101 pembelajaran belum bisa tercapai secara utuh. Peran guru ataupun orang
tua menjadi penting untuk bisa memicu, mengarahkan, dan mendorong peserta didik agar mampu aktif dalam kegiatan belajar dan menentukan
cara belajar yang paling sesuai untuk dirinya. Secara keseluruhan, kemandirian belajar peserta didik mengalami
peningkatan setelah menggunakan Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif baik melalui angket maupun lembar observasi. Multimedia
Pembelajaran IPA Interaktif menampilkan konten-konten menarik yang memotivasi peserta didik dalam kegiatan belajarnya. Peserta didik
dibimbing untuk mampu belajar tuntas sampai pada evaluasi dan refleksi sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Dengan demikian,
Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif hasil pengembangan berdampak positif dan efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan
meningkatkan kemandirian belajar peserta didik.
3. Respon Peserta Didik terhadap Multimedia Pembelajaran IPA
Interaktif
Data respon peserta didik terhadap Multimedia Pembelajaran menggunakan angket diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran. Angket
respon peserta didik terhadap Multimedia Pembelajaran terdiri dari 15 pernyataan. Angket respon peserta didik terdiri dari tiga aspek yaitu aspek
materi, aspek media, dan aspek kebahasaan. Tentu pernyataan-pernyataan yang ada disesuaikan dengan tingkat pemahaman peserta didik. Angket
respon peserta didik dibagikan pada 36 peserta didik kelas VIII-F SMP N
102 2 Klaten. Penghitungan angket respon peserta didik menggunakan cara
yang sama dengan penghitungan skor validasi media. Dihasilkan rata-rata skor aspek materi sebesar 3,24, aspek media 3,18, dan aspek kebahasaan
3,14. Dan rata-rata skor total respon peserta didik terhadap multimedia pembelajaran adalah senilai 3,19 , skor ini termasuk pada kategori “Sangat
Baik”. Adanya hasil respon peserta didik yang sangat tinggi terhadap Multimedia Pembelajaran berarti Multimedia Pembelajaran tersebut layak
digunakan lebih luas dan dapat menarik minat peserta didik dalam kegiatan belajarnya. Grafik respon peserta didik terhadap Multimedia
Pembelajaran IPA Interaktif tiap aspek tersaji pada Gambar 14. Grafik respon peserta didik terhadap Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif
keseluruhan tersaji pada Gambar 15.
Gambar 14. Diagram respon peserta didik terhadap Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif tiap aspek
3.24 3.18
3.14
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
Aspek Materi
Aspek Media
Aspek Kebahasaan
Sk o
r
Aspek Multimedia
Aspek Materi Aspek Media
Aspek Kebahasaan
103 Gambar 15. Diagram respon peserta didik terhadap Multimedia
Pembelajaran IPA Interaktif keseluruhan Hasil
penelitian dan
pembahasan menyatakan
Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif pada Materi Rangka dan Otot Manusia layak
digunakan dalam pembelajaran. Total nilai kelayakan dari penilaian dosen a
hli dan guru IPA adalah senilai 3,45 dengan kategori “Sangat Baik”. Kelayakan didukung dari respon peserta didik terhadap Multimedia
Pembelajaran IPA Interaktif dengan total nilai 3,19 , kategori “Sangat Baik”. Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif mampu meningkatkan
kemandirian belajar peserta didik SMP Kelas VIII. Peningkatan signifikan kemandirian belajar ditunjukkan dengan uji signifikansi, yaitu dengan uji-t
berkorelasi. Uji-t berkorelasi pada metode angket maupun lembar observasi menyatakan hasil yang sama, yaitu terdapat peningkatan
kemandirian belajar yang signifikan dengan t hitung -13,95 untuk metode angket dan -9,95 untuk metode lembar observasi.
Hasil penelitian didukung dengan penelitian relevan yang menyatakan hasil identik. Farida Handayani 2015 mengembangkan
multimedia pembelajaran biologi berbasis android untuk meningkatkan
3.19 4
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
Skor yang dicapai Skor maksimal
Sk o
r
Respon peserta didik
Skor yang dicapai Skor maksimal
104 kemandirian belajar dan hasil belajar kognitif peserta didik. Hasil
penelitian adalah multimedia pembelajaran berbasis android layak digunakan dengan kriteria “amat baik” menurut ahli materi, ahli media,
guru biologi, dan teman sejawat, serta berkriteria “baik” menurut peserta didik. Multimedia pembelajaran berbasis android dapat meningkatkan
kemandirian belajar dan hasil belajar kognitif peserta didik dengan nilai gain score berturut-
turut sebesar 0,32 dan 0,48 dalam kategori “sedang”.
105
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif pada materi Rangka dan Otot
Manusia yang dikembangkan dikategorikan
“sangat baik” dan layak
digunakan dalam pembelajaran, dengan perolehan nilai kelayakan sebesar 3,45. Kelayakan Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif didukung respon
peserta didik yang dikategorikan
“sangat baik” dengan nilai 3,19.
2. Pembelajaran menggunakan Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif
pada materi Rangka dan Otot Manusia dapat meningkatkan kemandirian
belajar peserta didik secara signifikan setelah dilakukan uji t berkorelasi
pada instrumen angket dan lembar observasi.
B. Keterbasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya adalah: 1.
Uji coba lapangan hanya dilakukan pada satu sekolah penelitian. 2.
Keterbatasan penyebaran produk Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif yang hanya dibagikan kepada pihak sekolah penelitian, belum disebarkan
secara massal. 3.
Kegiatan belajar mandiri pada saat menggunakan multimedia pembelajaran IPA interaktif kurang efektif. Multimedia tidak digunakan
oleh peserta didik secara langsung, melainkan secara kelompok. 4.
Pengambilan data hanya dilakukan dalam satu pertemuan saja karena keterbatasan waktu penelitian. Perlu setidaknya dua atau tiga pertemuan
untuk bisa diperoleh data yang cukup akurat.