Peningkatan Kemandirian Belajar Peserta didik

95 melakukan revisi berupa penambahan animasi apersepsi materi. Hal ini membantu peserta didik dalam memahami materi IPA yang disampaikan. Beberapa hal dalam aspek media menjadi koreksi. Salah satunya menghilangkan tombol “sebelum” pada saat pelaksanaan evaluasi. Hal ini dilakukan untuk membuat peserta didik tertantang dan memiliki kemampuan lebih dalam melakukan evaluasi dengan tidak dapat menjawab ulang soal evaluasi. Opsi lain ditawarkan oleh validator yaitu untuk memberikan fasilitas tinjau ulang di akhir kegiatan evaluasi, namun revisi ini tidak dapat dilakukan karena keterbatasan aplikasi pengembang. Hal lain yang tak kalah penting dalam aspek media yang menjadi revisi yaitu penambahan prosedur instalasi, keterangan gambar dan sumber, serta kelengkapan informasi pada petunjuk pelaksanaan evaluasi. Setelah melakukan validasi dan merevisi sesuai dengan saran, kemudian dilakukan uji coba ke lapangan untuk mengetahui kelayakan Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif yang dikembangkan. Uji lapangan ini melibatkan 36 peserta didik kelas VIII-F SMP N 2 Klaten dan dilakukan selama 3x40 menit.

2. Peningkatan Kemandirian Belajar Peserta didik

Peningkatan kemandirian belajar diukur dengan menggunakan instrumen angket dan lembar observasi kemandirian belajar. Angket disebarkan pada 36 peserta didik kelas VIII-F SMP N 2 Klaten. Angket diberikan sebelum pembelajaran pretest dan setelah pembelajaran posttest menggunakan Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif. 96 Sedangkan lembar observasi diberikan kepada 3 observer untuk mengamati kemandirian belajar peserta didik. Angket dan lembar observasi yang digunakan untuk mengukur kemandirian belajar dikembangkan berdasarkan indikator kemandirian belajar dalam definisi operasional yaitu motivasi belajar, penggunaan sumber bahan ajar, cara belajar, tempo dan irama belajar, evaluasi hasil belajar, dan kemampuan refleksi. Persentase kemandirian belajar peserta didik sebelum menggunakan Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif dengan metode angket adalah 60,98. Setelah peserta didik menggunakan Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif didapatkan hasil senilai 78,91. Dari data kemandirian belajar tersebut, maka peningkatan kemandirian belajar peserta didik adalah sebesar 17,93. Secara keseluruhan, keenam aspek kemandirian belajar yang diukur mengalami peningkatan meliputi aspek motivasi sebesar 20,02, penggunaan sumber bahan ajar 21,38, tempo dan irama belajar 14,76, cara belajar 12,50, kemampuan evaluasi 18,58, dan kemampuan refleksi 18,65. Peningkatan persentase kemandirian belajar dengan metode angket dapat dilihat pada diagram yang tersaji pada Gambar 11. 97 Gambar 11. Diagram peningkatan kemandirian belajar peserta didik melalui angket Pengukuran peningkatan kemandirian belajar juga dilakukan dengan lembar observasi. Persentase kemandirian belajar sebelum menggunakan Multimedia Pembelajaran yaitu 69,75 dan sesudah menggunakan Multimedia Pembelajaran adalah senilai 88,89. Peningkatan kemandirian belajar peserta didik adalah sebesar 19,14. Secara keseluruhan, keenam aspek kemandirian belajar yang diukur mengalami peningkatan meliputi aspek motivasi sebesar 16,67, penggunaan sumber belajar 24,07, tempo dan irama belajar 25,93, cara belajar 8,33, evaluasi hasil belajar 20,37, dan kemampuan refleksi 19,44. Grafik peningkatan kemandirian belajar peserta didik menggunakan lembar observasi tersaji pada Gambar 12. 63.43 52.23 61.98 61.81 61.28 59.26 83.45 73.61 76.74 74.31 79.86 79.63 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 P er sent a se Aspek Kemandirian Belajar Pretest Posttest 98 Gambar 12. Diagram peningkatan kemandirian belajar peserta didik melalui lembar observasi Grafik persentase peningkatan kemandirian belajar peserta didik dengan metode angket dan lembar observasi dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Diagram persentase peningkatan kemandirian belajar peserta didik Data kemandirian belajar peserta didik digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan produk Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif terhadap peningkatan belajar yang dilakukan dengan menggunakan uji t untuk sampel berkorelasi. Berdasarkan nilai sebelum dan 72.22 71.3 64.81 73.15 66.67 70.37 88.89 95.37 90.74 81.48 87.04 89.81 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Per senta se Aspek Kemandirian Belajar Pretest Posttest 17.93 19.14 5 10 15 20 25 Angket Lembar Observasi P er sent a se Instrumen Kemandirian Belajar Angket Lembar Observasi 99 sesudah menggunakan produk oleh 36 peserta didik, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi. Penghitungan uji t berkorelasi menghasilkan t hitung kemandirian belajar menggunakan angket sebesar -13,95. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db= n-2 = 36 – 2=34. Harga t tabel untuk db 34 dan dengan taraf signifikansi 5 α 0,05 adalah 1,691. Ho ditolak dan Ha diterima karena t hitung lebih kecil daripada harga t tabel. Berdasarkan perhitungan, t hitung –13,95 jatuh pada penerimaan Ha atau penolakan Ho. Hasil ini menyatakan bahwa dengan metode angket terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemandirian belajar peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif. Uji signifikansi kemudian dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemandirian belajar melalui lembar observasi. Penghitungan menghasilkan t hitung sebesar -9,95. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t tabel dengan db = 34. Harga t tabel untuk db 34 dengan taraf signifikansi 5 α 0,05 adalah 1,691. Ho ditolak karena t hitung lebih kecil daripada harga t tabel. Berdasarkan perhitungan, t hitung –9,95 jatuh pada penerimaan Ha atau penolakan Ho. Hasil ini menyatakan bahwa dengan metode observasi terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemandirian belajar peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif. 100 Berdasarkan hasil angket dan lembar observasi kemandirian belajar, didapatkan hasil bahwa terdapat peningkatan kemandirian belajar yang signifikan setelah menggunakan Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif. Peningkatan hasil terjadi pada semua aspek kemandirian belajar yang diukur meliputi: motivasi belajar, penggunaan sumber belajar, tempo dan irama belajar, cara belajar, evaluasi, dan kemampuan refleksi. Namun, terdapat perbedaan persentase peningkatan kemandirian belajar peserta didik pada tiap aspek kemandirian. Hal ini dimungkinkan karena kurang konsisten dalam pengisian instrumen, sehingga berpengaruh dalam perhitungan skor kemandirian belajar. Hasil peningkatan kemandirian belajar melalui angket dan lembar observasi kemandirian belajar menyatakan terdapat peningkatan yang cukup tinggi pada aspek penggunaan sumber belajar. Sedangkan terjadi peningkatan yang rendah pada aspek cara belajar. Aspek cara belajar dalam kegiatan belajar mandiri mengukur sejauh mana peserta didik mampu memilih cara belajar yang tepat agar mencapai tujuan pembelajaran untuk dirinya sendiri. Haris Mudjiman 2007: 18 menyatakan bahwa pembelajar memiliki cara belajar yang cepat untuk dirinya sendiri. Ia menambahkan pembelajar mandiri perlu menemukan tipe dirinya serta cara belajar yang cocok dengan keadaan dan kemampuannya sendiri. Dimungkinkan kendala peserta didik pada aspek cara belajar ini adalah bingung atau belum mengetahui cara atau metode belajar yang cocok dan sesuai untuk dirinya, sehingga berakibat tujuan 101 pembelajaran belum bisa tercapai secara utuh. Peran guru ataupun orang tua menjadi penting untuk bisa memicu, mengarahkan, dan mendorong peserta didik agar mampu aktif dalam kegiatan belajar dan menentukan cara belajar yang paling sesuai untuk dirinya. Secara keseluruhan, kemandirian belajar peserta didik mengalami peningkatan setelah menggunakan Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif baik melalui angket maupun lembar observasi. Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif menampilkan konten-konten menarik yang memotivasi peserta didik dalam kegiatan belajarnya. Peserta didik dibimbing untuk mampu belajar tuntas sampai pada evaluasi dan refleksi sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Dengan demikian, Multimedia Pembelajaran IPA Interaktif hasil pengembangan berdampak positif dan efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan meningkatkan kemandirian belajar peserta didik.

3. Respon Peserta Didik terhadap Multimedia Pembelajaran IPA