Analisis Psikologi Tokoh Kaede

50 Idnya sebenarnya ragu akan ikut bersama Tribe. Namun Egonya bisa menekan Id untuk meninggalkan Klan Otori. Nampak pada cuplikan berikut: “Aku telah membuat kesepakatan dengan ketua dalam keluargaku,” kataku. “kini hidupku menjadi milik mereka.” Bagi Takeo Kesetiaan adalah segalanya. Nampak pada kalimat: Terlihat jelas Takeo Setia kepada janjinya untuk ikut bersama Tribe. Aku teringat pada ayahku yang berusaha lari dari takdir darahnya sehingga mati terbunuh. Hal ini terjadi pada kehidupan ayahnya yang mencoba lari takdir sebagai seorang pembunuh bayaran. Ketika ayahnya memutuskan untuk tidak lagi membunuh, ayahnya malah diserang tiba-tiba dan mati terbunuh. Takeo menyesali tindakan ayahnya karena melakukan hal itu.

3.2. Analisis Psikologi Tokoh Kaede

8. Cuplikan hal. 50

Tempat : Kastil Noguchi, tempat Kaede ditawan Oh, kapten lupa membawa belatinya, salah seorang penjaga berkata, Kaede, cepat kejar dia. Kaede mengambil belati itu dengan tangan kiri, menimbang-nimbang berat serta ukurannya. Dia tampak berbahaya canda seorang penjaga. Jangan sampai melukai dirimu, gadis kecil Kaede segera menuruni tangga, namun Arai telah keluar dari menara. Ketika mendengar suara Arai di taman, ia hendak mengejarnya, tapi belum sempat Universitas Sumatera Utara 51 ia keluar menara, penjaga yang tadi menegurnya keluar dari pos jaga. Kaede berhenti, ia sembunyikan belati di belakang punggungnya. Penjaga itu berdiri tepat di depannya,sangat dekat, dan membelakangi cahaya keabuabuan yang datang dari luar menara. Ayolah Kaede, tunjukkan bahwa kau bukan lakilaki Dengan kasar, penjaga itu meraih tangan kanan Kaede dan menariknya sambil menekan satu kakinya di antara kedua kaki Kaede, memaksa paha Kaede agar terbuka. Tanpa pikir panjang Kaede menikam belati yang ada di tangan kirinya ke leher orang itu. Analisis : Dari cuplikan di atas dapat terlihat adanya sikap Optimisme yang dimiliki Kaede. Setelah mengetahui Belati Kapten Arai tertinggal Kaede berusaha mengejarnya untuk menggantar Belati tersebut. Karena dalam kebudayaan Jepang, Jika seorang Samurai pergi tanpa pedang atau tanpa sengaja meninggal Belati, dianggap hal yang Tabu dan Samurai tersebut dianggap melalaikan tugasnya. Sehingga walaupun dia sudah berada di atas Kastil, Kaede susah payah mengejar Kapten Arai untuk memberikan Belatinya. Nampak dalam Cuplikan: “Kaede segera menuruni tangga, namun Arai telah keluar dari menara. Ketika mendengar suara Arai di taman, ia hendak mengejarnya”, Karena mengira Kapten Arai masih di Taman, Id Kaede menginginkan membawa Belati Kapten Arai dan segera memberinya. Walaupun Egonya mengetahui, kalau seorang Perempuan apalagi statusnya sebagai Tawanan tidak diperbolehkan memegang sebuah Belati Universitas Sumatera Utara 52 apalagi membawanya. Id Kaede tetap ingin membawa Belati tersebut. Dalam hal ini Ego Kaede kalah terhadap Idnya. Kaede juga selalu berusaha mempertahankan harga dirinya sebagai perempuan. Kaede bahkan tidak ragu untuk melukai bahkan membunuh ketika dirinya merasa tersudut. Sikap Optimis Kaede nampak pada kalimat: “Tanpa pikir panjang Kaede menikam belati yang ada di tangan kirinya ke leher orang itu. ” Pada cuplikan ini Kaede berusaha menyelamatkan dirinya. Id Kaede langsung ingin melukai penjaga tersebut. Dia hanya memikirkan bagaimana caranya membela diri dari pada akibat yang akan ditanggungnya bila dengan sengaja menggunakan Belati untuk melukai seorang penjaga. Selama menjadi Tawanan, Super Ego yang Kaede dapat hanyalah kekerasan, dia tidak pernah diberikan kasih sayang maupun pelayanan yang baik. Sehingga sewaktu Id Kaede melukai penjaga, Super Egonya tidak bisa menekan Id.

9. Cuplikan hal. 109

Tempat : Rumah Lord Noguchi, tempat Kaede diasingkan “ Lord Shirakawa menatap pohon sakura di taman yang sudah mulai berbunga, setiap pohon seakan melamunkan keindahannya sendiri. “Kaede, tentang penjaga yang mati...” Aku juga senang,”ujar Kaede, berbohong demi menyenangkan Ayahnya. “Itu bukan salahku,” jawab Kaede cepat. “Kapten Arai yang melakukan itu untuk melindungiku. Penjaga itu yang salah.” Ayahnya menarik napas panjang. “Kabarnya kau berbahaya bagi laki- laki,- sesuatu yang harus Lord Otori waspadai. Tapi tak ada yang boleh mencegah Universitas Sumatera Utara 53 terjadinya pernikahan ini. Mengertikah kau Kaede? Jika batal – karena ulahmu – maka kita semua akan mati.” Kaede membungkuk dalam, dadanya terasa sesak. Kini ayahnya nampak seperti orang asing. Analisis : Pada cuplikan di atas nampak pada kalimat: “Aku juga senang,” ujar Kaede, berbohong demi menyenangkan Ayahnya.” Nampak pada kalimat: “ Terlihat jelas bahwa Id Kaede tidak menyukai pernikahan yang akan dilakukan oleh Lord Noguchi. Kaede hanya berpura-pura senang demi menjaga perasaan ayahnya. Kaede menyadari kalau dia tidak melakukan pernikahan ini, keselamatan keluarganya akan terancam. Sehingga Egonya mampu menekan Id. Tapi tak ada yang boleh mencegah terjadinya pernikahan ini. Mengertikah kau Kaede? Jika batal – karena ulahmu – maka kita semua akan mati.” Terlihat jelas nasib keluarganya ada ditangan Kaede. Meskipun Idnya tidak ingin pernikahan ini terjadi, namun karena Egonya Sadar bahwa dia tidak boleh membatalkannya, maka Idnya kalah terhadap Ego.

10. Cuplikan hal. 169

Tempat : Tsuwano, wilayah Otori “Bukan,” Shizuka tertawa. “Lord Shigeru yang berkuda di depan. Itu anak angkatnya, Lord Takeo.” “Diakah Lord Shigeru?” Universitas Sumatera Utara 54 Shizuka mengatakan kata Lord dengan nada sinis, yang kelak akan diingat Kaede. Namun, saat ini ia tak memperhatikan perkataan Shizuka karena sedang menatap pemuda itu, dan seakan-akan mendengar namanya disebut, pemuda itu lalu menoleh. Anak muda itu lalu melanjutkan berkuda. Setelah pemuda itu hilang dari pandangan, Kaede merasa sebagian dari dirinya telah hilang. Seperti mayat hidup, ia mengikuti Shizuka kembali ke penginapan. Sewaktu tiba di sana, Kaede gemetar. Shizuka, yang salah mengartikannya, berusaha menenangkan. Mata pemuda itu memperlihatkan perasaan yang dalam, mulutnya tampak sensitif, dan Kaede melihat kesedihan di wajahnya. Ada yang terbakar di hatinya, rasa ingin tahu dan juga kerinduan, suatu perasaan yang tidak ia pahami. “Lord Otori adalah orang yang baik. Kau tidak perlu takut. Tak akan ada yang menyakitimu.” Analisis : Pada cuplikan tersebut terlihat jelas dari pandangan pertama sejak pertemuan Kaede dengan Takeo, Kaede sudah tertarik dengan Takeo. Nampak pada kalimat: “Diakah Lord Shigeru?” Namun Kaede menyadari kalau Takeo adalah Anak angkat dari Lord Shigeru. Tampak pada kalimat: Kaede saat itu menginginkan Lord Shigeru adalah Takeo. Karena dari awal Kaede sudah menyukai Takeo, maka Idnya hanya memikirkan Takeo. “Bukan,” Shizuka tertawa. “Lord Shigeru yang berkuda di depan. Itu anak angkatnya, Lord Takeo.” Sehingga Id Kaede hanya Universitas Sumatera Utara 55 bisa menyimpan rasa cintanya kepada Takeo dan berusaha untuk tidak memikirkan Takeo. Dalam hal ini Ego Kaede bisa menekan Idnya.

11. Cuplikan hal. 190 - 191

Tempat : Tsuwano, wilayah Otori Shizuka menuntun Kaede keluar, lalu meminta pelayan yang menunggu di luar aula untuk membawakan payung. Aku bisa menduga apa yang kenji dan Shizuka bicarakan. Mereka benar tentang satu hal, tapi salah dalam hal lainnya. Hujan deras selama seminggu membuat kami terkurung di kota pegunungan ini. Kaede dan aku tidak lagi dilatih bersama. Kaede dan aku saling tertarik, lebih dari tertarik, cinta tepatnya, dan kami tidak mampu mengatasinya. Kuharap kami tak pernah mengulangi lagi kejadian yang lalu : sungguh saat yang penuh kegilaan, aku tidak ingin itu terjadi, dan kini aku tersiksa karena kejadian itu. Seharian aku selalu memasang telinga hanya untuk mendengarkan suaranya, langkahnya, dan- pada malam hari ketika hanya dipisahkan oleh dinding tipis – aku mendengar napasnya. Aku mampu menceritakan bagaimana dia tidur dengan gelisah dan terbangun beberapa kali. Kami menghabiskan waktu bersama- ini karena penginapan sangat kecil, karena berada di rombongan perjalanan yang sama, karena harus berada di sisi Lord Shigeru dan Lady Maruyama- tapi kami tidak sempat berbincang. Kurasa, kami berdua takut untuk memperlihatkan perasaan. kami hampir tak berani menatap, meskipun kadang-kadang tatapan mata kami saling bertemu, dan kembali menimbulkan bara diantara kami. Universitas Sumatera Utara 56 Analisis : Pada cuplikan di atas terlihat jelas kalau Kaede dan Takeo saling mencintai. Nampak pada kalimat: “Kaede dan aku saling tertarik, lebih dari tertarik, cinta tepatnya, dan kami tidak mampu mengatasinya.” Pada cuplikan di atas juga terlihat jelas bahwa Kaede dan Takeo berusaha saling menyimpan perasaan mereka. Nampak pada kalimat:“ karena Takeo memiliki pendengaran yang tajam maka dengan mudah Takeo mengetahui kegelisahan Kaede. Dalam hal ini Ego Kaede tidak dapat menekan Idnya yang terus memikirkan Takeo. Kaede tidak bisa melupakan Takeo karena Kaede yakin pemuda itu juga mencintai dirinya. Kurasa, kami berdua takut untuk memperlihatkan perasaan. kami hampir tak berani menatap, meskipun kadang-kadang tatapan mata kami saling bertemu, dan kembali menimbulkan bara diantara kami. Ego Kaede terus berusaha untuk tidak memperlihatkan kepada orang lain kalau Dia mencintai Takeo, namun karena Idnya lebih besar untuk terus memikirkan Takeo maka lagi-lagi Egonya tidak dapat menekan Id. Dan cinta mereka kembali membara ketika secara tidak sengaja tatapan mata mereka bertemu.

12. Cuplikan hal.346

Tempat : Inuyama, kastil Iida Sadamu Dan dengan tangan kiri Kaede memegang jarum di balik lengan kiri kimononya. Kaede langsung menusuk mata Iida ketika wajah orang itu mendekat ke wajahnya. Iida berteriak, jeritannya tak jauh berbeda dengan jeritan Universitas Sumatera Utara 57 nafsunya. Kaede menarik belati dari bawah kasur dengan tangan kanannya, lalu ia tikam ke tubuh Iida. Iida jatuh dengan Belati tertusuk dijantungnya. Analisis : Dari cuplikan di atas terlihat jelas bahwa Kaede Optimis untuk mempertahankan harga dirinya. Setelah membunuh penjaga yang akan melecehkannya, kaede membunuh orang yang paling berkuasa di Tiga Negara. Yaitu Lord Iida Sadamu. Id Kaede saat itu tidak memikirkan lagi siapa itu Iida Sadamu dan kekuasaannya. Id Kaede hanya ingin menyelamatkan diri dan secepat mungkin membunuh Iida. Nampak pada kalimat: “Kaede menarik belati dari bawah kasur dengan tangan kanannya, lalu ia tikam ke tubuh Iida. Iida jatuh dengan Belati tertusuk dijantungnya.” Setelah menusuk mata Iida Sadamu dengan sebuah Pentul, lalu Kaede dengan sigap meraih Belati yang ada diawah kasur untuk menusuk tubuh Iida Sadamu. Id Kaede langsung ingin membunuh Iida Sadamu karena Iida Sadamu terkenal dengan kekejamannya. Dalam hal ini Ego Kaede tidak bisa menekan Id.

13. Cuplikan hal.374

Tempat : Kuil di Terayama, tempat Lord Otori Shigeru dimakamkan. Kaede berkata, “Selama delapan tahun menjadi tawanan, aku tidak pernah memohon sesuatu pada seseorang. Ketika Iida sadamu menyuruhku bunuh diri: aku tidak membantah. Saat dia hendak membunuhku: aku tidak meminta belas kasihannya. Tapi kini aku memohon padamu: jangan tinggalkan aku. Kumohon Universitas Sumatera Utara 58 kau nikahi aku. Aku berjanji tak akan pernah lagi meminta apa pun pada siapa pun juga.” Analisis : Pada cuplikan di atas terlihat jelas bahwa Kaede sangat mencintai Takeo. Id kaede ingin menikah dengan Takeo. Walaupun Egonya sadar Takeo tidak akan menikahinya karena akan bergabung dengan Tribe. Kaede tetap Optimis dengan memohon permintaan kepada Takeo yang sebelumnya Dia tidak pernah memohon apapun kepada orang lain. nampak pada kalimat: “Tapi kini aku memohon padamu: jangan tinggalkan aku. Kumohon kau nikahi aku. Aku berjanji tak akan pernah lagi meminta apa pun pada siapa pun juga.” Kaede memohon kepada Takeo agar tidak meninggalkannya dan segera menikah dengannya. Dalam hal ini Ego Kaede tidak dapat menekan Id. Universitas Sumatera Utara 59

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN