Hiponim Sinonim Tabel 4.8 Sinonim Antonim Tabel 4.9 Antonim Hiponim Tabel 4.10 Hiponim Meronim

5. Hiponim

Hiponimi adalah hubungan inklusi. Hiponimi mengacu pada hubungan vertikal dari taksonomi Saeed 2000:68-69. Saeed menyamakan istilah hiponimi dengan hipernimi superordinasi. Contoh: dog ‘anjing’ dan cat ‘kucing’ adalah hiponim dari animal ‘hewan’.

6. Meronim

Meronim adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan hubungan leksikal Saeed, 2000:70. Misalnya cover dan page adalah meronim dari book. Meronim merefleksikan hierarki leksikon seperti taksonomi sistem, seperti: rumah atap kamar lantai dapur tidur mandi Gambar 2.1 Meronim ‘rumah’

2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Kajian mengenai pemerolehan bahasa sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti khususnya dalam bahasa Indonesia. Beberapa penelitian tersebut menjadi sumber acuan dalam penelitian ini. Pertama, Ramli 2002 dalam artikelnya yang berjudul “Hubungan Penguasaan Kosakata dan Struktur Kalimat dengan Pemahaman Informasi”. Penelitian ini merupakan kajian teoretis yang memfokuskan hakikat penguasaan kosakata, struktur kalimat dan hubungan antara penguasaan kosakata dengan pemahaman informasi. Hasil penelitian tersebut Universitas Sumatera Utara membuktikan bahwa variabel kosakata dan struktur kalimat mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemahaman informasi. Peneliti juga menyarankan bahwa pengajaran kosakata dan struktur kalimat perlu diberi penekanan dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah, yang dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pengajaran membaca pemahaman juga harus diperhatikan agar seseorang dapat membaca dengan baik. Ramli tidak menyinggung pemerolehan bahasa dalam artikelnya khususnya pemerolehan leksikon. Penelitian tersebut didasari oleh kajian teoretis mengenai penguasaan kosakata. Kontribusi penelitiannya terletak pada konsep kosakata. Hasil penelitiannya dapat memperkaya wawasan dalam mengkaji kosakata dalam bahasa Indonesia. Kedua, Raja 2008 dalam artikelnya yang berjudul “Pelambatan dan Pertumbuhan Kosakata” mendiskusikan pertumbuhan kosakata yang terjadi pada anak usia 1 tahun 9 bulan. Kajian ini merupakan telaah ulang atas hasil penelitian pengamatan libat naturalistik atas produksi kebahasaan seorang anak laki-laki yang bernama Mika. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gejala pelambatan dan pertumbuhan kosakata Mika diikuti oleh kemajuan yang cukup pesat pada aspek leksikal, fonologi, morfologis, sintaksis, dan semantis. Selanjutnya, peneliti menyimpulkan bahwa proses pemerolehan bahasa yang sesungguhnya mulai terjadi saat anak menunjukkan gejala pelambatan pertumbuhan kosakata dengan alasan bahwa saat inilah anak mulai menginternalisasi dan mencipta ulang sistem leksikogrammar dari bahasa target. Universitas Sumatera Utara Kajian Raja sangat menarik dan memberi inspirasi karena penelitian yang dilakukan membutuhkan waktu satu tahun dalam pengumpulan data. Meskipun penelitiannya tidak membicarakan mengenai pemerolehan leksikon, uraian yang terdapat dalam pelambatan dan pertumbuhan kosakata anak bermanfaat untuk menjelaskan perkembangan bahasa anak, khususnya kosakata. Ketiga, Pelenkahu 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “Pemerolehan Bahasa Pertama Anak kembar Usia Dua Tahun Delapan Bulan” mengemukakan pemerolehan bahasa khususnya perkembangan morfologi anak kembar yang berusia dua tahun delapan bulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik naturalistik, yaitu mengamati pola pendidikan yang dilakukan orangtua terhadap anak-anaknya dan melakukan perekaman pengembangan pemerolehan bahasa anak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pelenkuhu menunjukkan bahwa anak kembar usia dua tahun delapan bulan yang menjadi subjek penelitian ini dalam mengujarkan satu, dua dan tiga kata mengawalinya dengan mengujarkan suku kata awal dan akhir secara bergantian. Dalam pemerolehan morfologinya anak sangat bergantung pada pola kehidupan berbahasa yang ada di lingkungan keluarganya, maksudnya sedikit banyaknya bergantung pada pola berbahasa yang dilakukan oleh ibu mereka, kemudian ayah, dan saudara-saudaranya. Kebanyakan kata yang mampu diujarkan merupakan gambaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam kehidupan kedua anak tersebut. Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa kedua anak tersebut kurang memiliki bakat bahasa yang dibawa sejak lahir sehingga orang tua Universitas Sumatera Utara perlu mengembangkannya agar tidak mengalami keterlambatan dalam pemerolehan bahasa yang baik dan benar. Pelenkahu tidak menyinggung secara khusus pemerolehan leksikon, namun penelitiannya sangat menarik karena data diambil dengan teknik naturalistik. Dalam penelitian tersebut, kontribusi yang diberikan terletak pada teori pemerolehan bahasa yang dijadikan acuan dalam penelitian ini. Referensi yang digunakan oleh Pelenkahu juga memberikan banyak manfaat sebagai acuan tambahan dalam kajian ini. Keempat, Andriany 2009 dalam penelitiannya tentang “Pengaruh Stimuli terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Prasekolah” bertujuan mengetahui perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata bahasa anak, mengetahui perkembangan pemerolehan bahasa anak usia 4 tahun dari aspek pemerolehan kosakata, dan mengetahui responden yang masih melakukan generalisasi terhadap makna benda yang memiliki karakteristik yang sama. Responden dalam penelitian ini adalah anak prasekolah yang berusia 4 tahun dengan sampel 10 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitiannya menggunakan angket dan wawancara. Alat yang digunakan berupa gambar- gambar benda melalui tiga langkah, yaitu prauji, reinforcement penguatan dan pascauji. Pada tahap reinforcement peneliti melakukan proses pemberian stimulus kepada responden dengan menunjukkan gambar-gambar yang menjadi instrumen. Selanjutnya data dianalisis melalui metode induktif. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti menemukan bahwa pemberian stimulus kepada anak usia 4 tahun sangat memengaruhi perkembangan bahasa anak, artinya dengan pemberian Universitas Sumatera Utara stimuli secara intensif, pemerolehan kosakata responden berkembang dengan cepat. Kesimpulan Andriany adalah bahwa anak prasekolah masih melakukan generalisasi terhadap benda yang memiliki karakteristik yang sama. Selain itu apabila lingkungan memberikan stimuli secara intensif, semakin pesat perkembangan pemerolehan bahasa anak prasekolah. Penelitian Andriany berfokus pada pengaruh pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata anak. Namun , kontribusi yang diberikan dalam penelitian ini adalah pada metode penelitian khususnya metode pengumpulan data dan bermanfaat juga untuk menjelaskan pemerolehan leksikon anak. Kelima, Mangarnap 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Pemerolehan Semantik Leksikal Siswa Sekolah Dasar” bertujuan mendeskripsikan pemaknaan leksikal siswa di tingkat sekolah dasar, yaitu di kelas V. Penelitiannya mempersoalkan kesesuaian makna yang diberikan siswa dengan makna kamus, melihat perbedaan makna kata yang diberikan siswa laki-laki dan perempuan, dan perbedaan makna kata yang diberikan siswa laki-laki dan perempuan berdasarkan tingkat ekonomi siswa. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semantik, yaitu teori referensial, teori kontekstual, teori mentalisme, dan teori pemakaian makna. Pendekatan yang dipilih adalah pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mangarnap menunjukkan bahwa dalam kesesuaian pemberian makna dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, siswa laki-laki lebih banyak yang sesuai dibandingkan dengan siswa Universitas Sumatera Utara perempuan. Pada siswa laki-laki tingkat kesesuaiannya sebanyak 36 108 kata dan untuk siswa perempuan sebanayak 10 30 kata. Perbedaan makna kata yang diberikan siswa laki-laki dan perempuan berdasarkan tingkat ekonomi siswa berpengaruh pada pola pikir siswa. Siswa yang berlatar belakang dari keluarga mampu dalam memberi makna lebih kepada makna fungsi dan aksi dari makna kata tersebut, dan mengutamakan fisik dan aksi dalam pemberian makna. Dalam kesesuaian makna dengan makna kamus dapat digambarkan bahwa siswa laki-laki dan siswa perempuan lebih banyak memberikan makna yang sesuai pada adjektiva, sedangkan ketidaksesuaian makna`lebih dominan pada nomina dan verba. Mangarnap tidak menyinggung pemerolehan leksikon. Leksikon disinggung hanya pada penyesuaian makna yang dipahami anak dengan makna kamus, sedangkan penelitian ini membahas leksikon anak yang dihubungkan dengan relasi semantis. Dalam penelitian tersebut, kontribusi yang diberikan adalah pada teori pemerolehan bahasa secara umum dan referensi yang berkenaan dengan pemerolehan leksikon. Semua hasil penelitian terdahulu sangat membantu dalam menentukan tahap-tahap yang harus dilakukan dalam penelitian ini. Dengan adanya penelitian terdahulu, penulis dapat membandingkan hasil yang telah didapatkan dalam penelitian tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Kerja Teoretis

Analisis dalam kajian ini berangkat dari data penelitian yaitu uraian yang ditulis oleh anak usia 7 tahun. Penelitian ini membahas tiga permasalahan, yaitu pemerolehan leksikon, kelas kata dan relasi semantis. Untuk menjelaskan pemerolehan leksikon digunakan teori pemerolehan bahasa oleh Chomsky, kemudian untuk membahas kelas kata mengacu pada konsep kelas kata oleh Kridalaksana 1994 dan relasi semantis dijelaskan dengan menggunakan teori semantik strukturalis yang dikembangkan oleh Saeed 2000. Hasil uraian yang dituliskan anak, diklasifikasikan menurut kelompok leksikon dan kelas katanya, kemudian dilihat relasi semantis yang terbentuk di antara kata-kata yang diperoleh. Selanjutnya, pemerolehan leksikon, kelas kata dan relasi semantis dianalisis berdasarkan data yang ditemukan dengan metode analisis yang telah ditetapkan sehingga ditemukan sebuah temuan dalam penelitian. Berikut adalah gambaran mengenai kerangka kerja secara umum. Universitas Sumatera Utara Kerangka Kerja Pemerolehan Leksikon LEKSIKON Pemerolehan leksikon Kelas Kata Relasi Semantis TEORI PEMEROLEHAN BAHASA KELAS KATA TEORI SEMANTIK STRUKTURAL ANALSIS DATA TEMUAN Gambar 2.2 Kerangka Kerja Teoretis Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 067690 di Jalan Karya Jaya No. 56 Kelurahan Pangkalan Mansyur Kecamatan Medan Johor 20143. Sekolah ini didirikan pada tahun 1984, dengan status tanah dan gedung adalah milik pemerintah dan luasnya 1500m 2 Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena kondisi ekonomi orang tua siswa yang beragam sehingga diasumsikan bahwa kondisi ekonomi sebuah keluarga memengaruhi ragam leksikon yang digunakan anak. Alasan lain adalah karena adanya suku yang heterogen. Hal ini diasumsikan bahwa keheterogenan suku pada siswa SDN 067690 memberikan perbedaan pada pemerolehan leksikon anak satu sama lain. . Gedung sekolah ini memiliki dua lantai yang terdiri atas 7 kelas, 3 kamar mandi, 1 kantor kepala sekolah, dan 1 perpustakaan. Waktu penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, yang meliputi penyiapan bahan dan instrumen penelitian, pengumpulan data di lapangan, pengkajian dan analisis data serta penulisan laporan. Sejak Februari 2014 sudah dilakukan proses observasi awal guna mendapatkan informasi mengenai data-data sekolah, guru, dan siswa. Alokasi waktu yang telah ditetapkan tersebut memungkinkan peneliti mencermati dan menganalisis data secara lebih baik sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil penelitian. Universitas Sumatera Utara

3.2 Pendekatan dan Metode yang Digunakan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati” Moleong, 2007:3. Hal ini mengindikasikan bahwa data deskriptif yang terdapat dalam penelitian kualitatif dideskripsikan berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan kualitatif dianggap berguna untuk mengungkapkan pemerolehan leksikon anak, relasi semantis yang terdapat dalam leksikon anak, dan kelas kata yang digunakan oleh anak usia 7 tahun. Hal ini dapat dilihat dari masalah yang diteliti. Pendekatan kualitatif ini dipilih untuk menjelaskan temuan dalam penelitian dan dibutuhkan pendeskripsian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan metode cakap. Metode simak digunakan untuk mengumpulkan data tulis. Metode ini memiliki teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar digunakan dengan menggunakan teknik sadap, yakni menyadap cerita dari gambar seri yang diceritakan oleh anak-anak. Mahsun 2007: 92 menyatakan bahwa menyadap penggunaan bahasa tidak hanya secara lisan, tetapi juga secara tertulis. Kemudian, teknik lanjutan berupa 1 teknik simak libat cakap, yakni penyadapan dilakukan dengan cara melibatkan diri secara langsung percakapan dengan anak, 2 teknik catat, yakni mencatat semua situasi yang terjadi dilapangan yang mungkin memengaruhi data, 3 teknik rekam, yakni merekam pembicaraan anak. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, metode cakap yaitu peneliti melakukan percakapan langsung kepada anak untuk mendapatkan data lisan. Metode ini memiliki teknik dasar yaitu teknik pancing. Dalam hal ini, media gambar seri digunakan sebagai alat pemancing agar anak mau bercerita, sehingga data dapat diperoleh dengan mudah. Kemudian, terdapat juga teknik lanjutan, yakni teknik cakap semuka digunakan untuk mendapatkan data selengkap- lengkapnya dengan cara melibatkan anak dalam percakapan secara langsung.

3.3 Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata Moleong, 2007:155. Data penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data tulis yang dikumpulkan berupa uraian yang ditulis anak-anak berdasarkan gambar seri sebagai media. Data tulis ini merupakan data yang dianalisis. Gambar seri digunakan sebagai media dalam pengambilan data agar anak dapat bercerita dan data mengenai leksikon yang digunakan anak usia 7 tahun dapat diperoleh dengan mudah. Sebagaimana yang dikatakan O’grady 1989: 271 bahwa media gambar merupakan salah satu media yang digunakan untuk menguji anak dalam berbahasa agar anak-anak mudah bercerita dengan kata-kata mereka sendiri berdasarkan gambar yang ada. Data sekunder adalah data lisan berupa wawancara anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan yang dikumpulkan dalam bentuk pertanyaan Universitas Sumatera Utara bebas yaitu pertanyaan yang berhubungan dengan gambar seri agar anak dapat menceritakan gambar seri dengan mudah dan memberikan informasi lebih mendalam, misalnya dalam gambar seri terdapat cerita dengan tokoh salah satu hewan yaitu gajah, untuk mengetahui hewan apalagi yang diketahui anak maka anak ditanya dengan beberapa pertanyaan. Data lisan digunakan untuk mendukung data tulis memperoleh data yang shahih. Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh anak-anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan yang berjumlah 26 responden. Alasan pemilihan anak usia 7 tahun sebagai sumber data adalah karena anak pada usia tersebut masih duduk di kelas rendah dan sudah dituntut untuk memahami teks bacaan. Oleh karena itu, pemahaman leksikon yang diperoleh oleh anak usia 7 tahun sangat penting dalam memahami isi bacaan.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Data diambil dengan menggunakan media gambar seri, kemudian anak diminta untuk menuliskan cerita yang terdapat dalam gambar. Dalam gambar seri yang diberikan kepada anak terdapat variasi jalan cerita yang berbeda agar leksikon yang digunakan anak untuk membuat cerita juga bervariasi sehingga tampak pula kelas kata yang digunakan dalam cerita tersebut. Untuk memudahkan anak bercerita, anak ditanya dengan pertanyaan yang berkenaan dengan gambar seri. Universitas Sumatera Utara 2. Setelah data awal diperoleh, kemudian dilanjutkan dengan mewawancarai anak sebagai narasumber. Dalam hal ini, wawancara yang dilakukan bersifat tak terstruktur. Tujuannya adalah untuk mengetahui dan menemukan data tentang pemahaman leksikon anak yang dihubungkan dengan relasi semantis. Misalnya, dalam uraian yang dituliskan anak terdapat kata gajah yaitu salah satu jenis hewan, untuk mengetahui pengetahuan anak tentang hewan apa saja yang diketahuinya maka anak diwawancarai. 3. Semua leksikon yang terkumpul dipilah berdasarkan kelas kata dan dilihat relasi semantis yang terbentuk sehingga terlihat pemerolehan leksikon anak usia 7 tahun.

3.5 Analisis Data

Pada tahap analisis data, metode yang digunakan adalah metode padan dan metode agih. Metode padan disebut juga dengan identitas yaitu metode yang dipakai untuk mengkaji atau menentukan satuan lingual. Metode ini merupakan metode yang menggunakan alat penentu di luar dan bukan bagian dari bahasa yang bersangkutan. Metode ini akan digunakan dalam penelitian ini karena pemerolehan leksikon merupakan bagian dari pemerolehan bahasa yang mendeskripsikan pemerolehan leksikon anak usia 7 tahun. Sudaryanto 1993:15 membedakan metode padan menjadi lima subjenis yang digunakan dalam mengklasifikasikan macam alat penentu, yakni 1 kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa atau referent bahasa, 2 Universitas Sumatera Utara organ pembentuk bahasa atau organ wicara, 3 pembeda larik tulisan, 4 pembeda reaksi dan kadar keterdengaran, dan 5 sifat dan watak aneka langue. Dalam hal ini, kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa digunakan sebagai alat penentu dalam pemerolehan leksikon anak usia 7 tahun. Untuk rumusan pertama yaitu leksikon anak usia 7 tahun diterapkan metode padan. Metode ini bekerja untuk menentukan leksikon yang digunakan anak dengan menunujukkan sifat referensialnya. Misalnya pada kalimat “kucing mencuri ikan” yang diujarkan anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan. Pada kalimat tersebut dapat diidentifikasi leksikon yang digunakan adalah: a. Hewan contohnya: kucing dan ikan b. Kegiatan contohnya: mencuri Dengan demikian dapat dilihat bahwa anak usia 7 tahun dapat mengembangkan leksikonnya seperti hewan dan kegiatan. Rumusan kedua yaitu kelas kata yang terdapat pada anak usia 7 tahun diterapkan metode agih. Metode agih adalah metode yang menggunakan bahasa sebagai alat penentu, yaitu dengan mengelompokkan kata dengan satuan bahasa. Metode agih terdapat teknik dasar berupa teknik bagi unsur langsung dan teknik lanjutan berupa teknik sisip, teknik ganti, dan teknik balik. Teknik bagi unsur langsung digunakan untuk membagi satuan bahasa yang datanya dibagi menjadi beberapa bagian, dan bagian- bagian yang bersangkutan dianggap sebagai bagian yang langsung membentuk satuan bahasa yang dimaksud. Universitas Sumatera Utara Teknik ganti merupakan teknik yang pada penerapannya menggantikan unsur tertentu dengan unsur yang lain sehingga diketahui kadar kesamaan kelas kata dengan unsur pengganti Sudaryanto, 1993: 48. Misalnya pada kalimat berikut. 4 a. Harimau melihat kancil. b. Singa melihat kancil. Kata harimau pada kalimat 4a menempati posisi sebagai subjek. Dalam kalimat subjek merupakan nomina. Jika kata harimau diganti dengan kata singa, maka kalimatnya menjadi singa melihat kancil, kata singa tetap berperan sebagai nomina. Teknik berikutnya adalah teknik balik, yaitu pembalikan unsur satuan lingual. Misalnya: 5 Saya bangun tidur pagi-pagi. 6 Saya pagi-pagi bagun tidur. 7 Pagi-pagi saya bangun tidur. Kata pagi-pagi pada kalimat 5 merupakan adverbia. Jika kata pagi- pagi diletakkan pada posisi tengah atau awal seperti pada kalimat 6 dan 7, tampak bahwa tidak ada perubahan kelas pada kata pagi-pagi. Pada kalimat 5, 6 dan 7 kata pagi-pagi tetap menduduki kelas adverbia, meskipun posisinya sudah dibalik. Dengan demikian teknik balik dapat digunakan dalam penentuan kelas kata. Rumusan ketiga yaitu relasi semantis yang terbentuk pada leksikon yang diperoleh anak usia 7 tahun dijelaskan dengan metode padan. Teknik yang digunakan adalah teknik hubung banding sama dan teknik hubung Universitas Sumatera Utara banding beda. Namun, penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kata kucing dipadankan dengan ikan. Kemudian, dianalisis dengan teknik hubung banding beda. Kucing dan ikan merupakan dua jenis hewan yang hidup di tempat yang berbeda. Hal ini dapat ditunjukkan dalam kalimat berikut. 8 a. Kucing hidup di darat b. Ikan berenang di laut. Secara skematis kalimat a dan b dideskripsikan sebagai berikut: Kucing darat Ikan air Darat X air Dalam kalimat tersebut terdapat kata darat yang merupakan lawan kata dari air. Kedua kata tersebut menunjukkan bahwa kucing adalah antonim dari ikan dilihat dari tempat hidup masing-masing hewan tersebut.

3.6 Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data

Data dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik triangulasi. Teknik ini dilakukan untuk memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data. Prosedur triangulasi meliputi penggunaan data dari berbagai sumber. Untuk menambah nilai argumen, makin banyak bukti yang diperoleh, maka akan semakin baik. Triangulasi diperlukan karena terdapat perbedaan pemahaman makna leksikon dari anak yang satu dengan anak yang lain meskipun data yang digunakan sama. Oleh karena itu, triangulasi ini dilakukan untuk Universitas Sumatera Utara menguji pemahaman peneliti dan narasumber mengenai hal-hal yang diinformasikan oleh narasumber kepada peneliti Bungin, 2011:264. Ada empat cara dalam melakukan triangulasi Bungin, 2011:265, yaitu: 1 triangulasi kejujuran peneliti, yaitu dengan cara pengecekan langsung oleh peneliti, wawancara ulang dan merekam data yang sama di lapangan, misalnya dengan cara meminta bantuan guru kelas dengan melakukan pengecekan langsung, wawancara ulang dan merekam data yang sama, 2 triangulasi dengan sumber data, yaitu dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan sautu informasi melalui waktu dan cara yang berbeda, misalnya untuk menguji kredibilitas data, maka pengujian data dapat dilakukan dengan wawancara kepada guru wali kelas dan teman murid. Data dari kedua sumber tersebut dikategorisasikan mana pandangan yang sama dan yang berbeda. Data yang telah dianalisis akan menghasilkan suatu kesimpulan kemudian dimintakan kesepakatan member check dengan kedua sumber tersebut, 3 triangulasi dengan metode, yaitu mencari kesamaan data dengan metode yang berbeda, 4 triangulasi dengan teori, yaitu dilakukan dengan menguraikan pola, hubungan dan menyertakan penjelasan pembanding, yaitu fakta yang ditemukan di lapangan diperiksa tidak hanya dengan satu teori, namun dengan teori yang akan diperlukan untuk penjelasan banding. Misalnya, fakta mengenai teori relasi semantis diperiksa tidak hanya diperiksa dengan teori yang dikemukakan oleh Saeed 2010, namun dapat juga diperiksa dengan teori lain atau mengecek melalui teori Lyon 1977. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

4.1 Pengantar

Bab ini membahas paparan data dan temuan penelitian. Paparan data dalam bab ini mendeskripsikan data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti dan membahas presentasi data dengan memfokuskan pada pengklasifikasian data. Kemudian, bagian temuan penelitian menerangkan hasil analisis data. Temuan ini menyangkut tiga masalah penelitian, yakni pemerolehan leksikon, kelas kata, dan relasi semantis yang terbentuk pada leksikon anak-anak usia 7 tahun.

4.2 Paparan Data

Data dalam penelitian ini mengacu pada leksikon yang digunakan anak usia 7 tahun yang dihubungkan dengan kelas kata dan relasi semantis yang terbentuk pada leksikon anak. Seluruh data dikumpulkan dengan menggunakan media gambar seri. Selanjutnya, data yang telah dikumpulkan dengan media gambar seri, diklasifikasikan berdasarkan kelompok dan kelas kata yang terdapat dalam leksikon anak. Terkait dengan pemerolehan leksikon anak usia 7 tahun, paparan data dalam penelitian ini dapat diterangkan sebagai berikut. 1 Data yang dikumpulkan berupa uraian yang ditulis oleh anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 Medan. Berikut ini adalah data penelitian yang ditulis oleh anak usia 7 tahun berdasarkan gambar seri yang telah disusun sedemikian rupa. Dalam penyajiannya, setiap cerita dikelompokkan pada tabel yang berbeda. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan instrumen penelitian terdapat lima gambar seri, maka ada lima kelompok cerita yang terdapat pada setiap tabel. Tabel 4.1 Cerita Gajah dan Semut No Uraian 1. Gajah dan semut jalan-jalan di halaman. Mereka melihat sampah. Mereka membersihkan sampah dengan sapu dan serokan kemudian dia menyapu sampah lalu mereka beristirahat. 2. Pada suatu hari gajah dan semut di depan halaman ada sampah terus mereka membersihkanya. Mereka mengambil sapu dan serokan. Mereka membersihkannya gajah berkeringat. Gajah dan semut berteduh di atas pohon 3. Gajah dan semut pergi jalan ke taman. Lalu gajah dan semut sampai di taman lalu gajah dan semut membersihkannya sampai selesai. Gajah dan semut membersihkan sampah. Gajah dan semut beristirahat. 4. Gajah dan semut pergi ke kebun. Gajah dan semut melihat sampah berserakan. Lalu gajah dan semut membersihkan sampahnya lalu gajah dan semut menyapu sampai bersih dengan memakai sapu. Lalu gajah dan semut beristirahat di depan pohon gajah dan semut. 5. Gajah dan semut melihat sampah berserakan, lalu gajah dan semut membersihkan sampah itu lalu mereka menyapu bersama-sama lalu gajah dan semut istirahat. 6. Gajah dan semut berkeliling di halaman terus itu di sekeliling halaman gajah melihat sampah, kata si semut ayo kita bersihkan halaman ini, dan orang itu segera menyapu halamannya, menyapu daun sampai gajah berkeringat siap gajah dan semut duduk di bawah pohon. 7. Gajah dan semut berjalan-jalan. Tiba-tiba mereka nengok sampah berserakan. Gajah dan semut membersihkan halaman menggunakan sapu. Ayo semut kita bersihkan bersama kata gajah. Semut dan gajah duduk di halaman bawah pohon karena capek. 8. Gajah dan semut jalan-jalan. Gajah dan semut menyapu bersama-sama. Gajah dan semut menyapu sampai bersih dan beristirahat bersama-sama. 9. Gajah dan semut jalan-jalan di halaman. Tiba-tiba semut dan gajah menampak sampah. Lalu semut dan gajah membersihkan sampah. Semut dan gajah membersihkan sampah. Semut dan gajah menyapu. Lalu sudah selesai gajah dan semut kecapean. 10. Gajah dan semut berjalan-jalan. Gajah dan semut membersihkan sampah. Mereka menyapu sampah. Setelah menyapu mereka bersantai di bawah pohon. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Cerita Bermain Bola No. Uraian 1. Pada suatu hari ajil bermain bola bersama temannya di lapangan bola Di lapangan bola itu lapangannya becek baru itu ajil terjatuh karna becek baru itu ajil mencuci bajunya 2. Adit membawa bola ke lapangan adit bermain bola dengan teman-temannya. Adit terjatuh. Adit menangis. Adit pulang kerumahnya. Adit mencuci bajunya. 3. Rian bermain bola sepak kemudian Rian bermain bola sepak dengan teman- temannya. Rian bermain bola sepak di lapangan. Di lapangan becek kemudian Rian terpeleset dilapangan kemudian baju Rian kotor kemudian Rian menyuci baju sendiri. 4. Rian bawa bola. Dia mau bermain bola di lapangan. kemudian Rian mengajak teman-temannya. Rian bermain bola sepak di lapangan becek kemudian Rian terpeleset dilapangan kemudian baju Rian kotor kemudian Rian menyuci baju sendiri. 5. Ajil ke lapangan membawa bola lalu dia ke lapangan bermain bola lalu dia terjatuh dilapangan dia kena becek lalu dia pulang kerumah mencuci baju dia. 6. Pas yang lalu Farhan mengajak temannya bermain bola. Mereka bermain bolanya di lapangan. Setelah itu Farhan jatuh dan bajunya basah. Pas sampe di rumah dia menyuci bajunya sendiri karena kotor waktu dia jatuh maen bola di lapangan sama temannya. 7. Faras bermain bola di lapangan bersama teman-temannya. Faras terjatuh karena di tendang. Dia mencuci baju. 8. Rizki membawa bola. Riski main bola di lapangan, tapi lapangannya kotor. Rizki kepeleset karena ada air di lapangan. Rizki mencuci bajunya karena bajunya kotor. 9. Pada hari minggu nopal libur Nopal bermain sepak bola Tiba-tiba nopal jatuh kelapangan becek bajunya berlumpur Nopal mencuci bajunya sendiri 10. Faras membawa bola untuk bermain bola bersama teman-teman. Ketika faras main Faras terjatuh sampai di rumah Faras mencuci baju supaya bersih karena bajunya kotor. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Cerita Membantu Ibu No Uraian 1. Najwa mencuci baju pake sabun. Abis nyuci bajunya dijemur di halaman. Najwa menggosok bajunya. Setelah itu najwa menonton tv. 2. Najwa sedang mencuci baju abis itu menjemurnya. Habis menjemur najwa menggosoknya habis menggosok najwa menonton televisi. 3. Endang menyuci baju, setelah Endang menyuci baju lalu Endang menjemurkan pakaian. Lalu Endang menggosok baju. Selesai menggosok baju Endang menyapu rumahnya. 4. Najwa sedang mencuci kain di kamar mandi lalu najwa menjemur di depan rumah memakai jemuran Lalu najwa menggosok kainnya abistu najwa menonton TV. 5. Qiara mencuci baju, dia membantu ibunya. terus bajunya dijemur di halaman rumah. pas udah kering bajunya di gosok. abis tu Qiara nonton tivi karena kerjaannya udah siap. 6. Alya mencuci pakaiannya sendiri. Dia menggosok bajunya dengan rapi. Pas itu dia menjemur pakaiannya sendiri terus dia menonton tivi karena kerjaannya udah abis. 7. Ibu mencucui baju dengan menggunakan sabun dan air. Lalu dijemur pakaiannya lalu digosok. Setelah itu menonton. 8. Ibu mencuci baju setelah itu ibu menjemur pakaian Ibu menggosok baju Ibu menonton televisi 9. Alya menyuci baju. Dia membantu ibunya lalu baju dijemur lalu baju digosok lalu dipakai. 10. Nafa mencuci baju kemudian Nafa menjemur baju kemudian Nafa menggosok kemudian Nafa bermain-main. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Cerita Kegiatan Sehari-hari No Uraian 1. Azil bangun tidur pagi-pagi. Terus dia mandi pake sabun dan sampo biar badannya bersih. Abistu dia sarapan nasi pake ikan dan sayur dan minum susu. Kemudian dia salaman sama orang tuanya. Terus dia pergi sekolah jalan kaki. Sampai di sekolah dia duduk sendirian dan belajar sama ibu guru. 2. Saya bangun tidur. Terus mandi pake sabun dan sampo. Setelah mandi saya berpakaian terus sarapan pake nasi, susu, ikan dan sayur bayam. Abis tu saya menyalami ayah dan ibu pergi ke sekolah dengan jalan kaki. Sampe di sekolah saya belajar sama ibu guru. 3. Najwa bangun tidur lalu najwa mandi lalu najwa makan memakai ayam dan nasi dan sayur kangkung. Lalu najwa pergi sekolah najwa pergi sekolah berjalan kaki lalu najwa duduk sendiri karena najwa datang duluan. 4. Najwa baru bangun tidur. Abistu Najwa mandi abistu Najwa makan nasi minum susu abistu Najwa pergi ke sekolah sampai di sekolah Najwa duduk sendiri karena dia datang duluan. 5. Pertama dia baru bangun tidur barutu ajil dia mandi siap mandi dia makan nasi dan minum susu lalu dia pergi ke sekolah lalu dia berjalan kaki menuju ke sekolah lalu dia belajar 6. Saya bangun tidur, terus saya mandi, terus berpakaian seragam. Abis tu saya sarapan nasi pake ikan dencis. Abis sarapan saya berpamitan kepada orang tua saya. Saya berjalan kaki ke sekolah. Saya duduk di kelas sendirian karena saya sampe duluan di sekolah. 7. Parhan bangun tidur pagi hari. Kemudian Parhan mandi memakai sabun. Parhan memakan nasi ayam dan ikan dan susu. Parhan menyalam orangtuanya. Parhan berjalan kaki ke sekolah. Parhan sampai di sekolah sendirian dan duduk di kelas sendirian karena duluan datang. 8. Saya bangun tidur. Saya mandi pake sampo, terus saya pake baju sekolah dan sarapan nasi. Abis sarapan saya pamitan kepada oran tua. Saya salaman sama orang tua. Terus saya pigi sekolah dengan jalan kaki. Saya di sekolah duduk sendirian karena saya duluan sampe di sekolah. 9. Saya bangun tidur. Setelah itu saya mandi memakai sabun, sikat gigi dan sampoan. Saya memakai baju. Saya makan sayur bayem ikan tongkol. Setelah itu saya berpamitan bersama ibu dan bapak. Saya mau pergi sekolah jalan kaki. Saya sudah sampai di sekolah. 10. Saya bangun tidur, terus mandi di kamar mandi pake sabun, terus sikat gigi. Terus saya memakai baju. Saya makan memakai nasi goreng ikan dencis. Setelah itu saya berpamitan bersama ibu dan bapak. Lalu saya berangkat ke sekolah. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Cerita Menonton Pacuan Kuda No Uraian 1. Pada hari minggu adit, bara, ajil, fares membeli tiket untuk nonton kuda. Mereka antri untuk membeli tiket, banyak sekali orang beli tiket. Mereka kehabisan tiket akhirnya mereka nonton dari atas tembok padahal itu sangat berbahaya. Tiba-tiba pak polisi datang menegur mereka. Jangan duduk di situ ayo turun nanti jatuh. 2. Adit, Riski, Azri, Rian beli tiket di loket mau nonton lomba kuda. Orangnya banyak yang beli tiket. Tiketnya sampe abis. Jadi orang itu gak bisa masuk. Mereka nontonnya dari atas tembok. Orang itu gak takut jatuh. Tiba-tiba pak polisi datang dari belakang katanya jangan duduk di atas tembok nanti jatuh. 3. Pada hari minggu alip azri rian adit riski mengantri tiket lomba kuda kemudian tiket lomba kuda abis. Mereka nonton dari atas tembok kemudian pak polisi datang dari samping tembok terus menegur mereka. Pak polisi marah. 4. Pada hari minggu ajil, fares, rian, dayat membeli tiket. Kemudian karna banyak yang membeli tiket jadi tiketnya habis. Akhirnya mereka nonton di atas tembok, mereka duduk dan tidak takut. mereka menonton lomba lari kuda. Kemudian pak polisi datang dari belakang turun dari atas tembok kalok tidak turun nanti jatuh. 5. Pada hari minggu mereka membeli tiket , ajil, farez, rian, dayat, azri kemudian karna banyak yang membeli tiket jadi tiketnya habis. Akhirnya mereka nonton di atas tembok, menonton pacuan kuda. Kemudian pak polisi datang turun dari atas tembok kalau tidak turun nanti jatuh. 6. Farhan, Nabil, Nopal, Pandu beli tiket di loket 1 mau nonton lomba kuda. Yang beli tiket banyak sampe tiketnya abis. Terus orang itu tidak bisa masuk karena tiketnya abis. Jadinya orang itu nonton di atas tembok. Orang itu gak takut jatuh. Tiba-tiba pak polisi datang. Kata pak polisi turun nanti jatuh. 7. Faras, Nopal, Farhan, Nabil membeli tiket di loket 1 mau nonton lomba kuda. Karena tiketnya habis orang itu nonton di atas tembok. Mereka asik menonton lomba kuda. Mereka tidak tahu nonton di atas tembok sangat berbahaya. Tiba-tiba datang polisi kata polisinya turun dari atas tembok kalau tidak turun nantik jatoh. 8. dimana Faras beli tiket? Di loket satu. Dia menonton lomba kuda di atas tembok. Dia lalu menonton lomba kuda sama teman-teman. Tiba-tiba dia dan teman- temannya ditegur pak polisi ayo turun. 9. Dimas, Farel, Rehan, Farhan beli tiket lalu tiket habis. Karena habis tiket mereka tidak boleh masuk. Lalu Dimas, Farel, Rehan, Farhan ditembok nengok perlombaan kuda. Pas di atas tembok mereka mau turun tiba-tiba datang pak polisi katanya turun-turun. 10. Faras, Farhan, Nabil, Nofal mengantri tiket lomba pacuan kuda. Karena mereka kehabisan tiket mereka menonton diatas tembok. Mereka menonton diatas tembok perlombaan kuda. Tiba-tiba polisi datang memarahi mereka supaya tidak mengulangi lagi Universitas Sumatera Utara 2 Data berupa uraian yang telah dikumpulkan kemudian diklasifikasikan berdasarkan kelompok leksikon. Misalnya data yang ditulis oleh subjek penelitian yang telah dipaparkan pada tabel 4.1 sampai 4.5 dikelompokkan berdasarkan leksikonnya sehingga kelihatan leksikon yang digunakan anak usia 7 tahun. Berikut adalah tabel pengelompokan leksikon yang diperoleh dalam penelitian. Tabel 4.6 Kelompok Leksikon No Kelompok Leksikon 1. Nama orang a. Laki-laki 1. Rian, 2. Farras, 3. Ajil, 4. Bara, 5. Adit, 6. Fares, 7. Azri, 8. Dayat, 9. Farhan, 10. Nabil, 11. Nopal, 12. Pandu, 13. Dimas, 14. Farel, 15. Rehan, 16. Dedek, 17. Firman, 18. Zaki, 19. Riski b. Perempuan 1. Najwa, 2. Qiara, 3. Alya, 4. Nafa, 5. Nabila, 6. Nazwa, 7. Rina, 8. Nafisha, 9. Liza, 10. Melisa, 11. Kawi, 12. Gayatri, 13. Sofi 2 Hewan a. Jinak 1. gajah, 2. semut, 3. kancil, 4. burung, 5. ikan, 6. kelinci, 7. sapi, 8. tikus, 9. kucing, 10. ayam, 11. bebek, 12. tikus, 13. monyet, 14. orang utan, 15. lebah, 16. anak anjing, 17. kambing, 18. ayam, 19. cicak, 20. kodok, 21. tupai, 22. zebra, 23. entok, 24. panda, 25. unta, 26. kuda, 27. badak, 28. kecoa, 29. lumba-lumba, 30. kupu-kupu, 31. siput, 32. bintang laut, 33. udang, 34. marmut, 35. nyamuk, 36. angsa, 37. kerbau, 38. marmut, 39. lembu b. Buas 1. ular, 2. beruang, 3. harimau, 4. singa, 5. Serigala, 6. Macan tutul, 7. Hiu, 8. buaya, 9. anjing, 10. komodo 3 Kendaraan a. mesin 1. mobil, 2. Kereta api, 3. Pesawat, 4. Taksi, 5. Helikopter, 6. Truk, 7. Kapal, 8. Becak, 9. Angkot, 10. Bus, 11. Kereta 12. Ambulan, 13. Mobil pemadam kebakaran, 14. Odong-odong, 15. Truk sampah, 16. Pesva, 17. Kapal laut, 18. Truk air, 19. Truk minyak, 20. Pesawat jet, 21. Kereta listrik, 22.perahu, 23. Mobil balap Universitas Sumatera Utara No Kelompok Leksikon b. non mesin 1. sampan, 2. Sepeda 4. Anggota tubuh 1. Rambut, 2. Kepala, 3. Mata, 4. Hidung, 5. Mulut, 6. Leher,7. Pipi, 8. Alis, 9. lengan, 10. Dagu, 11. Dada,12. Perut, 13. Telinga, 14. Lutut, 15. Paha, 16. Punggung, 17. Jari tangan, 18. Jari kaki, 19. Kening, 20. Bahu, 21. Alis mata, 22. siku, 23. Telapak tangan, 24. Telapak kaki, 25. Mata kaki, 26. Bibir, 27. Gigi, 28. Lidah. 5. Pakaian a. baju 1. baju kaos, 2. Baju sekolah, 3. Baju renang, 4. Baju pramuka, 5. Baju batik, 6. Baju olah raga, 7. Baju kemeja, 8. Baju main-main, 9. Baju tidur, 10. Baju koko, 11. Baju ngaji, 12. jaket, 13. baju jas, 14. baju kebaya, 15. Baju upin ipin, 16. Baju berbi, 17. baju bola b. celanarok 1. Rok panjang, 2 Rok pendek, 3. Rok sekolah, 4. Celana panjang, 5. celana pendek, 6. celana pramuka, 7. Celana sekolah, 8. Celana le c. asesori 1. dasi, 2. Topi, 3. Kaos kaki, 4. kaos dalam, 5. lejing, 6. jilbab, 7. anak jilbab, 8. Lobe, 9. Sarung, 10. kacu 6. Mainan a. Tradisional 1. sepeda, 2. masak-masakan, 3. Gambar, 4. Lari- larian, 5. Karet, 6. Guli, 7. Lompat tali, 8. boneka, 9. Congkak, 10. Bola, 11. Kejar-kejaran, 12. Ibu-ibuan, 13. Perancis. b. Modern 1. Game, 2. PS, 3. Mobil-mobilan, 4. Boneka, 5. Berbi, 6. Monopoli, 7. Ular tangga 7. Perabotan a. Kamar 1. lemari baju, 2. Tempat tidur, 3. Meja belajar b. Dapur 1. meja makan, 2. Kursi makan, 3. Lemari piring c. Ruang tamu 1. lemari buku, 2. Lemari tv, 3. Lemari kaca, 4. Meja tamu, 5. Kursi tamu, 6. Sofa, 7. Kursi amben, 8. Lemari buku, 9. Meja bulat. 8. Perlengkapan rumah tangga a. Alat masak 1. Pisau, 2. tempat masak, 3. tempat panggang ikan, 4. kompor gas, 5. sendok masak, 6. gas b. Alat makan 1. Sendok, 2. garpu, 3. gelas, 4. cangkir, 5. piring, Universitas Sumatera Utara No Kelompok Leksikon 6. mangkok, 7. Pisau c. Kebersihan 1. Sapu, 2. serokan, 3. tong sampah d. penghias 1. Lampu, 2. jam dinding 9. Makananminuman a. makanan 1. Molen pisang, 2. molen coklat, 3. molen ubi 4.Bakso bakar, 5. Rujak, 6. Kentang goreng, 7. Telur saos, 8. mi sop, 9. Kentaki, 10. Bakso, 11. Bubur kacang ijo, 12. Bubur sum-sum, 13. Bubur jagung, 14. Bubur kacang merah, 15. Mi goreng, 16. Mi rebus, 17. Mi ayam, 18. Mi balap, 19. Mi aceh, 20. Telur mata sapi b. minuman 1. Es jagung, 2. Es tebu, 3. Es cendol, 4. Es krim, 5.es teh, 6. pop es 10. Sifat dan keadaan a. keadaan 1. Diam, 2. ribut, 3.gelap, 4.terang, 5. kaya, 6. miskin, 7. bersih, 8. kotor, 9. basah, 10. kering, 11.cantik, 12. jelek b. sifat 1. Jahat, 2. baik c. tekstur 1. Keras, 2. lembut, 3. kasar, 4. halus d. emosi 1. Senang, 2. sedih e. jarak 1. Jauh, 2. dekat f. arah 1. Depan, 2. belakang, 3. atas, 4. bawah g. ukuran 1. Besar, 2. kecil, 3.panjang, 4. pendek, 5. gemuk, 6. kurus h. temperatur 1. Panas, 2. dingin i. waktu 1.Cepat, 2. lambat 11. Kegiatan 1. main-main, 2. Nyiapin, 3. Belajar, 4. Pake, 5. Jaga, 6. Menonton, 7. Membawa, 8. Menjemur, 9. Menggosok, 10. Melipat, 11. Makan, 12. Belajar, 13. Mencari, 14. Mengangkat, 15. Bermain, 16. Membeli, 17. Antri, 18. Jalan-jalan a. ujaran 1. menegur, 2. Memarahi, 3. Berpamitan,4. Mengajak b. gerakan 1. datang, 2. Pergi, 3. Maju, 4. Mundur, 6. Berlari, 7. Berjalan, 8. Melompat, 9. Memasukkan Universitas Sumatera Utara No Kelompok Leksikon 10. Mengeluarkan, 11. Berdiri, 12. Mendorong, 13. Menarik, 14. Melompat, 15. Berenang c. pembersihan 1. mandi, 2. Menyapu, 3. Mencuci, 4. Buang, 5. Membersihkan, 6. Menyikat 34. Membersihkan, 35. Beristirahat, 36. Menyikat,38. Mengulang, 39. Berangkat, 40. Membantu, 41. Berpakaian, 42. Menyalam, 45. Manjat, 47. Menyapu, 48. Minum, 49. Ditendang, 50. Melihat, 12 Teknologi informasi 1. komputer, 2. Laptop, 3. Tab, 4. Tv, 5. Radio, 6. HP Tabel di atas menunjukkan bahwa ada dua belas kelompok leksikon yang ditemukan dalam penelitian, yakni 1 nama orang, 2 hewan, 3 kendaraan, 4 anggota tubuh, 5 pakaian, 6 mainan, 7 perabotan, 8 perlengkapan rumah tangga, 9 makanan, 10 sifat dan keadaan, 11 kegiatan, 12 teknologi informasi. Nama orang dibagi menjadi dua bagian berdasarkan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan . Untuk hewan juga dibagi menjadi hewan jinak dan hewan buas. Kemudian, untuk kelompok kendaraan terdapat dua jenis, yaitu kendaraan yang menggunakan mesin dan tidak menggunakan mesin. Anggota tubuh adalah bagian-bagian yang ada di tubuh. Selanjutnya, kelompok pakaian terdapat berbagai jenis baju dan jenis celana. Mainan adalah alat yang digunakan oleh anak untuk bermain. Ada dua jenis mainan yang terdapat dalam data, yaitu mainan tradisional dan mainan modern. Perabotan merupakan peralatan yang ada di dalam rumah untuk melengkapi kebutuhan rumah. Untuk perabotan terdapat tiga bagian, yaitu perrabotan yang ada di kamar, dapur dan ruang tamu. Perlengkapan rumah tangga yang Universitas Sumatera Utara ditemukan dalam data ada tiga kelompok, yaitu alat makan, alat masak, dan alat kebersihan. Sifat dan keadaan dipisah secara terperinci menjadi beberapa bagian, yaitu jarak, arah, ukuran tekstur dll. 3 Data leksikon anak usia 7 tahun di SD Negeri 067690 diklasifikasikan berdasarkan kelas katanya. Tabel 4.7 Kelas Kata No Kelas kata Leksikon 1. Verba a. dasar 1. Mandi, 2. pake, 3. jaga, 4. pergi, 5. datang, 6. maju, 7. mundur, 8. antri, 9. makan, 10. minum, 11. buang, 12. naik, 13. turun,14. buka, 15. tutup b. turunan 1. Nyiapin, 2. Belajar, 3. me nyapu, 4. mencuci, 5. Menonton, 6. Berlari, 7. Berjalan, 8. Melompat, Membawa, 9. Menjemur, 10. Menggosok, 11. Melipat, 12. Mendorong, 13. Menarik, 14. Memasukkan, 15. Mengeluarkan, 16.memarahin, 17. Mencari, 18. Berenang, 19. Mengangkat, 20. Berdiri, 21. Bermain, 22. Membeli, 23. Menegur, 24. Membersihkan, 25. Beristirahat, 26. berkeringat, 27. berteduh, 28. memakai, 29. menggunakan, 30. terkejut, 31. terjatuh, 32. menangis, 33. tertawa, 34. mengambil, 35. rebutan, 36. Menyikat, 37. Memarahi, 38. Mengulang, 39. merendam, 40. Berangkat, 41. Membantu, 42. Berpakaian, 43. ber, me salaman, 44. Menyalam, 45. Berpamitan, 46. Manjat, 47. me ngajak, 48. Ditendang, 49. Melihat, 50. main-main, 51. lari-larian, 52. kejar- kejaran

2 Adjektiva

1. kering , 2. siap, 3. Kehabisan, 4. Kotor, 5. Bersih, 6. Senang, 7. Selesai, 8. Diam, 9. ribut, 10. gelap, 11. terang, 12. kaya, 13. miskin, 14. bersih, 15. jorok, 16. basah, 17. kering, 18. cantik, 19. jelek, 20. Jahat, 21. baik, 22. Keras, 23. lembut, 24. kasar, 25. halus, 26. Senang, 27. sedih, 28. Jauh, 29. dekat, 30. Besar, 31. kecil, 32. panjang, 33. pendek, 34. gemuk, 35. kurus, 36. Panas, 37. dingin, 38. Cepat, 39. lambat, 40. rapi, 41. capek, 42. bahagia, 43. sedih, 44. berani, 45. takut Universitas Sumatera Utara No Kelas kata Leksikon

3. Nomina

a. bernyawa 1. rian, 2. endang, 3. farras, 4. ajil, 5. bara, 6. adit, 7. fares, 8. najwa, 9. riski, 10. azri, 11. dayat, 12. qiara, 13. farhan, 14. alya, 15. nabil, 16. nopal, 17. pandu, 18. dimas, 19. farel, 20. rehan, 21. nafa, 22. dedek, 23. nabila, 24. nazwa, 25. rina, 26. firman, 27. nafisha, 28. liza, 29. melisa, 30. zaki, 31. kawi, 32. gayatri, 33. sofi, 34. Ayah, 35. Ibu, 36. teman, 37. Polisi, 38. Orang tua, 39. Guru, 40. murid, 41. Pak, 42. Polisi, 43. gajah, 44. semut, 45. kancil, 46. burung, 47. ikan, 48. kelinci, 49. sapi, 50. tikus, 51. kucing, 52. ayam, 53. bebek, 54. tikus, 55. monyet, 56. orang utan, 57. lebah, 58. anak anjing, 59. kambing, 60. ayam, 61. cicak, 62. kodok, 63. tupai, 64. zebra, 65. entok, 66. panda, 67. unta, 68. kuda, 69. badak, 70. kecoa, 71. lumba-lumba, 73. kupu-kupu, 74. siput, 75. bintang laut, 76. udang, 77. marmut, 78. nyamuk, 79. angsa, 80. kerbau, 81. marmut, 82. Lembu, 83. ular, 84. beruang, 85. harimau, 86. singa, 87. Serigala, 88. Macan tutul, 89. Hiu, 90. buaya, 91. anjing, 92. Komodo b. Tak bernyawa 1. Hari, 2. mobil, 3. Kereta api, 4. Pesawat, 5. Taksi, 6. Helikopter, 7. Truk, 8. Kapal, 9. Sepeda, 10. Becak, 11. Angkot, 12. Sampan, 13. Bus, 14. Kereta, 15. Ambulan, 16. Mobil pemadam kebakaran, 17. Odong-odong, 18. Truk sampah, 19. Pesva, 20. Kapal laut, 21. Truk air, 22. Truk minyak, 23. Pesawat jet, 24. Kereta listrik, 25. perahu, 26. Mobil balap, 27. Rambut, 28. Kepala, 29. Mata, 30. Hidung, 31. Mulut, 32. Leher, 33. Pipi, 34. Alis, 35. lengan , 36. Dagu, 37. Dada, 38. Perut, 39. Telinga, 40. Lutut, 41. Paha, 42. Punggung, 43. Jari tangan, 44. Jari kaki, 45. Kening, 46. Bahu, 47. Alis mata, 48. siku, 49. Telapak tangan, 50. Telapak kaki, 51. Mata kaki, 52. Bibir, 53. Gigi, 54. Lidah, 55. Badan,56. baju kaos, 57. Baju sekolah, 58. Baju renang, 59. Baju pramuka, 60. Baju batik, 61. Baju olah raga, 62. Baju kemeja, 63. Baju main- main, 64. Baju tidur, 65. Baju koko, 66. Baju ngaji, 67. jaket, 68. baju jas, 69.baju kebaya, 70. Baju upin ipin, 71. Baju berbi, 72. Rok panjang, 73. Rok pendek, 74. Rok sekolah, 75. Celana panjang, 76. celana pendek, 77. celana pramuka, 78. Celana sekolah, 79. Celana le, 80. Baju bola, 81. dasi, 82. Topi, 83. Kaos kaki, 84. kaos dalam, 85. lejing, 86. jilbab, 87. anak jilbab, 88. Lobe, 89. Sarung, 90. kacu, 91. sepatu, 92. Tas, 93. masak-masakan, 94. Gambar, 95. Karet, 96. Guli, boneka, 97. Congkak, 98. Bola, 99. Game, 100. PS, 101. Mobil-mobilan, 102. Boneka, 103. Berbi, 104. Monopoli, 105. Ular tangga, 106. lemari baju, Universitas Sumatera Utara No Kelas Kata Leksikon 107. Tempat tidur, 108. Meja belajar, 109. meja makan, 110. Kursi makan, 111. Lemari piring, 112. lemari buku, 113. Lemari tv, 114. Lemari kaca, 115. Meja tamu, 116. Kursi tamu, 117. Sofa,118. Kursi amben, 119. Lemari buku, 120. Meja bulat. 121. Pisau, 122. tempat masak, 123. tempat panggang ikan, 124. kompor gas, 125. sendok masak, 126. gas, 127. Sendok, 128.garpu, 129. gelas, 130. cangkir,131. piring, 132. mangkok, 133. pisau, 134. tong sampah, 135. Lampu, 136. jam dinding, 137. sabun, 138. Sampo, 139. Molen pisang, 140. molen coklat, 148. molen ubi, 149. Bakso bakar, 150. Rujak, 151. Kentang goreng, 152. Telur saos, 153. mi sop, 154. Kentaki, 155. Bakso, 156. Bubur kacang ijo, 157. Bubur sum-sum, 158. Bubur jagung, 159. Bubur kacang merah, 160. Mi goreng, 161. Mi rebus, 162. Mi ayam, 163. Mi balap, 164. Mi aceh, 165. Telur mata sapi, 166. Es jagung, 167. Es tebu, 168. Es cendol, 169. Es krim, 170. es teh, 171. pop es, 172. susu, air, 173. ikan tongkol, 174. ikan dencis, 175. sayur bayam, 176. sayur daun ubi, 177. sayur wortel, 178. sayur kol, 179. sayur kacang panjang, 180. nasi, 181. nasi goreng, 182. Telur, 183. komputer, 184. Laptop, 185. Tab, 186. Tv, 187. Radio, 188. lapangan, 189. minggu, 190. Tiket, 191. tembok, 192. sampah, 193. sekolah, 194. halaman, 195. rumah, 196. taman, 197. kain, 198. jemuran, 199. berserakan, 200. pohon, 201. becek, 202. kelas, 203. berlumpur, 204. atas, 205. bawah

4. Pronomina

1. Mereka, 2. saya, 3. dia, 4. –nya, 5. Sendiri 5. Numeralia 1. berdua, 2. Satu, 3. Banyak, 4. Sekali

6. Adverbia

1. sangat, 2. Tiba-tiba, 3. Jangan, 4. Boleh, 5. Tidak, 6. Mau, 7. Kehabisan, 8. Pagi-pagi, 9. Nanti, 10. Bersama-sama, 11. Sendirian, 12. Sudah, 13. Belum, 14. Bisa

7. Interogativa

Mana 8. Demonstrativa 1. Itu, 2. situ, 3. sini, 4. sana, 5. Ini, 6. Atas, 7. bawah

9. Artikula

Si 10. Preposisi 1. pada, 2. Dari, 3. Di, 4. Ke, 5. Sama, 6. Sampe Universitas Sumatera Utara No Kelas Kata Leksikon 11. Konjungsi 1. dan, 2. Karena, 3. Abis tu, 4. Kemudian, 5. Jadi, 6. Tapi, 7. Terus, 8. Lalu, 9. Baru itu, 10. Untuk, 11. Yang, 12. Kalau 12. Kategori fatis Kok 13. Interjeksi 1. Ayo, 2. aduh 14. Pertindihan kelas Sampai Kelas kata pada tabel di atas, ada empat belas kelas kata yang ditemukan dalam data. Dalam data penelitian yang ditulis oleh subjek penelitian menunjukkan bahwa anak usia 7 tahun sudah memperoleh kelas kata dengan lengkap. Artinya, bahwa anak sudah menggunakan semua kelompok kelas kata dalam tulisannya ataupun percakapannya. Pada kelas kata verba terdapat dua sub kategori, yaitu verba dasar dan verba turunan. Untuk kelas kata nomina ditemukan nomina pada kelompok yang bernyawa dan tidak bernyawa. 4 Data leksikon anak usia 7 tahun yang berupa uraian dilihat relasi semantis yang terbentuk berdasarkan leksikon yang telah dituliskan. Berikut adalah data relasi semantis yang ditemukan dalam penelitian.

1. Sinonim Tabel 4.8 Sinonim

Sinonim Kotor = Jorok Rebut = Bising Tiket = Karcis Depan = Muka Universitas Sumatera Utara Sinonim Sampai = Tiba nengok = Liat kawan = Teman senang = Gembira selesai = Siap halus = Lembut kemudian = Lalu Baru itu = Abis tu

2. Antonim Tabel 4.9 Antonim

Antonim memasukkan Mengeluarkan Pergi Pulang Menarik Mendorong Berlari Berjalan Maju Mundur Besar Kecil Keras Lembut Gemuk Kurus Gelap Terang Panjang Pendek Basah Kering Halus Kasar Senang Sedih Jahat Baik Jauh Dekat Depan Belakang Bersih Kotor Atas Bawah Banyak Sedikit Sana Sini Ini Itu Tangan Kaki Bersama-sama Sendirian Universitas Sumatera Utara

3. Hiponim Tabel 4.10 Hiponim

No Hiponim Leksikon 1. kendaraan Mobil Kereta Kereta api Pesawat Sepeda Kapal 2. hewan Gajah Semut Buaya Kancil Kelinci Sapi Kerbau Harimau Singa Serigala Macan Zebra Jerapah Kuda Anjing Kodok Ikan Ayam Perabotan Kursi Sofa Meja Tempat tidur Lemari Alat makan Sendok Garpu Gelas Piring Mangkok Cangkir Universitas Sumatera Utara No Hiponim Leksikon mi Mi ayam Mi sop Mi goring Mi rebus Mi balap Mi aceh Es Es jagung Es cendol Es tebu Es krim

4. Meronim

Kepala Mata hidung mulut telinga pipi Gigi lidah Gambar 4.11 Meronim Kepala rumah atap pintu jendela gerbang Gambar 4.12 Meronim Rumah sekolah guru murid buku Gambar 4.13 Meronim Sekolah Universitas Sumatera Utara membersihkan menyapu menyikat mencuci mandi sabunan sampoan sikat gigi Gambar 4.14 Meronim Membersihkan Relasi semantis pada kategori meronim terdapat kata kepala. Pada kata kepala terdapat beberapa bagian yaitu mata, hidung, mulut, telinga, dan pipi. Kemudian, terdapat kata gigi dan lidah yang merupakan bagian dari mulut. Dalam data juga ditemukan verba yang membentuk meronim yaitu kata membersihkan. Pada kata membersihkan terdapat bagian dari kata tersebut yaitu menyapu, menyikat, mencuci, dan mandi.

5. Homonim Tabel 4.15 Homonim