Pembatasan dan Tekanan Berupa Kerusuhan dan Kekerasan
33 Bentuk tekanan sosial psikologis yang lain adalah berupa
ancaman terjadinya konflik secara terbuka, yang terjadi sebagai akibat masalah ras atau suku bangsa, yang bersumbu pada
pembantaian Tionghoa. Tragedi pembantian Tionghoa pernah terjadi, pada tahun 1740, ketika Jawa dalam kekuasaan
Pemerintahan Belanda, yang dikenal dengan peristiwa “Geger Cina”.
Catatan sejarah
Indonesia menunjukkan
bahwa pembantaian
orang-orang Tionghoa
di Indonesia
telah berlangsung lama. Penyebabnya adalah untuk menunjukkan
luapan kemarahan kepada penguasa dan orang Tionghoa, dengan menciderai dan membunuhnya secara fisik Kwik Kian Gie dan
Nurcholish Madjid, 1999: 58. Usaha untuk memusnahkan minoritas Tionghoa, sudah pernah muncul pada masa
Kolonialisme Belanda. Banyak orang Tionghoa yang dibunuh secara massal.
Konflik semacam ini ditandai dengan adanya pengrusakan atau penghancuran secara fisik dari suatu kelompok tertentu
terhadap kelompok lain yang menjadi target. Dalam hal ini terdapat
usaha-usaha suatu
kelompok mayoritas
untuk memusnahkan kelompok minoritas. Dengan cara semacam ini
mereka dapat menghilangkan atau memusnahkan yang lain, terutama suku Tionghoa. Ancaman, pembantaian Tionghoa
tersebut, pada satu sisi proses asmilasi menjadi sulit dan pada sisi lain sebagian besar minoritas Tionghoa semakin lekat
karakteristik ke Tionghoa-annya. Berbagai kejadian yang menjepit keberadaannya telah melahirkan penilaian negatif
terhadap kelompok mayoritas. Orang Tionghoa telah mengalami krisis kepercayaan terhadap kebijakan asimilisi. Kendati
demikian, atas peristiwa-peristiwa tragis yang ditujukan kepadanya telah membangkitan kembali solidaritas kebersamaan
diantara mereka.