Intensi untuk Berhenti menjadi Wanita Tuna Susila

2.1.3 Intensi untuk Berhenti menjadi Wanita Tuna Susila

Intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila mengarah pada probabilitas subjektif warga binaan PSKW untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dan dapat menunjukkan seberapa besar untuk melakukannya. Bila dijabarkan menurut empat elemen yang terdapat dalam intensi, yaitu tingkah laku, objek target, situasi, dan waktu, maka tingkah laku berhenti menjadi wanita tuna susila dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Berhenti adalah tingkah laku spesifik. b. Berhenti menjadi wanita tuna susila adalah target objek dilakukannya tingkah laku. c. Pada setiap situasi dan kondisi adalah konteks situasi dilakukannya tingkah laku. d. Pada masa pembinaan dan setelah keluar dari PSKW Mulya Jaya adalah waktu dilakukannya tingkah laku. Sebagaimana dikemukakan di atas, dalam model theory of planned behavior dari Ajzen 1988, intensi ditentukan oleh tiga determinan, yaitu sikap terhadap tingkah laku, norma subjektif, dan perceived behavioral control. Oleh karena itu, intensi warga binaan PSKW Mulya Jaya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila diduga berhubungan secara signifikan dengan sikapnya terhadap tingkah laku untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, norma subjektif terhadap berhenti menjadi wanita tuna susila, dan PBC untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Sikap warga binaan PSKW Mulya Jaya terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dapat berupa sikap positif favorable atau negatif unfavorable. Posisi sikap seperti itu terbentuk dari belief-belief warga binaan PSKW Mulya Jaya mengenai konsekuensi jika berhenti menjadi wanita tuna susila dan juga oleh evaluasi beliefnya terhadap konsekuensi-konsekuensi tersebut. Norma subjektif terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila berkaitan dengan orang-orang di sekitar subjek warga binaan yang memiliki pengaruh dan dianggap signifikan bagi dirinya. Dalam menghadapi kondisi-kondisi tertentu, subjek diasumsikan akan mempertimbangkan harapan dan keinginan orang-orang tersebut. Oleh karena itu, hal lain yang turut mempengaruhi pembentukan norma subjektif adalah motivasi subjek untuk mematuhi harapan dan keinginan orang-orang tersebut. Sedangkan PBC untuk berhenti menjadi wanita tuna susila berhubungan dengan persepsi subjek terhadap kondisi yang memudahkan atau menyulitkan untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Selain dari ketiga determinan yang telah dikemukakan oleh Fishben 1975 dan Ajzen 1988, terdapat beberapa aspek yang juga dapat mempengaruhi intensi individu untuk melakukan suatu perilaku. Hal ini tergantung dari konteks penelitian yang digunakan. Hasil penelitian dalam Journal of Chinese Clinical Medicine vol 2 no.1 yang berjudul Effect of self esteem on substance-abuse, thieve, and prostitution menunjukkan bahwa self esteem seseorang memiliki pengaruh terhadap perilaku kekerasan, pencurian, dan prostitusi yang mereka lakukan. Jadi, perilaku prostitusi yang dilakukan seseorang dipengaruhi oleh self esteem yang mereka miliki. Dengan kata lain, intensi seseorang untuk menampilkan perilaku prostitusi atau menjadi wanita tuna susila dipengaruhi oleh self esteem yang dimiliki.

2.2 Self Esteem