Pertukaran pada akad perjanjian pembiayaan musyarakah

75

IV.2.2. Pertukaran pada akad perjanjian pembiayaan musyarakah

Musyarakah merupakan salah satu akad perjanjian di koperasi syari’ah yang mirip dengan mudharabah, hanya saja pada perjanjian musyarakah koperasi tidak sepenuhnya 100 memberikan modal kepada mitranya. Bisa saja koperasi hanya menanggung 70 modal yang dibutuhkan atau bisa kurang dari itu. Proses untuk melakukan pembiayaan pada akad musyarakah ini syaratnya sama dengan mudharabah, hanya saja pada perjanjian musyarakah ini koperasi tidak memberikan syarat yang ketat, karena setiap anggota koperasi bisa mengajukan permohonan kepada koperasi agar diberikan kesempatan untuk mengikuti akad perjanjian secara musyarakah. “untuk musyarakah kami tidak lagi menjadikan faktor kedekatan sebagai tolak ukurnya…..tapi tetap aja analisis usaha kami lakukan…dan yang paling penting pada akad ini ialah kedisiplinan anggot a tadi dalam bayar kewajibannya ke koperasi. Tentunya disamping usaha yang dijalankan ama mitra tadi punya prospek yang jelas ke depannya...” Suyadi Porsi bagi hasil pada perjanjian musyarakah ini tergantung dari besarnya modal yang diberikan koperasi kepada si mitra. Misalkan seorang mitra ingin menjalankan sebuah usaha yang membutuhkan modal sebesar Rp.1.000.000 namun modal yang dimiliki si mitra hanya sebesar Rp.300.000 artinya si mitra memiliki kekurangan modal usaha sebesar Rp.700.000.kekurangan modal inilah yang nantinya akan dipinjam ke koperasi dengan menggunakan akad musyarakah. Porsi bagi hasilnya adalah 30:70 30 untuk koperasi dan 70 untuk si mitra. Rasio 30:70 ini Universitas Sumatera Utara 76 tidak selamanya berlaku demikian, tergantung kepada seberapa besar modal yang disertakan oleh koperasi kepada si mitra. “Porsi bagi hasil musyarakah ini gak tetap kayak gitu 30:70 bisa aja 40:60, 20:80, itu tergantung banyaknya modal penyertaan kita ke mitra tadi…” Suyadi Cara pembagian hasil dengan akad musyarakah seperti contoh di atas dapat dilakukan dengan cara berikut: Pada contoh di atas didapati porsi bagi hasil yang disepakati adalah 30:70, dan lama perjanjian pengembalian pinjaman yang disepakati adalah 1 tahun. Ternyata pada bulan pertama si mitra mendapatkan keuntungan sebesar Rp.200.000, cara pembagian hasilnya adalah keuntungan yang Rp.200.000 itu dikalikan dengan 70 terlebih dahulu. Mengapa dikalikan 70? Karena memang modal yang diberikan koperasi kepada si mitra adalah sebesar 70 dari total modal yang dibutuhkan, oleh karena itu yang dibagi hasilnya kepada koperasi adalah modal yang 70 tersebut sebesar Rp.700.000. Setelah keuntungan Rp.200.000 dikalikan dengan 70 maka hasil yang diperoleh adalah Rp.140.000 dengan demikian maka ada sisa Rp.60.000 . Keuntungan sebesar Rp.60.000 itu langsung menjadi milik si mitra tanpa harus membaginya dengan koperasi. Kemudian sisa uang sebesar Rp.140.000 inilah yang dibagi lagi dengan porsi 30:70, maka hasilnya adalah untuk koperasi Rp.140.000 x 30 sama dengan Rp.42.000 dan untuk mitra Rp.140.000 x 70 sama Universitas Sumatera Utara 77 dengan Rp.98.000, oleh karena itu si mitra mendapatkan total keuntungan sebesar Rp.158.000. Dalam perjanjian musyarakah ini pengembalian modal penyertaan yang diberikan koperasi dapat dilakukan di akhir masa perjanjian kerjasama. secara matematis perhitungannya dapat kita lihat pada tabel di berikut ini: Tabel 7. Contoh cara bagi hasil pada perjanjian musyarakah Dari rincian perjanjian musyarakah di atas dapat kita jumpai lagi sebuah sistem pertukaran sosial, dimana hal ini memiliki kemiripan dengan tradisi potlatch yang ada pada masyarakat Indian di Amerika Utara. Pada tradisi potlatch akan kita temui unsur penyebaran kekayaan, unsur inilah yang juga diterapkan oleh koperasi syari’ah di mana setiap melakukan akad perjanjian dengan mitra maka koperasi akan memberikan rasio Kebutuhan modal untuk usaha: - Rp.1.000.000 Modal awal yang dimiliki: - Rp. 300.000 Kekurangan modal usaha yang harus dipinjam ke koperasi: - Rp. 700.000 Rasio bagi hasil: 30 Koperasi : 70 Mitra Keuntungan yang di dapat pada bulan pertama: - Rp.200.000 Maka : Rp.200.000 x 70 = Rp.140.0000 Sisa keuntungan : Rp.60.000 menjadi milik mitra Bagi hasilnya adalah: - Koperasi : 30 x Rp.140.000 = Rp. 42.000 - Mitra : 70 x Rp.140.000 = Rp. 98.000 Total yang didapatkan mitra adalah : Rp.60.000+98.000 = Rp.158.000 Universitas Sumatera Utara 78 bagi hasil yang lebih besar kepada mitra. Hal ini sesuai dengan tujuan koperasi yaitu mensejahterakan para anggotanya. Pada perjanjian ini unsur pertukaran resiprositas sebanding juga masih kita temukan, yaitu adanya waktu kesepakatan kapan uang tersebut akan dikembalikan, resiprositas sebanding mengedepankan unsur sosial kontrol pada pelaksanaannya sehingga apabila ada kerugian dan itu disebabkan karena sesuatu yang tidak bisa diterima akal, maka si mitra akan kehilangan nama baik dan reputasinya di mata koperasi dan juga angggota koperasi yang lain.

IV.2.3. Pertukaran pada akad perjanjian pembiayaan murabahah