59
modus 74,87, sekweness -0,72 dan kurtosis 0,39. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh ialah 69,19 jumlah ini masih kurang karena belum
mencapai indikator yang ditentukan yaitu rata-rata kelas memperoleh nilai minimal 70. Adapun nilai tes kemampuan menentukan luas
bangun datar tak beraturan siklus I dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 281.
Pada siklus I siswa telah dapat memahami soal yang disajikan, hal ini terlihat pada penerapan pendekatan yang dipilih
untuk menyelesaikan luas bangun datar tak beraturan menggunakan konsep luas bangun datar beraturan. Dalam menyelesaikan soal luas
bangun datar beraturan siswa siswa melakukan identifikasi terhadap masalah yang disajikan. Dalam hal ini siswa memilih pendekatan yang
akan digunakan dalam menyelesaiakan permasalahan. Siswa menentukan bangun datar yang akan digunakan yaitu dari ukuran
yang akan digunakan. Pada siklus I siswa mengggunakan konsep luas persegi panjang, persegi, segitiga, dan
jajargenjang untuk menyeleaiakan luas bangun datar beraturan. Ukuran yang digunakan
beragam antara lain: 1. Persegi panjang dengan ukuran 1 cm
× 0,5 cm, 2 cm × 0,5 cm. 2. Persegi dengan ukuran 0,5 cm
× 0,5 cm, 1 cm × 1 cm, dan 2 cm × 2 cm.
3. Segitiga siku-siku dengan ukuran 1 cm × 0,5 cm, 1 cm × 1 cm, 2
cm × 1 cm dan segitiga sama kaki dengan ukuran 1 cm × 0,5 cm, 1
cm × 1 cm.
4. Jajar genjang dengan ukuran 2 cm × 1 cm dan 1 cm × 0,5 cm.
Setelah siswa menentukan bentuk bangun datar yang digunakan siswa menggambar bangun datar tersebut pada bangun
datar tak beraturan dan menghitung bangun datar yang terdapat di dalam bangun datar tak beraturan. Setelah itu, siswa menentukan luas
bangun datar tersebut kedalam satuan baku. Pada siklus I ternyata
60
siswa mentranslasi jawaban tersebut kedalam satuan ukuran luas baku sehingga jawaban yang di peroleh bukan dalam satuan baku cm
2
. Pada siklus I siswa telah dapat menyelesaiakan luas bangun
datar tak beraturan walaupun siswa belum dapat mentranlasi solusi masalah yang disajikan dalam satuan luas yang baku. Hal ini karena
definisi awal yang belum dilakukan oleh siswa terhadap permasalah yang disajikan. Ini menunjukan perlu dilakukan perbaikan pada siklus
II agar kemampuan menentukan luas bangun datar tak beraturan siswa meningkat.
d. Analisis Hasil Respon Siswa terhadap Pendekatan Open Ended
Siklus I
Selain data yang diperoleh dari hasil tes, lembar observasi penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan
oleh peneliti terhadap tiga orang siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhapadap penerapan pendekatan open
ended. Wawancara dilakukan pada setiap akhir siklus pembelajaran. Hasil wawancara terhadap 3 siswa yang telah ditentukan setelah
tindakan dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 257 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
terhadap tiga orang siswa dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan open
ended menyenangkan karena siswa dapat mengekplorasi sendiri apa yang dipikirkanya dalam jawaban namun tetap sesuai dengan konsep
yang yang dibahas. Selain itu proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open ended memberikan kesempatan
kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran tidak terpaku pada guru sebagai satu-satunya sumber
informasi dalam proses pembelajaran. Selain itu penyelesaian yang beragam yang dihasilkan oleh setiap siswa dapat memberikan ruang
61
kepada siswa untuk berfikir secara orisinil sesuai kemampuan mereka masing-masing.
e. Analisis Jurnal harian
Selain lembar observasi peneliti menggunakan lembar jurnal harian untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan
pendekatan open ended. Lembar jurnal harian diberikan pada setiap akhir pertemuan kepada setiap siswa. Berikut ini hasil yang diperoleh
selama siklus I ditunjukan pada tabel berikut ini: Tabel 4.4
Tanggapan Siswa Terhadap Tindakan Pembelajaran Siklus I
Tanggapan P1
P2 P3
P4
Positif
1 Saya lebih mengerti belajar seperti ini.
2 9
9 5
2 Saya senang belajar seperti ini karena
lebih menarik. 16
5 10
12 3 Saya menjadi lebih semangat dengan
belajar seperti ini karena lebih seru. -
6 -
4
Jumlah 18
20 19
21 Persentase
5 8
,0 4
6 4
,5 2
6 1
,2 9
6 7
,7 4
Rata-rata Persentase Tanggapan Positif 62,90
Negatif
1 Saya pusing, susah belajar seperti ini
kurang menyenangkan. 9
7 3
1 2
Saya menjadi
bingung dengan
pembelajaran seperti ini. -
- 7
1 3
Belajar seperti ini biasa saja kurang menarik.
4 4
2 8
Jumlah 13
11 12
10 Persentase
4 1
,9 3
3 5
,4 8
3 8
,7 1
3 2
,2 5
Rata-rata Persentase Tanggapan Negatif 37,09
62
Keterangan : P1, P2, P3, P4 = Pertemuan 1, Pertemuan 2, Pertemuan 3, Pertemuan 4
Dari tabel diatas rata-rata persentase tanggapan siswa selama siklus I diubah dalam diagram lingkaran berikut ini:
Gambar 4.11 Rata-rata Persentase Jurnal Harian Siswa pada Tindakan Pembelajaran
Siklus I
Berdasarkan tabel dan diagram diatas menunjukan bahwa dalam siklus I yang dilakukan dalam empat kali pertemuan diperoleh tanggapan
positif yang diberikan sebanyak 78 tanggapan atau rata-rata persentasenya 62,90 dan tanggapan negatif sebanyak 46 tanggapan atau
Tanggapan positif 46 Tanggapan
37,09.
Tanggapan Positif 78 Tanggapan
62,90
Tanggapan Negati
63
rata-rata persentasenya ialah 37,09. Jumlah ini masih kurang karena belum mencapai indikator yang ditentukan yaitu memperoleh rata-rata
tanggapan positif siswa diatas 70. Hal ini berarti respon positif siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open ended
masih kurang. Ini menunjukan bahwa siswa masih perlu arahan agar respon siswa meningkat terhadap proses pembelajaran menggunakan
pendekatan open ended sehingga kemampuan menyelasaikan soal luas bangun datar tak beraturan siswa meningkat.
f. Refleksi
Setelah peneliti melakukan proses pembelajaran menggunakan pendekatan open ended maka berdasarkan hasil tes siklus I, diperoleh Nilai
rata-rata kelas tes menentukan luas bangun datar beraturan yang diperoleh ialah 68,55 jumlah ini masih kurang karena belum mencapai indikator
yang ditentukan yaitu rata-rata kelas minimal 70. Sedangkan nilai rata-rata kelas tes kemampuan menentukan luas bangun datar tak beraturan yang
diperoleh ialah 69,19 Jumlah ini masih kurang karena belum mencapai indikator yang ditentukan yaitu rata-rata kelas minimal 70. Tahap ini
dilakukan sebagai bahan perbaikan terhadap proses pembelajaran menggunakan pendekatan open ended pada siklus ke II. Sehingga hasil
yang diperoleh meningkat dari siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis diatas ada beberapa faktor yang masih
perlu diperbaiki dalam pembelajaran antara lain: