Naluri insting Dinamika Kepribadian

31 Sikap tertentu dari individu seperti observasi diri, koreksi atau kritik diri juga bersumber pada Super Ego. Id, Ego, dan Super Ego membutuhkan energi psikis untuk menjalankan fungsinya masing-masing.

2.3.3 Dinamika Kepribadian

Freud beranggapan bahwa dinamika kepribadian ini dimungkinkan oleh adanya energi yang ada di dalam kepribadian itu. Energi ini dinamakannya energi psikis, diasalkan dari energi fisiologis yang bersumber pada makanan. Energi psikis ini disimpan di dalam insting-insting, jadi insting-insting itu dapat dimisalkan sebagai reservisor energi psikis.

2.3.3.1 Naluri insting

Menurut Freud dalam Sumadi 1993:103 di dalam diri kita ada dua macam insting-insting, yaitu: 1 Insting-insting hidup, dan 2 Insting-insting mati. 1 Insting-insting Hidup Fungsi insting hidup adalah melayani maksud individu untuk tetap hidup dan memperpanjang ras. Bentuk-bentuk utama daripada insting hidup ini adalah insting makan, minum dan seksual. Bentuk energi psikis yang dipakai oleh insting hidup ini disebut “libido”. Walaupun Freud mengakui adanya bermacam-macam bentuk insting hidup, manusia dalam kenyataannya yang diutamakan adalah insting seksual. Universitas Sumatera Utara 32 2 Insting-insting Mati Insting-insting mati ini, yang disebut juga insting-insting merusak, karena fungsinya kurang jelas jika dibandingkan dengan insting-insting hidup, karena itu juga kurang dikenal. Namun adalah suatu kenyataan yang tak dapat diingkari, bahwa manusia itu pada akhir-akhirnya mati juga. Inilah yang menyebabkan Freud merumuskan, bahwa “Tujuan semua hidup adalah mati”. Suatu penjelmaan daripada insting mati ini adalah dorongan agresif. Freud menjelaskan bahwa insting kematian biasanya ditujukan dua arah, yaitu kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain. Insting kematian yang diarahkan pada diri sendiri tampil dalam tindakan bunuh diri, sedangkan insting kematian yang diarahkan kepada orang lain dilakukan dengan cara membunuh atau menghancurkan orang lain. Insting mati mendorong orang untuk merusak diri sendiri dan dorongan agresif merupakan bentuk penyaluran agar orang tidak membunuh dirinya sendiri. Untuk memelihara diri, insting hidup umumnya melawan insting mati dengan mengarahkan energinya keluar, ditujukan ke oarang lain. Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu dipergunakan oleh Id, Ego dan Super Ego. Oleh karena banyaknya energi itu terbatas, maka akan terjadi semacam persaingan di antara ketiga aspek kepribadian itu dalam hal menggunakan energi psikis itu. Menjadi kuatnya salah satu aspek karena mempergunakan banyak energi psikis, dengan sendirinya berarti menjadi lebih lemahnya aspek-aspek yang lain lagi. Universitas Sumatera Utara 33 Pada mulanya hanya Id yang memiliki semua energi psikis itu. Tetapi karena dia sendiri tidak dapat memenuhi kebutuhannya, maka dia memberikan sebagian dari energinya kepada kedua aspek yang lain, yang juga akan mempergunakannya untuk kepentingan organisme itu sendiri, hanya cara dan bentuknya yang berbeda. Mana di antara ketiga aspek itu yang paling banyak mempergunakan energi psikis itu juga berpengaruh terhadap bentuk tingkah laku yang dilakukan oleh manusia. a Apabila Id menguasai sebagian besar dari energi psikis itu, maka tindakan- tindakannya akan bersifat primitif, implusif, agresif. Dia akan mengumbar dorongan-dorongan primitifnya. b Apabila ego yang menguasai sebagian besar dari energi psikis itu, maka pribadi akan bertindak dalam cara-cara yang realistik dan rasional-logis, pikiran rasioanal-logis di sini memegang peranan penting. c Apabila yang menguasai sebagian besar energi psikis itu Super Ego, maka orang akan mengejar hal-hal yang sempurna, yang kadang-kadang kurang rasional.

2.3.3.2 Kecemasan