Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat terlihat bahwa sebanyak 27 orang dari 42 responden memiliki intensi yang tinggi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila
dengan presentase 64,3. Sedangkan responden yang memiliki intensi yang sedang untuk berhenti menjadi wanita tuna susila sebanyak 13 orang dengan presentase 31
dan hanya 2 orang yang memiliki intensi yang rendah untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
4.4 Hasil Uji Hipotesis
Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini menggunakan rumus regresi berganda untuk mencari hubungan
self esteem dan religiusitas secara bersama-sama dengan intensi untuk berhenti
menjadi wanita tuna susila. Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan program SPSS versi 11.5 Berikut ini adalah hasil perhitungannya.
Tabel 4.11
Correlations
INTENSI SE
RELIGIUS Pearson
Correlation INTENSI
1.000 .524
.509 SE
.524 1.000
.429 RELIGIUS
.509 .429
1.000 Sig. 1-tailed
INTENSI .
.000 .000
SE .000
. .002
RELIGIUS .000
.002 .
N INTENSI
42 42
42 SE
42 42
42 RELIGIUS
42 42
42
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai r hitung antara self esteem
dan intensi sebesar 0,524 dan nilai p value sebesar 0,00. Sedangkan nilai r hitung antara religiusitas dan intensi sebesar 0,509 dan nilai p value
sebesar 0,00. Karena nilai p value 0,05 , maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara self esteem dan religiusitas
dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila ditolak.
Tabel 4.12
Model Summary
Model R
R Square
Adjusted R
Square Std. Error
of the Estimate
Change Statistics R
Square Change
F Change
df1 df2
Sig. F Change
1 .611a
.373 .341
1.142 .373
11.622 2
39 .000
a Predictors: Constant, RELIGIUS, SE
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa koefisien determinasi R square R
2
menunjukkan nilai sebesar 0,373 atau 37,3. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel, yakni self esteem dan religiusitas secara
bersama memberikan sumbangsih terhadap variabel intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila sebesar 37,3. Dengan demikian, perubahan variabel intensi untuk
berhenti menjadi wanita tuna susila sebesar 62,7 dapat dijelaskan oleh variabel lain selain self esteem dan religiusitas.
Setelah diketahui nilai r square signifikansi sumbangsih kedua variabel X terhadap variabel Y, kemudian dilakukan penghitungan Anova uji linearitas untuk
mengetahui apakah model persamaan garis regresi yang dipergunakan tepat diterapkan dalam perhitungan regresi ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova b
berikut:
Tabel 4.13
ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 30.302
2 15.151
11.622 .000a
Residual 50.841
39 1.304
Total 81.143
41 a Predictors: Constant, RELIGIUS, SE
b Dependent Variable: INTENSI
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh adalah sebesar 11,622 dengan p value 0,000. Karena p value yang diperoleh 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa model persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan.
Setelah diketahui nilai r hitung untuk menguji persamaan regresi, kemudian dilakukan perhitungan nilai konstanta dari kedua variabel X. Hasilnya disajikan
dalam tabel Coeficients a berikut:
Tabel 4.14
Coefficientsa
Mode l
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations B
Std. Error
Beta Zero-
order Partial
Part 1
Constant -1.160
1.683 -.689
.495 SE
.049 .018
.375 2.672
.011 .524
.393 .339
RELIGIUS .083
.033 .348
2.481 .018
.509 .369
.315 a Dependent Variable: INTENSI
Pada tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa nilai t hitung antara self esteem dan intensi sebesar 2,672 dengan p value sebesar 0,011, sedangkan nilai t hitung
antara religiusitas dengan intensi sebesar 2,481 dengan p value 0,018. Hal ini menunjukkan bahwa variabel self esteem lebih berpengaruh terhadap intensi untuk
berhenti menjadi wanita tuna susila dibandingkan dengan variabel religiusitas. Artinya, jika ingin meningkatkan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila,
maka intervensi yang paling utama adalah dengan meningkatkan self esteem mereka. Selain itu, dari tabel 4.12 pada kolom beta dapat diketahui koefisien regresi dari
masing-masing variabel sehingga dapat diperoleh persamaan garis regresi, yaitu:
Y’ = - 1,160 + 0,049 X
1
+ 0,083 X
2
Keterangan: Y’ = intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila
X
1
= self esteem X
2
= religiusitas
Dengan model persamaan ini, dapat diperkirakan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dengan self esteem dan religiusitas. Nilai koefisien positif
menunjukkan hubungan positif, dimana variabel intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila akan naik sebesar 0,049 dengan self esteem. Demikian pula, intensi
untuk berhenti menjadi wanita tuna susila akan meningkat sebesar 0,083 dengan religiusitas.
Kemudian, dari tabel 4.12 pada kolom partial juga dapat dilihat kontribusi masing-masing independent variabel, yaitu self esteem dan religiusitas secara mandiri
terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila apabila salah satu independent
variabel tersebut dikontrol. Kontribusi self esteem terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila apabila variabel religiusitas dikontrol adalah
sebesar 0,393 atau 39,3, sedangkan kontribusi religiusitas terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila apabila variabel self esteem dikontrol adalah
sebesar 0,369 atau 36,9. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel self esteem lebih besar kontribusinya terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Selanjutnya, peneliti
menguji aspek-aspek dalam self esteem terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila sehingga dapat diketahui aspek yang paling
berpengaruh. Sebelum melakukan uji regresi, peneliti melakukan uji korelasi dengan menggunakan SPSS 11.5. Berikut ini hasil uji korelasinya.
Tabel 4.15
Correlations
INTENSI ASPEK1
ASPEK2 ASPEK3
Pearson Correlation
INTENSI 1.000
.389 .472
.513 ASPEK1
.389 1.000
.541 .670
ASPEK2 .472
.541 1.000
.748 ASPEK3
.513 .670
.748 1.000
Sig. 1-tailed INTENSI
. .005
.001 .000
ASPEK1 .005
. .000
.000 ASPEK2
.001 .000
. .000
ASPEK3 .000
.000 .000
. N
INTENSI 42
42 42
42 ASPEK1
42 42
42 42
ASPEK2 42
42 42
42 ASPEK3
42 42
42 42
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah variabel atau aspek self esteem yang ketiga, yaitu perasaan dalam kaitannya dengan orang lain
sebesar 0,513. Kemudian diikuti oleh variabel atau aspek self esteem yang kedua, yaitu perasaan tentang hidup dengan nilai sebesar 0,472, dan yang terakhir adalah
variabel atau aspek self esteem yang pertama, yaitu perasaan mengenai diri sendiri dengan nilai sebesar 0,389. Maka, variabel yang pertama kali dimasukkan dalam uji
regresi adalah variabel atau aspek self esteem yang ketiga karena memiliki nilai korelasi yang paling tinggi dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Dari hasil uji regresi dengan menggunakan SPSS 11.5, diperoleh R
2
dari kontribusi aspek self esteem ketiga, yaitu perasaan dalam kaitannya dengan orang lain
sebesar 0,263. Hal ini berarti 26,3 dari bervariasinya intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila berkenaan dengan aspek perasaan dalam kaitannya dengan orang
lain. Kemudian, peneliti memasukkan variabel atau aspek kedua dalam perhitungan, dengan hasil R
2
sebesar 0,280. Hal ini berarti intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila mendapat kontribusi dari aspek kedua, yaitu perasaan tentang hidup
sebesar 28,0 - 26,3 = 1,7.
Kemudian, peneliti menambahkan lagi variabel atau aspek pertama dengan menggunakan perangkat yang sama seperti sebelumnya. Dari hasil uji regresi tersebut
diperoleh R
2
sebesar 0,283 yang berarti bahwa 28,3 dari intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dipengaruhi oleh aspek perasaan dalam kaitannya dengan
orang lain, perasaan tentang hidup dan perasaan mengenai diri sendiri. Sehingga perasaan mengenai diri sendiri hanya memberikan kontribusi sebesar 28,3 - 28,0
= 0,3 terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Berikut gambaran R
2
dan tingkat signifikansinya dijelaskan dalam tabel 4.16
Tabel 4.16 Proporsi varian oleh masing-masing aspek
self esteem pada intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila
IV R2
R2 change F hitung
F tabel Signifikansi
X
1
0,263 0,263 14,251
4,08 Sangat
signifikan X
12
0,280 0,017 0,92 4,08 Tidak
signifikan X
123
0,283 0,003 0,158 4,08 Tidak signifikan
Total 0,283
Keterangan: X
1
= perasaan dalam kaitannya dengan orang lain X
12
= perasaan dalam kaitannya dengan orang lain, perasaan tentang hidup X
123
= perasaan dalam kaitannya dengan orang lain, perasaan tentang hidup, dan perasaan mengenai diri sendiri.
r
2
k 1-r
2
n-k-1 Signifikansi sumbangan tiap varibel pada tabel 4.17 diperoleh dari F
hitung
dibandingkan dengan F
tabel
. Untuk memperoleh F
hitung
, digunakan rumus sebagai berikut:
F =
Jika F
hitung
F
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel-variabel tersebut terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita
tuna susila.
Kemudian peneliti melihat koefisien regresi masing-masing variabel dari output SPSS 11.5, seperti tabel 4.17 di bawah ini:
Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.067 1.824
.585 .562
ASPEK3 .105
.077 .321
1.362 .181
ASPEK2 .067
.071 .195
.938 .354
ASPEK1 .025
.068 .068
.369 .714
a Dependent Variable: INTENSI
Selanjutnya berdasarkan hasil output maka dapat dilihat kontribusi masing-masing aspek self esteem terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dengan
penjabaran sebagai berikut: 1.
Aspek perasaan dalam kaitannya dengan orang lain dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila diperoleh nilai R
2
change sebesar 0,263, yang berarti bahwa aspek perasaan dalam kaitannya dengan orang lain
memiliki kontribusi yang paling besar dalam mempengaruhi intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Selain itu, untuk koefisien regresi
diperoleh nilai sebesar 0,105, yang berarti bahwa perasaan dalam kaitannya dengan orang lain secara positif mempengaruhi intensi untuk berhenti menjadi
wanita tuna susila, dengan kriteria signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi perasaan dalam kaitannya dengan orang lain, maka intensi
untuk berhenti menjadi wanita tuna susila juga semakin tinggi. 2.
Aspek perasaan tentang hidup dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila diperoleh nilai R
2
change sebesar 0,017, yang berarti bahwa
perasaan tentang hidup memberikan kontribusi 1,7 dalam mempengaruhi intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Sedangkan koefisien
regresinya diperoleh nilai sebesar 0,067, maka perasaan tentang hidup secara positif mempengaruhi intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila,
dengan kriteria tidak signifikan. 3.
Aspek perasaan mengenai diri sendiri dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila diperoleh nilai R
2
change sebesar 0,003, yang berarti bahwa perasaan mengenai diri sendiri hanya memberikan kontribusi 0,3
dalam mempengaruhi intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Adapun koefisien regresinya sebesar 0,025, yang berarti bahwa perasaan
mengenai diri sendiri secara positif mempengaruhi intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, dengan kriteria tidak signifikan.
4. Sedangkan interaksi antara ketiga aspek self esteem terhadap intensi untuk
berhenti menjadi wanita tuna susila dihitung dengan menggunakan SPSS 11.5. Berikut ini tabelnya:
Tabel 4.18
Model Summary
Model R
R Square
Adjusted R
Square Std.
Error of the
Estimate Change Statistics
R Square
Change F
Change df1
df2 Sig. F
Change 1
.532a .283
.226 1.237
.283 5.000
3 38
.005 a Predictors: Constant, ASPEK1, ASPEK2, ASPEK3
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai F 0,005 0,05, yang berarti bahwa interaksi perasaan mengenai diri sendiri, perasaan tentang hidup, dan perasaan dalam
kaitannya dengan orang lain berpengaruh secara signifikan terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Dengan R
2
sebesar 0,283, yang berarti bahwa interaksi dari ketiga aspek atau variabel tersebut memberikan kontribusi 28,3
terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa variabel atau aspek yang memiliki kontribusi paling besar dan paling signifikan dalam mempengaruhi intensi
untuk berhenti menjadi wanita tuna susila adalah perasaan dalam kaitannya dengan orang lain.
Dari hasil analisis regresi tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y’ = 1,067 + 0,105X
1
+ 0,067X
2
+ 0,025X
3
Keterangan: X
1
: perasaan dalam kaitannya dengan orang lain X
2
: perasaan tentang hidup X
3
: perasaan mengenai diri sendiri Dengan model persamaan ini, dapat diperkirakan intensi untuk berhenti
menjadi wanita tuna susila dengan aspek self esteem, yaitu perasaan dalam kaitannya dengan orang lain, perasaan tentang hidup, dan perasaan mengenai diri sendiri. Nilai
koefisien positif menunjukkan hubungan positif, dimana variabel intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila akan naik sebesar 1,067 dengan perasaan dalam
kaitannya dengan orang lain. Demikian pula, intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila akan meningkat sebesar 0,067 dengan perasaan tentang hidup, dan juga
akan meningkatkan sebesar 0,025 dengan perasaan mengenai diri sendiri.
Selanjutnya, peneliti menguji aspek-aspek religiusitas terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila sehingga dapat diketahui aspek religiusitas yang
paling berkontribusi terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Berikut ini hasil uji korelasi dengan menggunakan SPSS 11.5.
Tabel 4.19
Correlations
INTENSI DSE
VALUE BELIE
F FORG
IVEN PRP
RC COMITME
N Pearson
Correlati on
INTENSI 1.000
.374 .432
.538 .169
.240 .234
.498 DSE
.374 1.00
.652 .604
.047 .229
.297 .394
VALUE .432
.652 1.000
.640 .156
.343 .508
.455 BELIEF
.538 .604
.640 1.000
-.126 .177
.155 .398
FORGIV EN
.169 .047
.156 -.126
1.000 .268
.493 .396
PRP .240
.229 .343
.177 .268
1.000 .332
.306 RC
.234 .297
.508 .155
.493 .332
1.00 .442
COMIT MEN
.498 .394
.455 .398
.396 .306
.442 1.000
Sig. 1- tailed
INTENSI .
.007 .002
.000 .143
.063 .068
.000 DSE
.007 .
.000 .000
.383 .072
.028 .005
VALUE .002
.000 .
.000 .162
.013 .000
.001 BELIEF
.000 .000
.000 .
.213 .131
.163 .005
FORGIV EN
.143 .383
.162 .213
. .043
.000 .005
PRP .063
.072 .013
.131 .043
. .016
.024 RC
.068 .028
.000 .163
.000 .016
. .002
COMIT MEN
.000 .005
.001 .005
.005 .024
.002 .
N INTENSI
42 42
42 42
42 42
42 42
DSE 42
42 42
42 42
42 42
42 VALUE
42 42
42 42
42 42
42 42
BELIEF 42
42 42
42 42
42 42
42 FORGIV
EN 42
42 42
42 42
42 42
42 PRP
42 42
42 42
42 42
42 42
RC 42
42 42
42 42
42 42
42 COMIT
MEN 42
42 42
42 42
42 42
42
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah variabel atau aspek belief, dengan nilai sebesar 0,538. Maka, variabel ini yang pertama kali
dimasukkan dalam uji regresi kedua karena memiliki nilai korelasi yang paling tinggi dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Dari hasil uji regresi dengan menggunakan SPSS 11.5, diperoleh R
2
dari kontribusi aspek belief sebesar 0,290. Hal ini berarti 29,0 dari bervariasinya intensi
untuk berhenti menjadi wanita tuna susila berkenaan dengan aspek belief. Kemudian, peneliti memasukkan variabel atau aspek commitment, dengan hasil R
2
sebesar 0,385. Hal ini berarti 38,5 dari intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dapat
diprediksi oleh belief dan commitment sehingga intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila mendapat kontribusi dari aspek commitment sebesar 38,5 - 29,0 =
9,5.
Kemudian, peneliti menambahkan lagi variabel atau aspek value dengan menggunakan perangkat yang sama seperti sebelumnya. Dari hasil uji regresi tersebut
diperoleh R
2
sebesar 0,386 yang berarti bahwa 38,6 dari intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dipengaruhi oleh aspek belief, commitment, dan value.
Sehingga aspek value hanya memberikan kontribusi sebesar 38,6 - 38,5 = 0,1 terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Peneliti menambahkan lagi aspek daily spiritual experience dalam perhitungan regresi dan diperoleh R
2
sebesar 0,386 yang berarti bahwa aspek daily spiritual experience
tidak memberikan kontribusi terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila karena tidak ada penambahan nilai R
2
. Lalu, peneliti memasukkan lagi aspek private religious practice dan diperoleh R
2
sebesar 0,390 yang berarti bahwa 39 dari intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila
dipengaruhi oleh belief, commitment, value, daily spiritual experience, dan private religious practice
sehingga aspek private religious practice memberikan sumbangsih sebesar 39,0 - 38,6 = 0,4.
Setelah itu, penelitian menambahkan aspek religious coping dan diperoleh nilai R
2
sebesar 0,390 yang berarti bahwa tidak ada penambahan R
2
sehingga religious coping
tidak memberikan kontribusi terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Kemudian, peneliti memasukkan lagi variabel atau aspek
forgiveness dan diperoleh nilai R
2
sebesar 0,398 atau 39,8 dari intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dipengaruhi oleh belief, commitment, value, daily
spiritual experience, private religious practice, religious coping, dan forgiveness,
sehingga forgiveness memberikan sumbangsih sebesar 39,8 - 39,0 = 0,8. Dari uraian di atas, maka dapat dilihat bahwa aspek belief 29 yang memiliki kontribusi
yang paling besar dan signifikan terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Lalu secara berurutan diikuti oleh aspek commitment 9,5, forgiveness
0,8, private religious practice 0,4, value 0,1, daily spiritual experience 0 dan religious coping 0.
Selanjutnya, peneliti melihat interaksi antara ketujuh aspek religiusitas terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dihitung dengan
menggunakan SPSS 11.5. Berikut ini tabelnya:
Tabel 4.20
Model Summary
Mod el
R R
Square Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics R
Square Change
F Change
df1 df2
Sig. F Change
1 .631a
.398 .275
1.198 .398
3.218 7
34 .010
a Predictors: Constant, FORGIVEN, DSE, PRP, COMITMEN, RC, BELIEF, VALUE
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai F 0,010 0,05, yang berarti bahwa interaksi belief, commitmen, value, daily spiritual experience, private religious practice,
religious coping dan forgiveness berpengaruh secara signifikan terhadap intensi
untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Dengan R
2
sebesar 0,398, yang berarti bahwa interaksi dari ketujuh aspek atau variabel tersebut memberikan kontribusi
39,8 terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
4.5 Analisis Tambahan