Selain dari ketiga determinan yang telah dikemukakan oleh Fishben 1975 dan Ajzen 1988, terdapat beberapa aspek yang juga dapat
mempengaruhi intensi individu untuk melakukan suatu perilaku. Hal ini tergantung dari konteks penelitian yang digunakan. Hasil penelitian dalam
Journal of Chinese Clinical Medicine vol 2 no.1 yang berjudul Effect of self esteem on substance-abuse, thieve, and prostitution
menunjukkan bahwa self esteem
seseorang memiliki pengaruh terhadap perilaku kekerasan, pencurian, dan prostitusi yang mereka lakukan. Jadi, perilaku prostitusi yang dilakukan
seseorang dipengaruhi oleh self esteem yang mereka miliki. Dengan kata lain, intensi seseorang untuk menampilkan perilaku prostitusi atau menjadi wanita
tuna susila dipengaruhi oleh self esteem yang dimiliki.
2.2 Self Esteem
2.2.1 Pengertian Self Esteem
Branden Nathaniel 1969, mengemukakan bahwa self esteem adalah penilaian diri individu yang memiliki pengaruh yang amat sangat terhadap
proses pemikiran, emosi, keinginan, nilai, dan tujuan individu. Self esteem suatu merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia karena bisa berfungsi
sebagai kontributor utama dalam proses kehidupan seseorang. Self esteem sangat diperlukan bagi tercapainya pengembangan hidup yang sehat dan
normal serta mengandung nilai-nilai kelangsungan hidup survival value.
Chaplin 2006 menyamakan istilah self esteem dengan self evaluation
, yaitu suatu penilaian atau pertimbangan yang dibuat seseorang mengenai diri sendiri. Sementara Coopersmith dalam Burn, 1993
menjelaskan bahwa self esteem harga diri adalah “The evaluation which the individual makes and customarily
maintains which regard to him self; it’s expresses an attitude of approval or dis approval and indicates the extent to which the
individual believes him self to be capable significance, successful and worthy”
Self esteem merupakan evaluasi atau penilaian yang dibuat individu
mengenai keberhargaan dirinya, yang ditampilkan dalam sikap penerimaan atau penolakan dan menunjukkan keyakinan individu kepada
diri sendiri bahwa ia mampu, berarti, berhasil, dan berharga.
Sedangkan Rosenberg dalam Burn, 1993 mendefinisikan self esteem
sebagai suatu sikap positif atau negatif terhadap suatu objek khusus, yaitu “diri”. Selain itu, Minchinton 1995 juga mendefinisikan
self esteem adalah harga yang ditempatkan individu pada dirinya.
Selanjutnya, Minchinton 1995 memberikan penjelasan bahwa harga diri adalah penilaian dari keberhargaan diri sebagai manusia, berdasarkan
pada setuju atau tidak setuju dari diri dan perilaku diri sendiri.
Menurut Frey dan Carlock 1984, self esteem merupakan suatu evaluasi. Self esteem mengacu pada penilaian mengenai negatif, positif,
atau netral, yang ditempatkan individu terhadap dirinya. Individu dengan self esteem
yang tinggi menghormati dirinya, menganggap keberhargaan dirinya, dan memandang dirinya sama seperti orang lain. Mereka tidak
berpura-pura untuk menjadi sempurna, mereka menyadari kekurangannya, dan mereka mengharapkan untuk dapat mengembangkan dan
meningkatkan dirinya.
Selanjutnya, Santrock 2003 mengatakan bahwa self esteem adalah dimensi penilaian evaluatif global dari kepribadian atau suatu penilaian
atau pencitraan diri yang mengacu pada suatu bidang keterampilan yang berbeda dan penilaian diri secara umum.
Dari beberapa definisi dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa self esteem adalah evaluasi perasaan dan penilaian individu
terhadap dirinya, kehidupannya, dan kaitan dengan orang lain. Self esteem tersebut mempunyai peran yang penting dan berpengaruh besar terhadap
sikap dan perilaku individu.
2.2.2 Aspek-Aspek Self Esteem