Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji - F Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji - t

81 5. Variabel ROE bernilai -0,312. Hal ini menyatakan bahwa setiap kali terjadi kenaikan 1 satuan ROE, maka akan mendorong penurunan PER sebesar 0,312 satuan. Dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol.

C. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji - F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah: H : b i = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari Dividend Payout Ratio, Earning Growth, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity terhadap Price Earning Ratio. H 1 : minimal satu dari ≠ i b , artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari Dividend Payout Ratio, Earning Growth, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity terhadap Price Earning Ratio. Dengan menggunakan tingkat signifikan α = 5, jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya nilai Fhitung Ftabel maka 1 H diterima, artinya ada pengaruh signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Universitas Sumatera Utara 82 Tabel 4.9 Uji - F ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.236 4 .309 5.382 .001a Residual 2.698 47 .057 Total 3.934 51 a Predictors: Constant, LogROE, EG, LogDER, LogDPR b Dependent Variable: LogPER Sumber: Hasil olahan SPSS Berdasarkan hasil SPSS pada Tabel 4.9 diperoleh nilai Sig. F sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05, dan nilai Fhitung sebesar 5,382 yang lebih besar dari Ftabel yang hanya 2,81, mengindikasikan bahwa H ditolak dan 1 H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Dividend Payout Ratio , Earning Growth, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio .

2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji - t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas secara individual parsial terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah: H : b i = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari Dividend Payout Ratio, Earning Growth, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity terhadap Price Earning Ratio. Universitas Sumatera Utara 83 H 1 : ≠ i b , artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari Dividend Payout Ratio , Earning Growth, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity terhadap Price Earning Ratio. Dengan menggunakan tingkat signifikan α = 5, jika nilai sig. t 0,05 maka H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya nilai sig. t 0,05 maka 1 H diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Tabel 4.10 Uji - t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 Constant .857 .075 11.362 .000 LogDPR .016 .097 .020 .162 .872 EG .037 .038 .121 .980 .332 LogDER .094 .052 .224 1.827 .074 LogROE -.312 .079 -.481 -3.947 .000 a Dependent Variable: LogPER Sumber: Hasil olahan SPSS Pada tabel 4.10 dapat dilihat hasil uji signifikansi parsial masing- masing variabel sebagai berikut: 1. Variabel Dividend Payout Ratio mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Price Earning Ratio karena tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,872 0,8720,05 dan nilai t hitung 0,162 t tabel 2,01. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh dari Dividend Payout Ratio terhadap Price Earning Ratio. Hasil penelitian ini mendukung teori Miller dan Modigliani MM Universitas Sumatera Utara 84 mengenai ketidakrelevanan dividen yang menyatakan bahwa, berdasarkan keputusan investasi perusahaan, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan menghasilkan laba dari aset-aset perusahaan atau kebijakan investasinya, dan tidak dipengaruhi oleh rasio pembayaran dividen. Selama periode pengamatan, peningkatan Dividend Payout Ratio tidak terlalu besar, oleh karena itu diduga investor tidak berharap banyak pada dividen, tetapi dimungkinkan lebih memperhatikan harga saham yaitu dengan mengamati perubahan harga saham di waktu yang lalu daripada memperhatikan faktor fundamental Dividend Payout Ratio. Hasil penelitian ini tidak searah dengan hasil penelitian Parwati 2005 dan Kholid 2006. 2. Variabel Earning Growth mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Price Earning Ratio karena tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,332 0,3320,05 dan nilai t hitung 0,980 t tabel 2,01. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh Earning Growth terhadap Price Earning Ratio . Hal ini terjadi karena peningkatan pertumbuhan laba Earning Growth setiap tahunnya tidak terlalu besar, sehingga investor dalam mempertimbangkan keputusan investasi baik membeli maupun menjual saham-saham perusahaan yang tergabung dalam LQ45 tidak didasarkan pada variabel Earning Growth. Oleh karena itu diduga investor tidak berharap banyak pada pertumbuhan laba yang cukup tinggi, tetapi dimungkinkan lebih memperhatikan harga saham Universitas Sumatera Utara 85 yaitu dengan mengamati perubahan harga saham di waktu yang lalu daripada memperhatikan faktor fundamental pertumbuhan laba Earning Growth. Hasil penelitian ini tidak searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Husnan 2001, Whitbeck-Kisor 1963 dalam Elton, et al 2003, Jones 2004 yang menyatakan bahwa Earning Growth memiliki hubungan yang signifikan terhadap Price Earning Ratio. 3. Variabel Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Price Earning Ratio karena tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,074 0,0740,05 dan nilai t hitung 1,827 t tabel 2,01. Hasil penelitian ini mendukung teori Modigliani-Miller 1958, dimana nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya, apakah pendanaan usahanya berasal dari modal atau hutang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa banyaknya penggunaan hutang oleh perusahaan tidak merupakan informasi bagi investor untuk membeli ataupun menjual saham-saham perusahaan yang tergabung dalam LQ45. Hal ini mengindikasikan bahwa investor lebih memperhatikan harga saham yaitu dengan mengamati perubahan harga saham di waktu yang lalu daripada memperhatikan faktor fundamental Debt to Equity Ratio. Hasil penelitian ini juga searah dengan hasil penelitian Kholid 2006. Universitas Sumatera Utara 86 4. Variabel Return on Equity mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Price Earning Ratio karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 0,0000,05 dan nilai t hitung 3,974 t tabel 2,01. Dari model regresi diperoleh hasil koefisien regresi sebesar - 0,312. Artinya setiap kali terjadi kenaikan 1 satuan Return on Equity akan mendorong penurunan Price Earning Ratio sebesar 0,312. Penggunaan modal sendiri yang semakin kecil akan meningkatkan nilai Return on Equity, yang berarti penggunaan hutang dalam perusahaan menggunakan porsi yang besar. Hal ini akan berdampak pada keputusan investor dalam membeli ataupun menjual saham di pasar modal. Adanya Return on Equity yang semakin besar mengindikasikan penggunaan hutang perusahaan yang semakin besar, sehingga membawa dampak negatif bagi investor. Hal ini menyebabkan permintaan investor terhadap saham tersebut akan rendah, sehingga akan menyebabkan Price Earning Ratio-nya rendah. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang dikemukakan oleh Bodie 2006 yang menyatakan bahwa proyek- proyek dengan Return on Equity yang tinggi akan memberikan peluang pertumbuhan yang baik bagi perusahaan. Ketika perusahaan mempunyai peluang investasi yang baik, maka pasar akan menghargainya dengan Price Earning Ratio yang lebih tinggi jika perusahaan mengeksploitasi peluang tersebut secara lebih agresif dengan memasukkan kembali laba dengan tingkat lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara 87 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Perwira 2005 dan Kusumaputera 2006.

3. Pengujian R