39
melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Selanjutnya Sund
mengatakan bahwa penggunaan discovery dalam batas-batas tertentu adalah baik untuk kelas-kelas rendah, sedangkan inquiry
adalah baik untuk siswa-siswa di kelas yang lebih tinggi. Strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah memvisualisasikan bentuk multimedia yang akan digunakan dalam penelitian kepada siswa dengan proyektor
dengan begitu pembelajaran matematika dengan obyek yang cukup abstrak akan jadi terlihat lebih konkrit, sehingga siswa akan
berkonsetrasi dalam menerima materi.
5. Penggunaan Multimedia Pembelajaran Matematika Sekolah
Dasar
Dalam pembelajaran matematika sekolah dasar agar bahan pengajaran yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh
siswa diperlukan suatu alatmedia bantu pembelajaran yang disebut dengan media pembelajaran multimedia pembelajaran. Multimedia
pembelajaran yang secara sengaja dan terencana disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasikan dan menjelaskan bahan
pelajaran, serta digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dengan pembelajaran matematika.
Menurut Azhar
Arsyad 1996:
8 Sejalan
dengan berkembangnya ICT Information and Communication Technology,
40
multimedia pembelajaran semakin banyak dimanfaatkan dalam pembelajaran, pendidikan dan latihan. LCD, power point, internet,
televisi, dll. Dengan semakin beragamnya jenis media pembelajaran kini guru harus selektif dalam menentukan media pembelajaran baik
itu yang bersifat multimedia maupun cetak. Dengan pengembangan multimedia pembelajaran diharapkan
pesan pembelajaran dapat dikemas lebih sistematik sehingga dapat diterima oleh siswa dengan baik dan mudah serta menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan dan fleksibel dalam dimensi waktu. Menurut Azhar Arsyad 1996: 14 Pentingnya Multimedia
dalam pembelajaran matematika 1.
Objek matematika itu abstrak sehingga memerlukan peragaan Dengan alat pembelajaran matematika dalam bentuk
multimedia, materi matematika yang abstrak disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada visualisasinya, serta manfaat
dalam mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sementara menurut Murwani 1999: 34, untuk membelajarkan
matematika secara benar pada siswa mutlak harus menggunakan alat peraga untuk memudahkan siswa mengenal konsep‑konsep
matematika. 2.
Sifat materi matematika tidak mudah dipahami Materi dari matematika bersifat abstrak, hal ini menjadikan
materi matematika tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa.
41
Maka dari itu dengan alat pembelajaran matematika siswa diharuskan berpartisipasi lebih aktif, mereka tidak hanya melihat,
mendengar, dan memperhatikan saja, tetapi mereka juga harus melakukanlatihan, sehingga pembelajaran minds on dan hands on
bisa tercapai, konsep dibangun oleh siswa sendiri. 3.
Hirarki matematika ketat dan kaku. Dalam matematika terdapat materi prasyarat yang
diperlukan untuk dapat menginjak ke materi selanjutnya. Hirarki belajar menurut Gagne harus disusun dari atas ke bawah atau up
down Orton 1987: 46. Dimulai dengan menempatkan kemampuan, pengetahuan, ataupun keterampilan yang menjadi
salah satu tujuan dalam proses pembelajaran di puncak dari hirarki belajar
tersebut, diikuti
kemampuan, keterampilan,
atau pengetahuan prasyarat prerequisite yang harus mereka kuasai
lebih dahulu agar mereka berhasil mempelajari keterampilan atau pengetahuan diatasnya. Hirarki matematika bersifat ketat dan kaku
artinya dalam pemecahan masalah membutuhkan aturan, prinsip dan konsep-konsep terdefinisi sebagai prasyaratnya, yang
membutuhkan konsep konkret sebagai prasyarat berikutnya lagi. Jadi diperlukan media multimedia agar dapat menuntun untuk
terbiasa dalam belajar matematika yang tatanannya bersifat siatematis dan cenderung kaku.
42
4. Aplikasi matematika kurang nyata
Dapat dirasakan oleh siswa bahwa aplikasi matematika itu kurang nyata, bahkan siswa hanya menganggap bahwa matematika
adalah kumpulan angka dan simbol-simbol. Oleh karena itu diperlukan media agar matematika dapat diaplikasikan ke dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan begitu siswa juga dapat dengan mudah dalam mempelajari konsep-konsep dalam matematika.
5. Belajar matematika perlu fokus
Matematika memang tidah mudah dipahami, serta hirarkinya yang kaku sehingga membuat siswa menjadi kesulitan
dalam mempelajari matematika. Maka dari itu siswa harus fokus ketika guru sedang menerangkan materi matematika, sedangkan
kebanyakan guru
menggunakan metode
ceramah dalam
pembelajarannya. Akibatnya siswa menjadi cepat lelah dan bosan dalam belajar matematika, oleh karena itu guru dituntut untuk
memiliki kreatifitas dalam pembelajaran matematika. Multimedia ini dapat membatu guru untuk menyampaikan ide atau gagasannya
dalam pembelajaran matematika agar siswa lebih aktif dan tidak bosan.
6. Kemampuan kognitif siswa masih konkret
Pada dasarnya kemampuan kognitif siswa itu konkret, sedangkan materi matematika itu bersifat abstrak. Hal ini akan
menjadi hambatan bagi siswa dalam pembelajaran matematika.