Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi

72 Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 52 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 11.06743893 Most Extreme Differences Absolute .131 Positive .131 Negative -.081 Kolmogorov-Smirnov Z .942 Asymp. Sig. 2-tailed .337 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber: Hasil olahan SPSS Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa nilai Asymp. Sig 2-tailed adalah 0,337, dan di atas nilai signifikan α = 0,05. Hal ini berarti variabel residual berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linear di antara variabel bebas dalam model regresi. Gejala multikolinearitas dapat dideteksi atau dilihat dari nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor VIF. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 73 Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Coefficientsa a Dependent Variable: PER Sumber: Hasil olahan SPSS Hasil perhitungan nilai tolerance pada Tabel 4.3 menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 Tolerance 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 VIF 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya periode t-1. Dalam penelitian ini, gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan Durbin-Watson Test . Kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi ditunjukkan pada tabel 4.4. Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 25.502 3.717 6.862 .000 DPR -.496 .504 -.133 -.984 .330 .950 1.052 EG -.502 1.821 -.037 -.276 .784 .953 1.050 DER -.471 .462 -.140 -1.019 .313 .921 1.086 ROE -29.566 9.690 -.414 -3.051 .004 .941 1.062 Universitas Sumatera Utara 74 Tabel 4.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak dl d Tidak ada autokorelasi positif No decision du d dl ≤ ≤ Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 4 − d dl Tidak ada korelasi negatif No decision dl d du − ≤ ≤ − 4 4 Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tidak ditolak du d du − 4 Sumber : Ghozali 2005:96 Keterangan: dl = Batas bawah du = Batas atas Menurut Ghozali 2005:96 kriteria yang menunjukkan tidak terjadi autokorelasi adalah sebagai berikut: n = jumlah sampel = 52 k = jumlah variabel bebas = 4 Pada tingkat signifikansi 05 , = α diperoleh du = 1,537 dan dl = 1,206. du d du − 4 = 1,5371,9752,463 memenuhi kriteria, tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tabel 4.5 Tabel Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .429a .184 .115 11.52878 1.975 a Predictors: Constant, ROE, DPR, EG, DER b Dependent Variable: PER Sumber: Hasil olahan SPSS Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,975 dan terletak pada du d du − 4 yaitu 1,5371,9752,463. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan sudah Universitas Sumatera Utara 75 bebas dari masalah autokorelasi, baik korelasi positif maupun korelasi negatif. Nilai Adjusted R Square pada Tabel 4.5 menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilai Adjusted R Square maka akan semakin baik bagi model regresi karena menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar. Adjusted R Square pada model adalah bernilai 0,115 berarti pengaruh DPR, EG, DER, dan ROE terhadap Price Earning Ratio adalah 11,5 saja, sedangkan 88,5 lainnya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam model, yaitu rasio-rasio kinerja keuangan lainnya dan variabel-variabel eksternal berupa inflasi, suku bunga, dan nilai tukar.

d. Uji Heterokedastisitas