Faktor yang Mempengaruhi Keterbukaan Diri

16 disclosure yang dikemukakan oleh Pearson. Self Disclosure memiliki 5 komponen yaitu jumlah informasi yang diungkapkan, sifat dasar yang positif atau negatif, dalamnya suatu pengungkapan diri, waktu pengungkapan diri, dan lawan bicara.

3. Faktor yang Mempengaruhi Keterbukaan Diri

Keterbukaan diri adalah sebuah proses dimana seseorang membagikan informasi kepada orang lain yang tujuannya adalah agar orang lain dapat mengetahui, merasakan, dan memahami diri seseorang. Keterbukaan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor Devito 2011: 65- 67. Faktor- faktor tersebut adalah: a. Besar kelompok Keterbukaan diri lebih banyak terjadi pada kelompok kecil daripada kelompok besar. Kelompok kecil biasanya terdiri dari dua orang dan ini merupakan kelompok yang cocok untuk seseorang dapat lebih terbuka terhadap orang lain karena dengan satu pendengar maka seseorang yang menjadi pendengar akan lebih cermat dan fokus menanggapi atau bahkan menghentikan apabila dirasa situasinya kurang mendukung. Bila lebih dari satu orang yang menjadi pendengar, pemantauan dirasa lebih sulit karena akan muncul banyak tanggapan yang berbeda dari pendengar yang berbeda. 17 b. Perasaan menyukai Individu membuka diri kepada orang yang disukai dan tidak akan membuka diri kepada orang yang tidak disukai. Hal ini dikarenakan orang yang individu sukai dan mungkin juga memiliki perasaan yang sama akan bersikap mendukung dan positif atau terbuka dengan individu tersebut. c. Efek diadik Individu melakukan keterbukaan diri apabila orang yang bersamanya juga melakukan keterbukaan diri. Efek diadik ini membuat individu merasa aman, nyaman, dan pada kenyataannya akan memperkuat keterbukaan diri seorang individu. d. Kompetensi Individu yang berkompeten akan lebih terbuka mengenai dirinya daripada orang yang kurang berkompeten. Individu yang berkompeten akan mampu melakukan komunikasi interpersonal dengan baik karena individu tersebut dapat menempatkan dirinya, mengatakan apa yang seharusnya dikatakan, dan juga dapat lebih bersikap terbuka. e. Kepribadian Individu yang pandai bergaul akan lebih bersikap terbuka kepada orang lain daripada individu yang kurang pandai bergaul. Individu yang kurang memiliki keberanian berbicara pada umumnya juga akan memiliki keterbukaan diri yang kurang daripada individu yang merasa nyaman saat melakukan komunikasi. 18 f. Topik Individu lebih cenderung membuka diri terhadap topik tertentu. Individu mungkin lebih terbuka terhadap informasi mengenai pekerjaan dan hobi daripada tentang hubungan seks ataupun keuangan. Pada umumnya semakin negatif dan pribadi suatu topik, maka keterbukaan diri individu juga semakin kecil. g. Jenis kelamin Faktor utama yang mempengaruhi keterbukaan diri seseorang adalah jenis kelamin. Umunya pria lebih kurang terbuka daripada wanita. Judy Pearson 1980 mengungkapkan bahwa peran sex sex role dan bukan jenis kelamin dalam arti biologis yang menyebabkan perbedaan dalam hal keterbukaan diri. Wanita yang maskulin biasanya kurang membuka diri daripada wanita yang feminim. Pria yang feminim akan lebih terbuka daripada pria yang maskulin. Pria dan wanita juga mengemukakan alasan yang berbeda mengapa mereka cenderung untuk tidak membuka diri. Faktor-faktor keterbukaan diri individu yang telah dijelaskan oleh De Vito sedikit banyak memiliki peran terhadap keterampilan individu dalam melakukan komunikasi interpersonal. Efek diadik mempengaruhi keterbukaan diri individu yang dalam prosesnya dibutuhkan suatu keterampilan berkomunikasi karena pada dasarnya efek diadik dapat terjadi apabila individu satu dengan yang lainnya sama-sama mau memberikan informasi atau saling terbuka. 19 Sejalan dengan pendapat diatas, Hargie 2006:235-237 menjelaskan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi keterbukaan diri, diantaranya adalah: 1. Perbedaan jenis kelamin Banyak penelitian mengindikasikan secara umum bahwa wanita lebih terbuka daripada pria namun perbedaan jenis kelamin dalam keterbukaan diri sangat kecil dan diatur oleh individu yang sedang mengungkapan diri. Seperti yang dijelaskan oleh Dindia dan Malin dalam Hargie :2006: 235 bahwa dari 75 penelitian yang diterbitkan pada tahun 1990-an, pengungkapan diri wanita lebih tinggi daripada pria tetapi perbedaanya kecil. 2. Keterbukaan yang reciprocal timbal balik Secara umum berdasarkan literatur mengenai keterbukaan diri proses keterbukaan diri merupakan proses hubungan timbal balik. Sidney Jourard seorang peneliti perintis mengenai keterbukaan diri mencatat bahwa dalam hubungan sosial, keterbukaan diri merupakan fenomena timbal balik. Individu mengungkapkan mengenai pikiran, perasaan, tindakan dan lain-lain dikarenakan lawan bicaranya melakukan pengungkapan diri yang sama. 3. Keterbukaan diri dan rasa suka Keterbukaan diri dan rasa suka berkaitan dengan tiga hal yaitu membuka diri kepada orang lain akan menyebabkan orang lain suka membuka diri, menyukai seseorang akan membuat orang lain membuka 20 diri, dan individu menyukai seseorang karena hasil dari pengungkapan dirnya. Perasaan menyukai yang dimiliki individu akan membuat individu- individu tersebut mau untuk saling melakukan pembukaan diri. 4. Permintaan untuk terbuka Individu memiliki beberapa alasan untuk mengetahui informasi mengenai orang lain terlebih orang yang baru di kenalnya. Untuk mengetahui informasi mengenai orang lain, individu tersebut mencoba untuk membuka diri terlebih dahulu agar orang lain juga dapat melakukan hal yang sama. Faktor yang mempengaruhi keterbukaan diri menurut Hargie seperti permintaan untuk terbuka memiliki kaitan dengan keterampilan komunikasi interpersonal seseorang, karena ketika dua individu bertemu dalam keadaan belum saling mengenal akan terasa sulit untuk memulai pembicaraan sehingga keterbukaan diri tidak akan terjadi. Sebaliknya jika individu mau melakukan keterbukaan diri maka proses komunikasi kedua individu tersebut akan berjalan efektif. Berdasarkan pemaparan diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi keterbukaan diri adalah besar kelompok, perasaan menyukai, efek diadik, kompetensi, kepribadian, topik, jenis kelamin, permintaan untuk terbuka. Keseluruhan faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi keterbukaan diri individu dan juga memberikan kontribusi dalam proses keterampilan komunikasi interpersonalnya. 21

4. Tingkatan Keterbukaan Diri

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja.

1 6 19

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja.

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Orangtua-Anak dengan Percaya Diri Siswa Kelas VIII SMP N 1 Bringin T1 132011035 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Orangtua-Anak dengan Percaya Diri Siswa Kelas VIII SMP N 1 Bringin T1 132011035 BAB II

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Orangtua-Anak dengan Percaya Diri Siswa Kelas VIII SMP N 1 Bringin

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Orangtua-Anak dengan Percaya Diri Siswa Kelas VIII SMP N 1 Bringin

0 0 42

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA.

0 0 128

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Orangtua-Anak dengan Percaya Diri Siswa Kelas VIII SMP N 1 Bringin

0 0 16

HUBUNGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI DENGAN KETERBUKAAN DIRI SISWA KELAS VIII

0 0 11