33 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio memiliki
pengaruh yang paling signifikan dibandingkan faktor lainnya.
B. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas.
Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun,
seperti saham dan obligasi. Tandelilin, 2001:13 Dengan demikian, pasar modal disatu pihak merupakan salah satu alternatif pembelanjaan bagi masyarakat
individu ataupun lembaga yang mempunyai kelebihan dana. Di Indonesia, pengertian pasar modal adalah sebagaimana tertuang
didalam Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yaitu pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka
C. Saham
1. Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu
perusahaan Anoraga, 2006:58. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
34 menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham
biasa common stock dan saham preferen prefered stock Anoraga, 2006:54. Saham biasa common stock adalah saham yang menempatkan
pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi. Sedangkan, saham preferen prefered stock adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan yang tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor Darmadji, 2006:7.
Dari kedua jenis saham tersebut, saham biasa common stock yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal.
2. Manfaat Kepemilikan Saham
Investor yang melakukan pembelian saham, otomatis akan memiliki hak kepemilikan di dalam perusahaan yang menerbitkannya. Banyak
sedikitnya jumlah saham yang dibeli akan menentukan persentase kepemilikan dari investor tersebut. Semakin besar jumlah saham yang
dimiliki investor maka semakin besar juga haknya atas perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Secara umum, ada dua manfaat yang bisa diperoleh pembeli saham yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non ekonomis Anoraga, 2006:60.
Universitas Sumatera Utara
35 a.
Manfaat ekonomis meliputi : 1
Dividen Dividen dividend adalah pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai
cash dividend , yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan
dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk
setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham stock
dividend , yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan
dividen dalam bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah dengan adanya pembagian
dividen saham tersebut Darmadji, 2006:12. 2
Capital Gain Capital gain
adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih
tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah Anoraga, 2006:60.
b. Manfaat Non-ekonomis
Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh oleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
RUPS untuk menentukan jalannya perusahaan. Semakin besar
Universitas Sumatera Utara
36 jumlah saham yang dimiliki oleh investor, maka semakin besar pula
hak suaranya dalam RUPS.
3. Analisis dan Penilaian Saham
Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik Intrinsic Value
suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham tersebut pada saat ini Current Market Price. Nilai intrinsik
NI suatu saham menunjukkan Present Value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Apabila NI harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
Undervalued harganya terlalu rendah, dan karenanya layak dibeli
atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki. 2.
Apabila NI harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Overvalued
harganya terlalu mahal dan karenanya layak dijual. 3.
Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan
atau yang diamati menjadi dasar perkiraan harga saham Husnan, 2001:269. Variabel-variabel ekonomi tersebut misalnya: laba dan dividen
yang dibagikan. Seorang investor sebelum mengambil keputusan untuk membeli saham, biasanya akan menganilisis terlebih dahulu untuk
menentukan saham mana yang memberikan keuntungan paling optimal.
Universitas Sumatera Utara
37 Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal
dan analisis fundamental. Pada analisis teknikal harga saham ditentukan berdasarkan catatan harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam
analisis fundamental harga saham ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya, seperi laba dan dividen.
a. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan metodologi dari perkiraan pergerakan harga saham, baik sebagai saham individu atau pasar secara
keseluruhan. Inti pemikiran dari teknik analisis ini adalah bahwa nilai dari sebuah saham merupakan hasil dari adanya penawaran dan
permintaan yang terjadi. Metode ini mengamati dan mempelajari perubahan-perubahan harga saham di masa lalu dengan menggunakan
analisis grafis untuk menetapkan estimasi harga saham. Analisis grafis ini kemudian dipelajari untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
suatu pengulangan fluktuasi dan arah trend harga. Prediksi ini dimungkinkan karena konsep pendekatan teknikal beranggapan bahwa
pola pergerakan saham yang terjadi saat ini dan di masa yang lalu cenderung akan terulang di masa yang akan datang. Kelemahan utama
yang dimiliki oleh analisis ini adalah tidak dimasukkannya variabel ekonomi yang terkait dengan perusahaan atau pasar pada umumnya,
sehingga faktor-faktor penyebab kondisi penawaran dan permintaan menjadi tidak begitu berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
38
b. Analisis Fundamental
Analisis fundamental mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah makhluk rasional, oleh sebab itu analisis fundamental mencoba
mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan. Hal ini disebabkan karena nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak
hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.
Analisis fundamental mencoba untukmemperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan:1 mengestimasi nilai faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan 2 menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental memiliki dua model penilaian saham yang
sering digunakan para analisis sekuritas Jogiyanto, 2003:89 yaitu : 1 Pendekatan Nilai Sekarang Present Value Approach
Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba capitalization of income method karena melibatkan
proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang. Jika investor percaya bahwa nilai dari
perusahaan tergantung dari prospek perusahaan tersebut di masa mendatang dan prospek ini merupakan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan aliran kas di masa depan, maka nilai perusahaan tersebut dapat ditentukan dengan mendiskontokan nilai-nilai arus kas
Universitas Sumatera Utara
39 cash flow di masa depan menjadi nilai sekarang sebagai berikut:
Jogiyanto, 2003:89: P
=
∑
∞ =
+
1
1
t t
k Kas
Arus
Dimana: P
= nilai sekarang dari perusahaan value of the firm t = periode waktu ke-t dari t=1 sampai dengan
∞. k = suku bunga diskonto discount rate atau tingkat pengembalian
yang diinginkan required rate of return. 2 Pendekatan Price Earning Ratio PE Ratio Approach
Salah satu pendekatan yang populer yang menggunakan nilai earnings
untuk mengestimasi nilai instrinsik adalah pendekatan Price Earning Ratio
PER atau disebut juga dengan pendekatan earnings multiplier
. Price Earning Ratio PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Rasio ini menunjukkan berapa
besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings
. Jogiyanto 2003:105.
D. Price Earning Ratio PER
Price Earning Ratio PER merupakan salah satu pendekatan yang sering
digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham. Pendekatan ini mendasarkan atas ratio antara harga per lembar saham yang berlaku di pasar
modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
40 Price Earning Ratio
suatu saham merupakan harga pasar per lembar saham dibagi dengan Earning per Share.
Secara matematis, rumus dihitung sebagai berikut Van Horne dan Wachowicz, 2007:300 :
Price Earning Ratio =
Share per
Earning saham
lembar per
pasar Harga
Brigham dan Houston 2006:110 menyatakan bahwa Price Earning Ratio menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang dikeluarkan oleh para investor
untuk membayar setiap satuan laba yang dilaporkan. Price Earning Ratio dihitung dalam satuan kali.
Price Earning Ratio dihitung dengan rumus:
Price Earning Ratio =
saham lembar
per Laba
saham lembar
per Harga
Penilaian saham dengan Price Earning Ratio berusaha membuat analisis harga saham dengan memperhatikan kinerja keuangan perusahaan yang diambil
dari komponen-komponen laporan keuangan yang mempengaruhi harga saham. Dari perhitungan ini, investor dapat mengetahui nilai instrinsik perusahaan
sehingga dapat mengambil keputusan investasi secara lebih strategis apakah menjual, membeli, atau mempertahankan saham tertentu untuk mendapatkan
keuntungan. Price Earning Ratio akan lebih tinggi pada perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang kuat, jika hal-hal lain dianggap
konstan, tetapi Price Earning Ratio akan lebih rendah pada perusahaan- perusahaan yang lebih beresiko.
Universitas Sumatera Utara
41
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio