Kasus Pertukaran pada perjanjian musyarakah

90 menghendaki barang atau jasa yang dipertukarkan mempunyai nilai yang sebanding, artinya uang yang dikeluarkan koperasi harus dikembalikan sebanyak jumlah yang dipinjam si mitra, kemudian disertai pula dengan perjanjian kapan pertukaran itu berlangsung, kapan memberikan, menerima, dan mengembalikan. Ciri resiprositas sebanding yaitu adanya norma-norma, aturan-aturan, atau sanksi- sanksi sosial untuk mengontrol individu-individu dalam melakukan transaksi. Oleh karena itu ketika terjadi kecurangan ataupun kerugian yang disebabkan oleh si mitra maka ia akan mendapatkan sanksi sosial berupa hilangnya reputasi nama baik di kalangan anggota dan pengurus koperasi. Hilangnya nama baik ini juga yang akhirnya diterima oleh si mitra sebagai konsekuensi dari ketidak disiplinannya melaksanakan kewajiban, dampak dari hal itu semua bermuara kepada hilangnya kepercayaan para pengurus koperasi dan anggota koperasi yang lain. Dari contoh kasus di atas kita dapat juga melihat bahwasannya menyelesaikan suatu kasus secara kekeluargaan akan lebih baik jika dibandingkan menyelesaikannya lewat jalur hukum, karena koperasi memang berazaskan kekeluargaan dalam melaksanakan usahanya.

IV.4.2. Kasus Pertukaran pada perjanjian musyarakah

Pada kasus di atas telah dipaparkan mengenai kasus perjanjian mudharabah yang merugikan pihak koperasi. Berikut ini akan kita Universitas Sumatera Utara 91 berikan contoh mengenai pertukaran pada akad musyarakah yang memberikan keuntungan kepada pihak koperasi dan mitra. Pembiayaan musyarakah ini dilakukan oleh saudara suyadi. Usaha yang dibiayai oleh koperasi kali ini adalah usaha minyak wangi yang berlokasi di Sumber Universitas Sumatera Utara. Jumlah pinjaman yang diberikan koperasi sebesar Rp.1.000.000. Waktu itu saya buka usaha minyak wangi non-alkohol di sumber....usahanya lumayan menguntungkan, jadi untuk nambah modal saya pinjam ke koperasi pakai perjanjian musyarakah sebanyak satu juta rupiah...Suyadi Modal yang dipinjam tersebut ternyata memberikan keuntungan kepada saudara Suyadi, usahanyapun maju pesat. Setelah itu pada tanggal 17 Februari 2008 koperasi membuka warung di Pajak USU kesempatan ini dimanfaatkan oleh Suyadi untuk membuka cabang dari kios minyak wanginya yang ada di Sumber, akhirnya lewat persetujuan pengurus koperasi maka beliau dipersilahkan untuk menjual minyak wanginya di koperasi dengan cara membayar sewa tempat setiap bulannya kepada koperasi. Usahanya memberikan keuntungan kepada dirinya dan juga kepada koperasi, dan saat ini dari usahanya beliau sudah mendapatkan sebuah sepeda motor baru yang digunakan sebagai alat untuk melancarkan usaha dagang minyak wanginya. Disamping itu usahanya ini juga membantu untuk membiayai kuliahnya dan hidupnya di kota Medan Universitas Sumatera Utara 92 ini sendiri tanpa harus membebankan hal itu kepada orangtuanya yang ada di kampung. Alhamdulillah dengan berkembangnya usaha minyak wangi ini saya bisa ngambil sepeda motor, dan ini sangat berguna untuk saya beli kebutuhan meracik minyak wangi dan mengantarkan pesanan minyak wangi....habis itu biaya hidup dan kuliah di Medan juga bisa diatasi....Suyadi. Sekarang ini usaha minyak wanginya yang di Sumber telah ditutup dan dipusatkan saja di warung koperasi yang ada di Pajak USU, hal ini dilakukannya untuk mempermudah kontrol keuangan dan juga menghemat pengeluaran uang sewa yang menurutnya semakin hari semakin mahal. Saya menutup kios di sumber karena di situ sewanya makin naik, alasan lainnya supaya mudah aja mengontrol keuangannya. Suyadi Kasus di atas merupakan salah satu contoh kasus pembiayaan dengan perjanjian musyarakah, dimana ada unsur pertukaran yang sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Marcell Mauss, dimana adanya unsur penyebaran kesejahteraan. Dan penyebaran kesejahteraan itu menghasilkan efek timbal balik yang saling menguntungkan antara koperasi dan mitranya. Kemudian di sana terdapat unsur resiprositas sebanding, dimana adanya unsur saling memberi dan menerima yang menguntungkan dan terikat oleh waktu, artinya perjanjian musyarakah ini terikat waktu kapan perjanjian itu berawal dan kapan perjanjian itu Universitas Sumatera Utara 93 berakhir dan ada unsur moral yang mengontrol perjanjian tersebut, karena bisa saja saat perjanjian itu berlangsung terjadi unsur kecurangan yang dilakukan si mitra dalam hal bagi hasil, namun karena sanksi moral berupa kehilangan nama baik dan reputasi menanti di depan mata si mitra maka akhirnya perjanjian ini berakhir dengan kebaikan di kedua belah pihak, dan apa yang diberikan koperasi dibalas dengan kebaikan oleh si mitra. Bisa aja waktu perjanjian ini saya buat kecurangan, namun saya berfikir dua kali untuk berbuat kayak gitu, sanksinya besar kali bisa- bisa nama baik dan reputasi saya di koperasi jadi buruk, lagian koperasi sudah banyak memberi kebaikan kepada saya di koperasi saya banyak belajar mengenai kewirausahaan, dan juga kepemimpinan jadi nggak mungkin apa yang diberi koperasi saya balas dengan yang lebih buruk.Suyadi

IV.4.3. Kasus Pertukaran pada perjanjian murabahah