Ruang Lingkup Pembahasan Metode Penelitian

10 kepada Takeo maka masalah ini bisa dibahas menggunakan Teori Sigmund Freud berdasarkan Id, Ego, dan Super Ego. Untuk memudahkan arah sasaran yang ingin dikaji, maka masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimana psikologis Tokoh Takeo dalam menghadapi pertarungan antar Klan yang membuatnya harus memilih antara Klan Otori atau Kikuta berdasarkan Teori Sigmund Freud. 2. Bagaimana Psikologis Tokoh Kaede yang menjadi Tawanan perang antar Klan sehingga membuat cintanya pada Takeo terhalang berdasarkan Teori Sigmund Freud.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan-permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang terlalu jauh, sehingga penulisan dapat lebih terarah. Novel yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah Novel Klan Otori : Across The Nightingale Floor Karya Lian Hearn yang berisikan 379 halaman dan menggunakan bahasa Indonesia. Adapun cuplikan yang dianalisis berjumlah 13 analisis. Dalam Analisis, penulis hanya fokus pada dampak psikologis yang dialami tokoh yang bernama Takeo, ketika ia mengalami perubahan hidup yang begitu Universitas Sumatera Utara 11 cepat karena terlibat dalam pertarungan antar klan. Dan tokoh Kaede yang dari berumur 7 tahun sudah menjadi tawanan perang antar Klan. Agar pembahasan lebih jelas dan akurat, maka sebelum Bab pembahasan Penulis juga menjelaskan tentang Definisi Novel, Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik, Psikoanalisa Sigmund Freud dan Biografi pengarang . 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka Karya sastra selalu terlibat dalam segala sapek hidup dan kehidupan, tidak terkecuali ilmu jiwa atau psikologi. Hal ini tidak terlepas dari pandangan dualisme yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri atas jiwa dan raga. Maka penelitian yang menggunakan pendekatan psikologi terhadap karya sastra merupakan bentuk pemahaman dan penafsiran karya sastra dari sisi psikologi. Alasan ini didorong karena tokoh-tokoh dalam karya sastra dimanusiakan, mereka semua diberi jiwa, mempunyai raga bahkan untuk manusia yang disebut pengarang mungkin memiliki penjiwaan yang lebih bila dibandingkan dengan manusia lainnya, terutama dalam hal penghayatan mengenai hidup dan kehidupan. Hardjana, 1985:60 Novel adalah suatu cerita dengan alur yang cukup panjang mengisi satu buku atau lebih yang menggarap kehidupan pria dan wanita yang bersifat imajinatif Tarigan 2000:164. Sedangkan secara etimologi, Novel berasal dari bahasa latin yaitu novellus dibentuk dari kata novus yang berarti baru. Dikatakan Universitas Sumatera Utara 12 baru karena bentuk novel adalah bentuk karya sastra yang datang dari bentuk karya sastra lainnya seperti puisi dan drama. Sedangkan dari bahasa italia yaitu novella yang artinya cerita pendek dalam bentuk prosa. Tokoh cerita suatu karya sastra fiksi merupakan hasil karya pengarang yang murni berasal dari alam pikirnya. Boulton dalam Aminuddin 2000:79 mengungkapkan bahwa cara pengarang menggambarkan atau memunculkan tokohnya itu dapat berbagai macam. Mungkin pengarang menampilkan tokoh sebagai pelaku yang hanya hidup dalam mimpi, pelaku yang memiliki semangat perjuangan dalam mempertahankan hidupnya, pelaku yang memiliki cara sesuai dengan kehidupan manusia yang sebenarnya, maupun pelaku yang egois, kacau dan mementingkan diri sendiri. Dalam cerita fiksi, Tokoh tersebut dapat berupa manusi atau tokoh makhluk lain yang diberi sifat manusia. Dalam kajiannya, psikologi sastra berusaha mengungkap Psikoanalisa kepribadian yang dipandang meliputi tiga unsur kejiwaan, yaitu: Id, ego, dan super ego. Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain berkaitan serta membentuk totalitas, dan tingkah laku manusia. Freud dalam Susanto 2012:60 membagi struktur kepribadian manusia itu secara kronologis adalah Id, Ego dan Superego. Id dianggap sebagai struktur kepribadian yang tertua yang ada sejak manusia dilahirkan. Id ini diturunkan secara genetik dan berkaitan dengan dorongan-dorongan yang bersifat biologis. Ego merupakan bagian dari kepribadian yang harus patuh terhadap Id dalam mencari realitas. Ego mampu membedakan antara yang khayal dan bukan khayal. Super Ego diperoleh seseorang ketika masa kecil melalui proses pendidikan, sosialisasi, perintah dan larangan atau pun hukuman. Universitas Sumatera Utara 13 Suatu karya sastra dianggap bermutu jika mampu menggambarkan kekacauan batin manusia. Karena hakikat kehidupan manusia adalah perjuangan dalam menghadapi kekacauan batinnya sendiri. Di dalam novel Klan Otori digambarkan oleh Takeo yang memiliki tekanan batin karena penyerangan Klan Tohan. Setelah kejadian itu akhirnya Takeo terjebak pertarungan antar klan dan membuat harus memilih antara Kikuta atau Klan otori. Dan Kaede juga memiliki tekanan batin karena harus tinggal di kastil Noguchi yang membuatnya jauh dari keluarga.

1.4.2 Kerangka Teori

Untuk dapat menganalisis suatu karya sastra diperlukan satu atau lebih teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan penulisan ini. Dalam hal ini penulis mengggunakan dua teori pendekatan yaitu: Pendekatan Psikologi Sastra Dan Pendekatan Semiotika. Psikologi sastra adalah ilmu sastra yang mendekati karya sastra dari sudut psikologis Hartoko dalam Endraswara 2008: 70. Teori psikologi sastra yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teori Sigmund Freud. Dimana Sigmund Freud mengibaratkan kesadaran manusia sebagai gunung es, sedikit yang terlihat dipermukaan adalah menunjukkan kesadaran, sedangkan bagian tidak terlihat yang lebih besar menunjukkan aspek ketidaksadaran. Dalam daerah ketidaksadaran yang sangat luas ini ditemukan dorongan-dorongan, nafsu-nafsu, ide-ide, dan perasaan-perasaan yang ditekan, suatu dunia dalam yang besar dan berisi kekuatan vital yang melaksanakan kontrol penting atas pikiran-pikiran dan perbuatan sadar manusia Sigmund Freud dalam Hall dan Lindzey 1993:60. Universitas Sumatera Utara 14 Prinsip-prinsip Psikoanalisis yang dibuat oleh Sigmund Freud dalam Semi 1989:46 adalah sebagai berikut: 1. Lapisan kejiwaan yang paling rendah inilah yang disebut dengan lapisan bawah sadar Libido. dengan kata lain libido mempengaruhi keinginan yang mendorong manusia untuk mencapai tingkat pemenuhan kepuasan kesenangan, kebahagiaan dan kegairahan. 2. Pengalaman-pengalaman sewaktu bayi dan sewaktu kanak-kanak biasanya banyak mempengaruhi sikap hidup diusia dewasa. 3. Semua buah pikiran betapa pun kelihatannya tidak berarti, Masih tetap lebih penting gagasan sederhana daripada pandangan bawah sadar. 4. Konflik emosi. Menurut Freud konflik emosi terjadi karena adanya konflik antara perasaan bawah sadar. 5. Emosi itu sendiri bersifat Dwirasa benci tapi rindu,marah tapi sayang. Biasanya akan terlihat dalam tingkah laku tokoh cerita 6. Sebagian konflik dapat diselesaikan dengan cara yang tidak dapat diterima. Dalam pendekatan Psikoanalisa ini, penulis dapat meneliti kepribadian dan psikologis tokoh utama yang tergambar melalui sikap tokoh dalam menghadapi konflik atau persoalan-persoalan yang ada dengan teori Psikoanalisa sigmund Freud. Menurut Sigmund Freud dalam Semi 1989:47 bahwa seluk-beluk jiwa manusia ada 3 yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Id secara leksikal adalah Libidodorongan bawah sadar untuk mencapai suatu kepuasan. Universitas Sumatera Utara 15 Ego adalah peraturan sacara sadar antara Id dan Realitas yang dibuat manusia. Maka ego akan menekan Id untuk tidak berbuat sesuatu yang tidak berdasarkan undang-undang. Ego juga merupakan hasil dari interaksi antara manusia. Sedangkan Super Ego adalah penuntut moral dan aspirasi seseorang. Menurut Paul Lobey dan Litza Tanz dalam Ratna 2004:7 Semiotika berasal dari kata seme dalam bahasa Yunani yang berarti penafsir tanda. Dalam pengertian lebih luas, Sebagai teori semiotika berarti studi sitematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya dan apa manfaatnya terhadap kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pradopo dalam Jabrohim 2001:70 Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosialmasyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Tanda mempunyai dua aspek yaitu penanda signifer dan petanda signified. Penanda adalah bentuk formalnya yang menandai sesuatu yang disebut petanda, sedangkan petanda adalah sesuatu yang ditandai oleh petanda itu. Melalui pendekatan semiotika ini, penulis dapat meneliti kepribadian tokoh yang dapat dilihat secara tersirat dalam pembicaraan atau dialog antar tokoh cerita yang terdapat dalam novel Klan Otori: Across The Nightingale Floor. Universitas Sumatera Utara 16 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Sebelum melakukan sebuah penelitian maka perlu diketahui dahulu apa tujuan Penelitian. Hal ini dibuat supaya tidak mengalami kesulitan untuk meneliti sebuah masalah. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan keadaan psikilogis tokoh Takeo dalam menghadapi pertarungan antar klan yang membuatnya harus memilih antara Kikuta atau Klan Otori berdasarkan Teori Sigmund Freud. 2. Untuk mendeskripsikan keadaan psikilogis tokoh Kaede yang menjadi tawanan perang antar Klan yang membuat cintanya terhalang terhadap Takeo berdasrkan Teori Sigmund Freud.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti dan pembaca dapat menambah wawasan mengenai psikologis tokoh dalam karya sastra fiksi. Sehingga mampu menguasai watak tokoh yang sebenarnya. 2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penunjang untuk Departemen Sastra Jepang FIB Universitas Sumatera utara,yang nantinya akan berguna untuk memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan. Universitas Sumatera Utara 17

1.6 Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan metode penelitian sebagai bahan penunjang dalam penulisan. Metode adalah cara pelaksanaan penelitian. Di dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode Deskriptif menurut Whitney dalam Nazir 1988:63 adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu tentang hubungan, kegiatan, sikap, pandangan serta proses yang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Data deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, frase, klausa, kalimat atau paragraf dan bukan angka-angka. Dengan demikian, hasil penelitian ini berisi analisis data yang sifatnya menuturkan, memaparkan, menganalisis dan menafsirkan. Sehingga dalam penulisan ini peneliti menguraikan dan menjelaskan dengan secermat mungkin masalah-masalah didalam novel Kisah klan Otori karya Lian Hearn dengan menggunakan Teori Semiotik dan pendekatan psikologis yang mengacu kepada teori psikoanalisis dari Sigmund Freud sebagai acuan untuk penelitian. Sementara itu, teknik yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah metode Library Rresearch penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data yang ada dari berbagai sumber tulisan yang ada. Universitas Sumatera Utara 18 Diantaranya adalah buku, hasil penelitian yang ilmiah seperti skripsi, tesis ataupun non ilmiah. Penulis juga melakukan penelusuran data melalui internet seperti Google Book maupun Blog- Blog yang membahas mengenai masalah yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Sumber utama penelitian ini adalah novel Klan Otori:Across The Nightingale karya Lian Hearn. Setelah data diperoleh dari referensi yang berkaitan dalam penulisan ini, maka data tersebut dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dan saran. Universitas Sumatera Utara 19

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL, PSIKOANALISA SIGMUND

FREUD DAN BIOGRAFI PEGARANG

2.1 Definisi Novel

Sebutan novel berasal dari bahasa Italia, yakni novella yang secara harfiah berarti “sebuah barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai “cerita pendek dalam bentk prosa” Abrams dalam Nurgiyantoro 1995:9. Dalam bahasa Jerman novel disebut dengan novelle dan dalam bahasa Inggris disebut dengan novel, istilah inilah yang kemudian masuk ke dalam bahasa Indonesia. Novel merupakan jenis dan genre prosa dalam karya sastra. Prosa dalam pengertian kesusasteraan juga disebut sebagai fiksi. Karta fiksi menyarankan pada suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan tidak terjadi sungguh-sungguh sehingga tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata Nurgiyantoro 1995:2. Menurut Sumardjo 1999:11-12 novel adalah genre sastra yang berupa cerita, mudah dibaca dan dicerna, juga kebanyakan mengandung unsur suspense dalam alur ceritanya yang mudah menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya. Dan menurut Wellek dan Warren 1995:282 novel adalah gambaran dari kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman pada saat novel itu ditulis yang bersifat realistis yang lebih tinggi dan psikologi yang lebih mendalam. Universitas Sumatera Utara