Tahapan Perkembangan Sosioemosional Perkembangan Sosioemosional Anak Usia Dini

12 dampak yang negatif terhadap perkembangan anak-anak dengan menjauhkan anak dari pekerjaan rumah, menjadikan anak pelajar yang pasif, mengajarkan anak berbagai stereotipe, memberi mereka model-model agresi yang penuh kekerasan dan memberi mereka pandangan-pandangan yang tidak realistis tentang dunia, televisi dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan anak dengan menyajikan program-program pendidikan yang memotivasi, menambah informasi anak-anak tentang dunia di luar lingkungan dekat mereka dan memberi model-model perilaku prososial Santrock, 2002: 276. Televisi dapat memberikan dampak positif atau dampak negatif tergantung dari isi tayangan yang disampaikan. Tayangan televisi yang disaksikan anak dapat mempengaruhi perkembangan sosioemosional anak ke arah positif atau ke arah yang negatif. Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosioemosional pada anak usia dini telah berkembang tidak hanya dengan keluarga namun dengan orang sekitar anak dan teman sebaya. Perkembangan sosioemosional anak dipengaruhi oleh perkembangan emosional dan kepribadian, keluarga, teman sebaya, permainan dan televisi.

4. Tahapan Perkembangan Sosioemosional

Dalam proses perkembangan masa hidup terdapat beberapa teori yang menjadi landasan dalam memaparkan tahapan perkembangan. Teori perkembangan sebagai landasan untuk memaparkan tahapan perkembangan sosioemosional yang terjadi pada anak yaitu teori psikososial. Erik Erikson 13 dalam Santrock, 2008: 23 menjelaskan tahap perkembangan psikososial pada anak yaitu: a. Trust versus mistrust Trust versus mistrust terjadi pada tahap pertama perkembangan psikososial Erikson yang berlangsung pada usia 0 sampai 1 tahun. Pada tahap ini seorang anak akan mengembangkan kepercayaan kepada orang lain. Orang tua yang dapat memberikan pengasuhan dan memenuhi kebutuhan anak maka akan tercipta kepercayaan oleh anak terhadap orang tua. Sebaliknya jika orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan anak maka akan membentuk ketidakpercayaan terhadap orang lain. b. Autonomy versus shame and doubt Autonomy versus shame and doubt terjadi pada tahap kedua perkembangan psikososial Erikson yang berlangsung pada usia 1 sampai 3 tahun. Pada masa ini anak mulai menegaskan pada orang tua atau orang lain mengenai keinginan perasaan kebebasan untuk melakukan sesuatu atau kemandirian. Mar’atun Shalihah 2010: 75 menyatakan bahwa kemandirian Autonomy merupakan kemampuan dalam diri anak untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Menurut Agoes Dariyo 2011: 190, kemandirian Autonomy ialah suatu sikap yang mandiri untuk melakukan suatu kegiatan penjelajahan terhadap lingkungan luar. c. Initiative versus guilt Initiative versus guilt terjadi pada tahap ketiga perkembangan psikososial Erikson yang berlangsung pada usia 3 sampai 6 tahun. Keberhasilan dalam tahap ini akan berpengaruh baik pada perkembangan inisiatif anak. Sebaliknya jika pada 14 tahap ini tidak dilalui anak dengan baik maka anak akan takut membuat keputusan karena takut bersalah. d. Industry versus inferiority Industry versus inferiority terjadi pada tahap keempat perkembangan psikososial Erikson yang berlangsung pada usia 6 sampai 12 tahun. Pada masa ini anak akan berusaha untuk menyelesaikan tugas dan mencari kemampuan yang dimiliki. Keberhasilan pada tahap ini membuat anak percaya diri dengan prestasi yang dicapai. Sebaliknya anak yang tidak mampu berkembang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki teman sebayanya maka akan merasa rendah diri. Berdasarkan tahapan perkembangan psikososial tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian autonomy anak usia dini berlangsung pada usia 1 sampai 3 tahun. Anak mulai menginginkan kebebasan dalam melakukan berbagai hal. Pada usia ini sangat tepat mengembangkan kemandirian autonomy anak. Kemandirian sebagai sikap untuk melakukan kegiatan dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak.

5. Strategi Pengembangan Sosioemosional

Dokumen yang terkait

Perbedaan kemandirian antara anak yang sebelumnya mengikuti kelompok bermain dengan anak yang sebelumnya tidak mengukuti kelompok bermain : di Taman Kanak-Kanak Little Star

2 3 84

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI RA ALHIDAYAH I Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Di RA Alhidayah I Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Tahun Pelaj

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI RA ALHIDAYAH I Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Di RA Alhidayah I Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Tahun Pelaj

0 1 13

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK WONOREJO KECAMATAN Peningkatan Kemandirian Anak Melalui Bermain Peran Pada Anak Kelompok A Di TK Wonorejo Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 11

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA 3 - 4 TAHUN MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN DI KELOMPOK BERMAIN Meningkatkan Kemandirian Anak Usia 3 - 4 Tahun Melalui Kegiatan Bermain Peran Di Kelompok Bermain Tunas Melati 1 Celep Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2011 / 2

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI MENDONGENG PADA KELOMPOK BERMAIN HARAPAN BANGSA CANDIROTO TEMANGGUNG.

1 9 116

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA KELOMPOK CATERPILLAR DI TK CAHAYA BANGSA UTAMA MAGUWOHARJO DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA.

1 1 301

MENGEMBANGKAN KESEIMBANGAN MELALUI BERMAIN PAPAN TITIAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TKIT BAKTI INSANI SLEMAN YOGYAKARTA.

5 112 161

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK DI SEKOLAH MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK PKK PRAWIROTAMAN YOGYAKARTA.

0 19 194

KOMPETENSI SOSIAL PENDIDIK PAUD DI KELOMPOK BERMAIN “BIM BIM CHA” DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA.

0 1 163