Analisis Psikologi Tokoh Takeo

39

3.2. Analisis Psikologi Tokoh Takeo

1. Cuplikan hal. 8

Tempat : Kuil yang ada di Desa Mino Saat kuda Iida mendekat dengan ragu, aku langsung menikam kuda itu dengan batang dupa. Kuda itu menyepak ke arahku, kakinya yang besar menebas pipiku. Aku mendengar desis pedang di udara. Pengawal Tohan telah mengelilingiku. Di saat aku sudah tidak mungkin lagi lolos lagi, tiba-tiba aku merasa seakan tubuhku terpisah menjadi dua. Pedang Iida menebas ke arahku, namun belum menyentuh tubuhku. Aku terjang kudanya. Kuda itu melenguh kesakitan. Iida, yang hilang keseimbangan karena tebasannya meleset, terjatuh dari kudanya. Kejadian ini membuatku semakin takut dan panik. Aku telah menyebabkan pemimpin Tohan itu terjatuh dari kudanya. Tak ada siksaan maupun derita yang dapat memaafkan perbuatanku itu. Seharusnya aku langsung menyembah dan memohon dia untuk membunuhku, tapi aku belum mau mati. Seperti ada yang mengatakan kalau dia yang akan mati lebih dulu. Aku tak tahu tentang perang antar klan, tidak juga hukum dan permusuhan diantara mereka. Aku menghabiskan hidupku di antara kaum Hidden, tempat di mana kami diajarkan untuk saling memaafkan dan dilarang membunuh. Tapi dalam sekejap, Balas Dendam telah merasuk ke dalam hatiku. Universitas Sumatera Utara 40 Analisis : Usaha Takeo untuk menyelamatkan diri terlihat dalam cuplikan ini, dia tidak mau hidupnya diserahkan begitu saja kepada pemimpin Tohan yang kejam. Ia tidak memikirkan bahaya apa yang akan dialaminya, yang dibenaknya hanya memikirkan balas dendam dan lolos dari kematian. Pada cuplikan di atas terdapat kalimat, “Aku tak tahu tentang perang antar klan, tidak juga hukum dan permusuhan diantara mereka. Aku menghabiskan hidupku di antara kaum Hidden, tempat di mana kami diajarkan untuk saling memaafkan dan dilarang membunuh. Tapi dalam sekejap, Balas Dendam telah merasuk ke dalam hatiku Takeo dibesarkan dalam lingkungan kaum hidden yang saling tolong menolong dan hidup dengan rukun. Namun setelah Klan Tohan menyerang kaumnya dan membakar seluruh desanya Id Takeo langsung menginginkan balas dendam. Ego Takeo tidak dapat mengontrol Id sehingga Takeo terus melakukan perlawanan terhadap pemimpin Klan Tohan. ”. Kalimat ini menggambarkan kalau Takeo sama sekali tidak mengetahui perang antar klan. Universitas Sumatera Utara 41

3. Cuplikan hal.74-75 Tempat : Kota Hagi, Rumah Lord Shigeru

Sikap Ichiro kepadaku mulai melunak. Apa pun alasannya, sejak peristiwa itu, belajar menjadi lebih mudah bagiku. Ichiro guru yang sangat hebat, terkenal karena keindahan tulisan tangannya dan kedalaman pelajarannya. Dia terlalu hebat untuk mengajariku. Aku bukan murid yang berbakat,namun kami berdua tahu kemampuanku meniru perilaku. Aku berperan sebagai murid dengan baik, sama baiknya seperti aku meniru cara dia melukis dengan gerakan bahu, bukan dengan pergelangan tangan. Lukisanku cukup memuaskan. Aku mulai mengingat dan memahami makna huruf. Aku bahkan mulai menikmatinya, semua mengalir seperti air. Aku tidak mengatakan pada Ichiro kalau aku senang menggambar. Hal yang sama terjadi saat Lord Shigeru mengajariku menggunakan pedang. Aku cukup kuat dan lincah, mungkin di atas rata-rata anak seusiaku, tapi aku telah kehilangan masa-masa belajar sewaktu kecil. Anak seorang ksatria telah diajari berpedang, memanah dan berkuda sejak kecil, namun aku sadar kalau aku tak akan dapat memperbaiki semua itu. Universitas Sumatera Utara 42 Analisis : Dari cuplikan di atas dapat terlihat adanya sikap Optimisme yang dimiliki Takeo. Nampak dalam Cuplikan: Takeo berusaha sedapat mungkin untuk menerima pelajaran yang diberikan gurunya Ichiyo. Meskipun Idnya lebih suka menggambar dari pada Belajar mengingat huruf serta memahami maknanya, Namun Ego Takeo dapat menekan Id karena Takeo sadar bahwa untuk menjadi seorang Ksatria dia harus mempunyai kemampuan menulis, menggunakan pedang untuk bertarung dan berkuda. “Aku mulai mengingat dan memahami makna huruf. Aku bahkan mulai menikmatinya, semua mengalir seperti air. Aku tidak mengatakan pada Ichiro kalau aku senang menggambar”. Pada cuplikan di atas terdapat kalimat: “Aku cukup kuat dan lincah, mungkin di atas rata-rata anak seusiaku, tapi aku telah kehilangan masa-masa belajar sewaktu kecil”. Terlihat jelas bahwa selama kecil Takeo tidak pernah belajar menulis bahkan menggunakan pedang. Masa kecilnya dihabiskannya dengan naik turun bukit yang ada didesanya. Id Takeo saat itu menyesalkan dirinya yang semasa kecil hanya bermain. Namun Egonya sadar kalau dia cukup bangga dibesarkan dalam lingkungan kaum Hidden. kaum yang saling memiliki welas asih dan kepedulian terhadap semua makhluk hidup. Universitas Sumatera Utara 43

3. Cuplikan hal.131-132

Tempat : Bagian Dalam Rumah Lord Shigeru Aku bergerak dengan cepat, kakiku tahu bagian mana yang boleh diinjak dan seberapa besar tekanannya. Lantainya tidak berbunyi, diam membisu. Aku kegirangan, bukan karena menjadi bagian dari Tribe, tapi karena memperoleh kemampuan yang diwariskan oleh keturunan Tribe “ Kau dengar?” tanyaku kecewa. , sampai aku mendengar desah napas, dan saat berbalik, aku melihat Lord Shigeru sedang memandangiku. “ Tidak, aku belum tidur. Bisa kau ulangi lagi?” Aku masih berjongkok di tempat yang sama selama beberapa saat. Kuhampakan diriku seperti yang biasa dilakukan kaum Tribe, dengan membiarkan seluruh bagian diriku kosong. Lalu aku berlari melintasi lantai itu. Burung-burung itu tetap diam, tidak ada bunyi yang terdengar. Aku membayangkan Iida yang berada di Inuyama sedang berbaring, tidak bisa tidur, menanti nyanyian burung keluar dari lantainya.Aku membayangkan diriku berjalan merayap ke arahnya dengan perlahan tanpa dia sadari. Analisis : Dari cuplikan di atas terdapat kalimat: “Aku bergerak dengan cepat, kakiku tahu bagian mana yang boleh diinjak dan seberapa besar tekanannya. Lantainya tidak berbunyi, diam membisu. Aku kegirangan, bukan karena menjadi Universitas Sumatera Utara 44 bagian dari Tribe, tapi karena memperoleh kemampuan yang diwariskan oleh keturunan Tribe” ,menunjukkan kalau sudah dari awal Takeo tidak memihak kepada Tribe, dia hanya mengagumi kemampuan yang diturunkan Tribe dan merasa senang karena kemampuan itu kelak akan menguntungkan dirinya. Saat itu Id Takeo sangat menginginkan berjalan diatas Nightingale Floor tanpa mengeluarkan bunyi. Takeo Optimis karena Idnya menginginkan balas dendam terhadap Iida Sadamu. Balas dendam terus merasuk ke dalam hatinya semenjak peristiwa pembantaian Iida Sadamu terhadap kaum Hidden membuatnya terus menyimpan sakit hati dan kekecawaan. Walaupun Super Ego yang dia miliki mampu memberikan maaf kepada orang lain, Idnya lebih kuat untuk menginginkan balas dendam. Hal ini menggambarkan kalau Super Ego Takeo tidak bisa mencegah Idnya.

4. Cuplikan hal. 303

Tempat : Ruang minum Teh, Rumah Lord Shigeru “Saat malam pengangkatanku kau mengatakan tak akan mengkhianati Shigeru. Ingat?” Keji menghela napas. “Malam itu kami berbicara tentang kewajiban yang saling bertentangan. Shigeru tahu aku akan mendahulukan Tribe. Aku telah mengingatkan dia kalau Tribe juga berkepentingan padamu dan, cepat atau lambat, mereka akan mengambilmu.” “kenapa sekarang?” tanyaku tajam. “kau kan bisa membiarkan aku satu malam lagi.” Universitas Sumatera Utara 45 “Secara pribadi aku bisa memberimu kesempatan itu. Namun, kejadian di Yamagata membuat banyak hal berada di luar kendaliku. Lagi pula, sekarang ini kau pasti sudah mati dan tak berguna lagi bagi siapa-siapa bila Tribe tidak segera mengambilmu.” Analisis : “Aku bisa membunuh Iida lebih dulu,”gerutuku. Pada kalimat diatas menunjukkan adanya Tekanan batin Takeo untuk menyerahkan kepada siapa kesetiaannya akan diberikan apakah kepada Tribe yang telah memberinya kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang lain atau kepada Lord Shigeru dari Klan Otori yang telah menyelamatkannya. Nampak dalam cuplikan: “Kenapa sekarang?” terlihat jelas adanya kecemasan dalam diri Takeo untuk menentukan pilihannya. Idnya sangat menginginkan Membunuh Iida Sadamu dan tidak mau ikut dengan Tribe. Nampak dalam cuplikan: “Aku bisa membunuh Iida lebih dulu,”gerutuku.

5. Cuplikan hal. 320

Takeo ingin membunuh Iida karena Iida telah membakar Desanya dan membunuh semua orang di Desanya. Sehingga Ego Takeo tidak bisa mencegah Idnya untuk membunuh Iida. Tempat : Ruang penyekapan Takeo, Rumah salah satu Tribe Yuki bimbang. Dia berkata tanpa menoleh padaku. “Iida menuduh Shigeru adalah anggota Hidden_ dan juga menyembunyikan orang Hidden. Ando menuntut agar dia dihukum. Lord Iida mencabut hak-hak istimewa Lord Shigeru sebagai ksatria dan memperlakukan dia seperti penjahat biasa.” “Iida tak akan berani,” kataku. Universitas Sumatera Utara 46 “Dia telah melakukannya,” Ketika mendengar ada langkah kaki mendekat dari luar, kemarahan dan Shock mengirimkan energi yang membanjiri tubuhku. Aku meloncat ke lemari untuk mengambil Jato, dan menariknya dari sarung. Kupegang Jato dengan erat. Kuangkat Jato ke atas kepalaku. Kenji dan Kikuta masuk. Mereka berjalan perlahan ketika melihat Jato ada ditanganku. Kikuta langsung meraih belati yang dari balik kimononya, Kenji diam tak bergerak. “ Kenji memutar bola matanya ke atas. Kikuta berkata lembut, “kami harap kau tidak mengambil jalan itu”. Dan tak lama melanjutkan dengan nada tidak sabar. “Duduklah Takeo. Kau sudah menjelaskan maksudmu.” Aku tak akan menyerangmu,” kataku pada kenji. “Meskipun aku layak mati. Aku akan bunuh diri...” Analisis : Dapat dilihat dari cuplikan di atas bahwa Takeo tidak terima Ayah angkat yang juga dianggapnya sebagai Tuan diperlakukan seenaknya oleh Iida. Iida membunuh Lord Otori secara perlahan dengan menyakitinya terlebih dahulu. Dengan kembalinya Jato ketangan Takeo, menunjukkan bahwa secara tidak langsung Lord Shigeru sudah menyerahkan kepemimpinannya terhadap Takeo serta menandakan adanya perintah dari Lord Shigeru untuk membalaskan dendam terhadap Iida Sadamu. Pada saat itu ketika Takeo ingin menyelamatkan Lord Shigeru Takeo disekap di salah satu Rumah Tribe. Karena Takeo ingin membalas dendam Universitas Sumatera Utara 47 terhadap Iida, Idnya ingin bunuh diri saat itu juga. Nampak kita lihat pada culikan : “ Aku tak akan menyerangmu,” kataku pada kenji. “Meskipun aku layak mati. Aku akan bunuh diri...” Dalam kebudayaan Jepang bunuh diri demi tuannya dianggap hal yang terpuji karena merupakan salah satu bentuk kesetiaan yang diberikan kepada Tuannya. Takeo ingin bunuh diri supaya Kikuta dan Kenji memberinya izin untuk menyelamatkan Lord Shigeru. Dalam hal ini Ego Takeo tidak bisa menekan Id dari Takeo.

6. Cuplikan hal. 322

Tempat : Ruang penyekapan Takeo, Rumah salah satu Tribe Kusentuh Jato. Aku berkata pada Kikuta, “ Aku mempunyai syarat sebelum bergabung dengan Tribe. Aku yakin kalian bekerja pada orang yang mau membayar paling tinggi. Dan aku akan membayar kalian dengan sesuatu yang kalian inginkan-jiwa dan ragaku. Ijinkan aku menurunkan Shigeru malam ini. Dua ketua saling bertukar pandang. Kenji mengangguk. Kikuta berkata, “Aku terima syaratmu karena situasinya telah berubah, dan kelihatannya kita menemui jalan buntu.” Tiba-tiba, terdengar keriuhan dari jalan, orang-orang berlarian dan suara-suara. Kami berdua mendengarkan sebagaimana yang kikuta selalu lakukan. Suara – suara tadi menghilang, lalu dia melanjutkan, “Kuijinkan kau pergi ke kastil malam ini. Jika kembali dengan selamat, aku akan melepas nama Otori dan bergabung dengan Tribe. Jika kalian tidak setuju, aku akan bunuh diri saat ini juga. Aku tak akan keluar dari sini hidup-hidup.” Universitas Sumatera Utara 48 Analisis : Pada cuplikan di atas terlihat jelas kesetian yang diberikan Takeo terhadap Lord Shigeru. Saat itu Lord Shigeru berada di atas Kastil Klan Tohan yang dipimpin Iida Sadamu. Iida sengaja menggantung Lord Shigeru dan membiarkannya mati perlahan. Nampak pada Cuplikan :“ Aku mempunyai syarat sebelum bergabung dengan Tribe. Aku yakin kalian bekerja pada orang yang mau membayar paling tinggi. Dan aku akan membayar kalian dengan sesuatu yang kalian inginkan-jiwa dan ragaku. Ijinkan aku menurunkan Shigeru malam ini. Takeo rela menyerahkan hidupnya kepada Tribe demi menolong Lord Shigeru. setelah Lord shigeru diselamatkan Takeo, Lord Shigeru meminta Takeo memenggal kepalanya dengan pedang miliknya dan segera menguburkannya di kuil Terayama. Saat itu Id Takeo menginginkan menguburkan Lord Shigeru dengan layak merupakan wujud kesetiaannya kepada Lord Shigeru. Kesetiaan Takeo kepada Lord shigeru sama harganya dengan jiwa raganya. Sehingga dia mengajukan syarat yang berat untuk menyelamatkan Lord Shigeru. Walaupun sebenarnya Ego Takeo tidak mau ikut dengan Tribe, namun karena dia sudah menjadi tawanan tribe dan Idnya lebih menginginkan menyelamatkan Lord Shigeru maka Egonya tidak bisa menekan Id. Universitas Sumatera Utara 49

7. Cuplikan hal. 373 - 374 Tempat : Kuil Terayama

“Shizuka mengatakan kau akan pergi, dan tak mau menikahiku.” Dia berkata dengan suara yang rendah dan bingung. “ Tapi, Arai akan melindungimu. Tidak ada yang bisa menghalangi kita.” “Tribe tidak mengijinkan aku melakukan itu. Aku tidak- tidak akan bisa- menjadi ketua Otori.” “Aku telah membuat kesepakatan dengan ketua dalam keluargaku,” kataku. “kini hidupku menjadi milik mereka.” Aku teringat pada ayahku yang berusaha lari dari takdir darahnya sehingga mati terbunuh. Aku tidak memikirkan kesedihanku bisa lebih dalam lagi, tapi pikiran itu menyeretku ke suatu tingkat kesedihan baru. Analisis : Pada cuplikan di atas terlihat jelas Takeo sangat menjunjung kesetiannya. Walaupun Idnya masih memihak kepada Klan Otori dan sangat ingin menginginkan menikah dengan Kaede, namun Super Egonya segera melarang dan menyadarkan Takeo harus kembali kepada Tribe. Nampak pada kalimat: “Tribe tidak mengijinkan aku melakukan itu. Aku tidak- tidak akan bisa- menjadi ketua Otori.” Pada cuplikan ini terlihat Takeo memiliki tekanan batin ketika harus memilih Tribe. Takeo merasa berat untuk meningggalkan Otori namun karena ia sudah berjanji kepada tribe akhirnya ia terpaksa meninggalkan Klan Otori. Universitas Sumatera Utara 50 Idnya sebenarnya ragu akan ikut bersama Tribe. Namun Egonya bisa menekan Id untuk meninggalkan Klan Otori. Nampak pada cuplikan berikut: “Aku telah membuat kesepakatan dengan ketua dalam keluargaku,” kataku. “kini hidupku menjadi milik mereka.” Bagi Takeo Kesetiaan adalah segalanya. Nampak pada kalimat: Terlihat jelas Takeo Setia kepada janjinya untuk ikut bersama Tribe. Aku teringat pada ayahku yang berusaha lari dari takdir darahnya sehingga mati terbunuh. Hal ini terjadi pada kehidupan ayahnya yang mencoba lari takdir sebagai seorang pembunuh bayaran. Ketika ayahnya memutuskan untuk tidak lagi membunuh, ayahnya malah diserang tiba-tiba dan mati terbunuh. Takeo menyesali tindakan ayahnya karena melakukan hal itu.

3.2. Analisis Psikologi Tokoh Kaede