bertugas untuk mengkhususkan nomina dalam bentuk singular, sehingga
terdapat makna yang lebih spesifikasi. Anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan sudah memperoleh
kelas kata preposisi. Berdasarkan data yang ditemukan dalam data penelitian yang telah dilakukan, terdapat contoh preposisi, yaitu
pada, dari, di, ke, sama, dan sampe
. Preposisi yang diperoleh dalam data merupakan preposisi bentuk dasar. Untuk preposisi bentuk turunan, bentuk gabungan,
dan preposisi yang berasal dari kategori lain tidak ditemukan dalam data. Contoh kelas kata preposisi yang terdapat dalam data penelitian adalah
sebagai berikut.
22 Pada hari minggu ada lomba lari kuda. Saya, nopal, rizki, firman pergi
beli tiket tapi tiketnya sudah habis karena banyak yang mau nonton. Trus kami naik tembok. Trus datang pak polisi kami ketakutan. Kami
disuruh turun sama pak polisi.
Universitas Sumatera Utara
23 Nafisha bangun tidur. Kemudian dia mandi. Nafisha makan nasi pakai ikan, pakai sayur bayam dan minum susu. Nafisha bersalaman dengan
orang tuanya. Nafisha pergi ke sekolah berjalan kaki. Nafisha duduk sendirian di kelas karena temannya belum datang.
Kelas kata konjungsi sudah diperoleh oleh anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, kelas
kata konjungsi yang diperoleh adalah konjungsi intra-kalimat, contohnya adalah dan, kemudian, setelah itu, abistu, terus, lalu, karena.
Pada kelas kata konjungsi telah dikuasai oleh anak usia 7 tahun dan penggunaannya dalam kalimat juga sudah tepat. Pada kata dan digunakan
untuk menghungkan pada dua nomina atau lebih. Sebagaimana yang dikatakan Chaer 2008: 98 mengatakan bahwa konjungsi dan digunakan
untuk menghubungkan atau menambahkan. Kelas kata konjungsi yang muncul dapat dilihat dalam data penelitian berikut.
24 Saya bangun tidur. Terus saya mandi tidak lupa saya gosok gigi, abis mandi saya sarapan nasi dan minum susu. Saya bersalaman dengan
orang tua. Lalu saya pergi ke sekolah berjalan kaki. Saya duduk sendirian di kelas.
Kata terus merupakan konjungsi yang ditemukan dalam data, yang
memiliki bermakna kemudian. Anak usia 7 tahun sudah dapat menggunakan
konjungsi pada tempat yang tepat, meskipun kata terus merupakan ragam kata informal yang diperoleh anak usia 7 tahun.
Kelas kata kategori fatis merupakan kelas kata yang bertugas untuk menegaskan atau mengukuhkan sutau komunikasi kepada lawan bicara.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, kelas kata kategori fatis yang ditemukan dalam data penelitian yang ditulis anak usia 7 tahun di SD
Universitas Sumatera Utara
Negeri 067690 Medan adalah kok. Berikut merupakan data penelitian yang terdapat kelas kata kategori fatis
25 Pandu, Zaki, Nopal, Firman mengantri mau beli tiket nonton lomba lari kuda. tapi tiketnya habis jadi mereka naik ke tembok. Mereka
nonton dari atas tembok terus mereka di datangin pak polisi. Pak polisi bilang kok kalian nonton diatas tembok, ayo turun.
Kata kok merupakan bentuk ekspresi pak polisi yang heran dengan keadaan yang dilihatnya bahwa anak-anak berani duduk di atas tembok
tanpa pengawasan. Selanjutnya kelas kata interjeksi sudah diperoleh oleh anak usia 7
tahun di SD Negeri 067690 Medan. Dari data yang ada, kelas kata interjeksi yang ditemukan adalah leksikal aduh dan ayo. Kata aduh yang ditemukan
dalam data merupakan kata yang menyatakan suatu kesakitan atau kesedihan terhadap sesuatu. Hal ini dapat dilihat dalam data berikut.
26 Faras bawa bola mau main di lapangan sama kawan-kawannya. Faras seneng main bola kaki, dia pake baju bola, pake sepatu, kaos kaki maen bola.
Pas main Faras jatuh di lapangan karena lapangannya becek, katanya aduh dia kesakitan. Baju faras basah dan kotor. sampe di rumah Faras nyuci
bajunya sendiri supaya bersih karena bajunya kotor.
Berdasarkan data, kata aduh digunakan karena seorang anak jatuh di lapangan bola pada saat bermain bola, karena lapangan tersebut becek maka
anak yang bermain bola terjatuh. Sehingga ekspresi yang digunakan secara spontan adalah kata aduh yang menyatakan kesakitan.
Kelas kata pada pertindihan kelas yang diperoleh anak usia 7 tahun muncul dalam data adalah sampe. Penggunaa kata sampe dalam kalimat
tampak bahwa terdapat perbedaan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain. Seperti yang muncul dalam data berikut.
Universitas Sumatera Utara
27 Saya sampe di sekolah 28 Gajah dan semut nyapu sampe bersih
Pada kalimat pertama, kata sampe digolongkan sebagai verba yang berarti tiba, dan kata sampe pada kalimat kedua sebagai preposisi yang
berarti hingga.
5.4 Relasi Semantis