Walaupun tidak berlaku secara umum, kebiasaan jajan anak salah satunya dikarenakan anak mendapatkan uang saku dari orang tua.
Jika anak terbiasa mendapat uang jajan yang berlebihan dapat memberikan dampak negatif pada anak. Anak cenderung menjadi pemboros dan membuka
peluang untuk mengerjakan hal-hal yang tidak bermanfaat. Dan kebutuhan yang diberikan kepada anak juga harus sesuai dengan kemampuan orang tua. Jadi
mencukupi kebutuhan anak tidak harus dengan makanan yang mahal-mahal, tetapi dengan makanan yang gizinya baik, bersih, terjangkau dan disukai anak Agusri,
2001.
c. Media Massa
Media massa sangat berperan dalam menampilkan produk-produk makanan yang banyak beredar di pasaran terutama makanan jajanan. Banyaknya makanan yang
kurang menampilkan perilaku dan pola makan yang benar dalam aspek gizi dan kesehatan akan memberikan dampak bagi anak-anak yang menontonnya, karena
mereka ingin mencoba makanan tersebut Suryati, 2005.
d. Biologis dan Lingkungan Anak
Kebiasaan jajan anak tidak terlepas dari kebutuhan biologis anak yang perlu dipenuhi. Dengan jajan berarti kebutuhan biologis anak terpenuhi, yaitu rasa lapar
atau haus yang disebabkan kegiatan fisik di sekolah yang memang membutuhkan tambahan energi. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya yang mempengaruhi
kebiasaan jajan anak adalah lingkungan, misalkan saja karena perasaan gengsi atau dorongan teman, maka mendorong anak tersebut untuk jajan sehingga memberikan
perasaan meningkat status atau gengsi. Jajan juga memberikan keasyikan tersendiri, makanan apapun jika dimakan beramai-ramai dengan teman akan terasa enak. Di
Universitas Sumatera Utara
sekolah, anak-anak menemukan makanan yang lain dari yang ada di rumah dan mendapatkan suasana yang lain dengan menikmati makanan jajanan. Jadi, dalam hal
ini anak ikut terbawa dengan temannya untuk membeli makanan jajanan Suryati, 2005.
2.2.4 Makanan Jajanan Anak yang Mengandung Pemanis Sintetis
Pemanis sintetis atau pemanis non kalori merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat meningkatkan rasa manis, sedangkan kalori yang
dihasilkannya jauh lebih rendah dari pada gula. Pemanis sintetik hanya terkandung 2 persen kandungan kalori gula, artinya kandungan kalorinya jauh lebih rendah dari
gula. Tingkat kemanisan pemanis sintetis berkisar 50 - 3.000 kali lebih manis dari gula. Beberapa jenis pemanis sintetik yang beredar di pasaran yaitu sakarin, aspartam
dan siklamat. Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Zat Pemanis Alami
Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buah buahan dan madu. Zat
pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengkonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan.
b. Zat Pemanis Sintetik
Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki
penyakit kencing manis diabetes melitus biasanya mengkonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium
siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis
Universitas Sumatera Utara
buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garam-garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan
kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10.
Walaupun pemanis buatan memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu menghindari konsumsi yang berlebihan karena dapat memberikan efek
samping bagi kesehatan. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada
bagian kandung kemih. Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik
senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker. Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada
pembentukan zat dalam sel. Siklamat adalah garam natrium dan kalsium siklamat yang mempunyai
kemanisan 30 kali lebih tinggi dari gula, siklamat sangat disukai rasanya yang murni tanpa ada cita rasa tambahan. Siklamat mampu memberikan kemanisan lebih tinggi
jika dicampur dengan sakarin, sekaligus menutupi rasa pahit dari sakarin. Sedangkan sakarin merupakan pemanis sintetik yang paling banyak digunakan dalam bahan
makanan. Perpaduan garan natrium dan kalium sakarin ini pada kosentrasi 10 persen dalam larutan mempunyai tingkat kemanisan 300 kali lebih tinggi dari pada gula,
namun sakarin mempunyai rasa tambahan sedikit pahit makanya sering ditambahkan dengan siklamat.
Aspartam pertama sekali ditemukan oleh James Schslatte pada tahun 1965 sebagai hasil percobaan yang gagal. Aspartam yang tingkat kemanisannya 200 kali
Universitas Sumatera Utara
dari gula tidak mempunyai rasa tambahan. Secara kimia asapartam merupakan campuran dua asam amino alami yaitu asam asapartam dan fenilalanin. Dari segi gizi
aspartam dapat diurai oleh tubuh menjadi kedua asam amino tersebut dan termaksud pemanis nurtritif, aspartam tidak tahan suhu tinggi dan aspartam sering dipakai pada
minuman, es krim dan yoghurt dan apabila di dicerna oleh tubuh aspartam akan menghasilkan asam aspartam dan fenilalanin Anonim, 2007.
Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM pemanis buatan pangan rendah kalori dan pangan tanpa penambahan gula. Sampel-sampel yang diteliti LKJ meliputi
produk jelly, permen, dan minuman. Ada 25 merek jelly, 16 merek minuman serbuk, dan delapan merek permen. Kelebihan zat pemanis ditemukan bukan hanya pada
merek-merek tak terkenal, tetapi juga brand-brand yang sering tampil di layar televisi. Beberapa produk, seperti Okky Jelly Drink, Okky Bolo Drink, Happydent White,
Yulie Jelly, Donna Jelly, Lotte Juicy Fresh, Vidoran Freshdrink, Naturade Gold, dan Mariteh Instant tidak mencantumkan batas maksimum penggunaan pemanis buatan
Aspartam. Riset European Ramazzini Foundation tahun 2008 membuktikan bahwa pemanis buatan Aspartam berisiko memicu kanker dan leukimia pada tikus percobaan
bahkan pada dosis pemberian Aspartam hanya 20mgkg BB Anonim, 2007. Secara anatomis tikus mirip dengan manusia apa yang terjadi tikus sangat
mungkin terjadi pula pada manusia, karena itu pencantuman komposisi pemanis pada produk amat penting, sebab ada Acceptable Daily Intake ADI atau batas jumlah
pemanis yang boleh dikonsumsi seseorang sepanjang hidup. Dari riset BPOM pada November-Desember 2002 sudah menunjukkan bahwa konsumsi Siklamat sudah
mencapai 240 persen ADI, sementara sakarin pemanis buatan pemicu kanker kemih sebanyak 12,2 persen nilai ADI Anonim, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Daftar Pemanis Buatan sintetis yang Diizinkan di Indonesia Nama
Pemanis Sintetis
ADI Jenis Bahan Makanan
Batas Maksimal Penggunaan
Aspartam 0-40 mg
Sakarin serta
garam Natrium
0-2,5 mg Makanan yang
berkalori
a. Permen karet
b. permen
c. saus
d. Es lilin
e. jam dan jeli
f. Minuman ringan
g. Minuman Yoghurt
h. Es krim dan
sejenisnya i.
Minuman ringan terfermentasi
a. 50mgkgsakarin
b. 100mgkgNa-sakarin
c. 300mgkgNa-sakarin
d. 300mgkgNa-sakarin
e. 200mgkgNa-sakarin
f. 300mgkgNa-sakarin
g. 300mgkgNa-sakarin
h. 200mgkgNa-sakarin
i. 50mgkgNa-sakarin
Siklamat serta
garam natrium
dan garam kalsium
Makanan berkalori rendah
a. Permen karet
b. b.Permen
c. Saus
d. Es krim dan
sejenisnya e.
Es lilin a. 500mgkg dihitung sebagai
asam siklamat b. 1gkg dihitung sebagai asam
siklamat c. 3grkg dihitung sebagai asam
siklamat d. 2grkgdihitung sebagai asam
siklamat e. 1grkg dihitung sebagai asam
siklamat. a.
Jam dan jeli b.
Minuman ringan c.
Minuman Yogyurt d.
Minuman ringan e.
terfermentasi a.
1grkg dihitung sebagai b.
asam siklamat c.
1grkg dihitung sebagai asam siklamat
d. 1grkg dihitung sebagai
e. asam siklamat
f. 1grkg dihitung sebagai
asam siklamat.
Sumber: Permenkes RI no. 208MenkesPerIV1985
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konsep Penelitian