29
2.3.2 Sistem Kepribadian a.
Id
Id adalah aspek kepribadian yang “gelap” dalam alam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai yang merupakan
“energi buta”. Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan, yaitu: berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Id hanya mampu
membayangkan sesuatu tanpa mampu membedakan khayalan dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan.
Id tidak mampu menilai atau membedakan benar-salah dan tidak tahu moral. Jadi harus dikembangkan jalan memperoleh khayalan itu secara nyata,
yang memberi kepuasan tanpa menimbulkan ketegangan baru khususnya masalah moral. Alasan inilah yang kemudian membuat Id memunculkan ego.
b. Ego
Ego berkembang dari Id agar mampu menangani realita, sehingga Ego beroperasi mengikuti prinsip realita. Ego berusaha memperoleh kepuasan yang
dituntut Id dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata dapat memuaskan kebutuhan. Ego memiliki
dua tugas utama; pertama, memilih dorongan mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kedua, menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan
itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang yang resikonya minimal. Menurut freud, Ego terbentuk pada struktur kepribadian individu sebagai
hasil kontak dengan dunia luar. Ego dalam menjalankan fungsinya tidak ditujukan
Universitas Sumatera Utara
30
untuk menghambat pemuasan kebutuhan-kebutuhan yang berasal dari Id, melainkan sebagai perantara dari tuntutan naluri dari satu pihak dengan keadaan
lingkungan pihak lain. Yang dihambat oleh Ego adalah pengungkapan naluri- naluri yang tidak layak atau tidak bisa diterima oleh lingkungan. Jadi dalam
melaksanakan tugasnya Ego harus menjaga benar bahwa pelaksanaan dorongan ini tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari Super Ego.
c. Super Ego
Super Ego adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang menyangkut baik buruk, yang berisi kata hati seseorang. Kata hati ini
berhubungan dengan lingkungan sosial dan mempunyai nilai moral sehingga merupakan kontrol atau sensor terhadap dorongan-dorongan yang datang dari Id.
Ada 3 fungsi Super Ego, yaitu: a mendorong Ego menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan moralistik, b merintangi implus Id terutama implus yang
bertentangan dengan standar nilai masyarakat, dan c mengejar individu mencapai kesempurnaan. Karena itu ada pertentangan antara Id dan Super Ego
merupakan pelaksanaan yang harus dapat memenuhi tuntutan dari kedua sistem kepribadian ini secara seimbang. Aktivitas Super Ego ada dalam diri individu,
terutama apabila aktivitas itu bertentangan dengan Ego, maka akan muncul emosi tertentu seperti munculnya perasaan bersalah dan penyesalan didalam diri. Bila
Ego gagal menjaga keseimbangan antara dorongan Id dan larangan dari Super Ego, maka seseorang akan menderita konflik batin yang terus menerus dan
konflik ini kan menjadi dasar penyakit kejiwaan.
Universitas Sumatera Utara
31
Sikap tertentu dari individu seperti observasi diri, koreksi atau kritik diri juga bersumber pada Super Ego. Id, Ego, dan Super Ego membutuhkan energi
psikis untuk menjalankan fungsinya masing-masing.
2.3.3 Dinamika Kepribadian
Freud beranggapan bahwa dinamika kepribadian ini dimungkinkan oleh adanya energi yang ada di dalam kepribadian itu. Energi ini dinamakannya energi
psikis, diasalkan dari energi fisiologis yang bersumber pada makanan. Energi psikis ini disimpan di dalam insting-insting, jadi insting-insting itu dapat
dimisalkan sebagai reservisor energi psikis.
2.3.3.1 Naluri insting
Menurut Freud dalam Sumadi 1993:103 di dalam diri kita ada dua macam insting-insting, yaitu:
1 Insting-insting hidup, dan
2 Insting-insting mati.
1 Insting-insting Hidup
Fungsi insting hidup adalah melayani maksud individu untuk tetap hidup dan memperpanjang ras. Bentuk-bentuk utama daripada insting hidup ini adalah
insting makan, minum dan seksual. Bentuk energi psikis yang dipakai oleh insting hidup ini disebut “libido”.
Walaupun Freud mengakui adanya bermacam-macam bentuk insting hidup, manusia dalam kenyataannya yang diutamakan adalah insting seksual.
Universitas Sumatera Utara
32
2 Insting-insting Mati
Insting-insting mati ini, yang disebut juga insting-insting merusak, karena fungsinya kurang jelas jika dibandingkan dengan insting-insting hidup, karena itu
juga kurang dikenal. Namun adalah suatu kenyataan yang tak dapat diingkari, bahwa manusia itu pada akhir-akhirnya mati juga. Inilah yang menyebabkan
Freud merumuskan, bahwa “Tujuan semua hidup adalah mati”. Suatu penjelmaan daripada insting mati ini adalah dorongan agresif.
Freud menjelaskan bahwa insting kematian biasanya ditujukan dua arah, yaitu kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain. Insting kematian yang diarahkan
pada diri sendiri tampil dalam tindakan bunuh diri, sedangkan insting kematian yang diarahkan kepada orang lain dilakukan dengan cara membunuh atau
menghancurkan orang lain. Insting mati mendorong orang untuk merusak diri sendiri dan dorongan agresif merupakan bentuk penyaluran agar orang tidak
membunuh dirinya sendiri. Untuk memelihara diri, insting hidup umumnya melawan insting mati dengan mengarahkan energinya keluar, ditujukan ke oarang
lain. Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu
dipergunakan oleh Id, Ego dan Super Ego. Oleh karena banyaknya energi itu terbatas, maka akan terjadi semacam persaingan di antara ketiga aspek
kepribadian itu dalam hal menggunakan energi psikis itu. Menjadi kuatnya salah satu aspek karena mempergunakan banyak energi psikis, dengan sendirinya
berarti menjadi lebih lemahnya aspek-aspek yang lain lagi.
Universitas Sumatera Utara
33
Pada mulanya hanya Id yang memiliki semua energi psikis itu. Tetapi karena dia sendiri tidak dapat memenuhi kebutuhannya, maka dia memberikan sebagian
dari energinya kepada kedua aspek yang lain, yang juga akan mempergunakannya untuk kepentingan organisme itu sendiri, hanya cara dan bentuknya yang
berbeda. Mana di antara ketiga aspek itu yang paling banyak mempergunakan energi
psikis itu juga berpengaruh terhadap bentuk tingkah laku yang dilakukan oleh manusia.
a Apabila Id menguasai sebagian besar dari energi psikis itu, maka tindakan-
tindakannya akan bersifat primitif, implusif, agresif. Dia akan mengumbar dorongan-dorongan primitifnya.
b Apabila ego yang menguasai sebagian besar dari energi psikis itu, maka
pribadi akan bertindak dalam cara-cara yang realistik dan rasional-logis, pikiran rasioanal-logis di sini memegang peranan penting.
c Apabila yang menguasai sebagian besar energi psikis itu Super Ego, maka
orang akan mengejar hal-hal yang sempurna, yang kadang-kadang kurang rasional.
2.3.3.2 Kecemasan
Dalam konsep dinamika kepribadian Freud juga membahas kecemasan. Kecemasan adalah variabel penting dari hampir semua teori kepribadian.
Kecemasan adalah suatu pengalaman perasaan menyakitkan yang ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan dalam alat-alat intern dari tubuh. Ketegangan-
Universitas Sumatera Utara
34
ketegangan ini adalah akibat dari dorongan-dorongan dari dalam atau dari luar dan dikuasai oleh susunan urat saraf otonom.
Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan yang tidak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang
utama. Kecemasan adalah fungsi Ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif
yang sesuai. Freud membagi kecemasan menjadi tiga yaitu:
1. Kecemasan realistic adalah kecemasan atau ketakutan individu
terhadap bahaya-bahaya nyata yang berasal dari dunia luar. 2.
Kecemasan neuritic adalah kecemasan atas tidak terkonrolnya naluri- naluri primitif oleh Ego yang kemungkinan bisa mendatangkan
hukuman. 3.
Kecemasan moral adalah kecemasan yang timbul akibat tekanan Super Ego atas Ego individu yang telah atau sedang melakukan tindakan
yang melanggar moral.
2.4 Biografi Pengarang
Lian Hearn adalah seorang penulis yang lahir dan besar di Inggris. Namun semenjak tahun 1993, dia hijrah ke Australia dan menetap disana. Nama asli Lian
Hearn adalah Gillian Rubenstein. Namun karena ingin membawa dirinya masuk kedalam kehidupan Jepang, maka ia mengganti namanya menjadi Lian Hearn.
Universitas Sumatera Utara
35
Jadi bisa dibilang bahwa Lian Hearn adalah nama samaran Gillian Rubenstein dalam karya sastra Jepang.
Nama Lian sendiri diambil dari namanya Gillian. Sedangkan nama Hearn diambil dari nama seorang penulis kenamaan Jepang, sekaligus merupakan
lambang dari Klan Otori Klan yang menjadi sentral penceritaan dalam karya novelnya, yang berarti Bangau.
Pada awalnya Lian Hearn adalah seorang penulis anak-anak. Namun pada tahun 1999, dia mendapat beasiswa Asialink Foundation. Selama tiga bulan ia
mendapat kesempatan untuk tinggal di Jepang. Selama di Jepang dia tinggal di Australia Council-Departemen Luar Negeri dan Perdangangan, Kedutaan Besar
Australia di Tokyo dan ArtSa, The South Australian Government Arts Department. Saat di jepang ia disponsori oleh Yamaguchi Perfecture’s Akiyoshi
International Arts Village dengan para stafnya yang membantu mempelajari alam dan sejarah Western Honshu.
Selama tiga bulan ia berada di Jepang, ia menghabiskan waktu di Jepang dengan dua perusahaan teater yang telah memberinya kesempatan untuk
melakukan riset penuh demi mengumpulkan data yang diperlukan untuk melengkapi data demi penulisan novel pertamanya.
Karakter utama Takeo dan Kaede muncul ketika kunjungan pertama Lian Hearn di Jepang pada tahun 1993. Novel ini diisi dengan konflik dan perebutan
kekuasaan antar klan yang terjadi sekitar abad 17 awal sampai abad 18 akhir.
Universitas Sumatera Utara
36
BAB III ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KLAN
OTORI: ACROSS THE NINGHTINGALE FLOOR KARYA LIAN HEARN
3.1. Sinopsis Cerita
Tokoh utama dalam novel Klan Otori : Across the Nightingale Floor bernama Takeo dan Kaede. Dalam novel ini mereka berperan sebagai tokoh utama
yang menjadi tokoh sentral penceritaan. Novel Klan Otori : Across the Nightingale Floor ini mengisahkan perjalanan hidup Takeo dan Kaede, yakni
sedikit tentang masa remajanya ditengah-tengah perang antar Klan, kisah cinta mereka yang terhalang sampai pembalasan dendam mereka terhadap pemimpin
Klan Tohan yang bernama Iida Sadamu yang telah membuat mereka sangat menderita.
Perjalanan Takeo bermula dari pembantaian kaum Hidden yang dilakukan oleh Lord Iida Sadamu. Yang pada masa ini Iida Sadamu merupakan seorang
pemimpin Klan yang terkuat. Untuk menambah daerah kekuasaanya Iida Sadamu membantai kaum atau Klan lain. Kaum Hidden adalah Kaum yang mempercayai
adanya Tuhan. Mereka percaya kalau Tuhan akan menghukum siapapun yang berbuat kejahatan tanpa memandang status sosialnya. Sehingga mereka hidup
saling memafkan dan dilarang membunuh. Mereka juga akan menyimpan Rahasia mereka satu sama lain dan tidak akan membongkarnya walaupun disiksa.
Universitas Sumatera Utara